Sukses

Minum Teh Bisa Bantu Meredakan Sakit Kepala, Ini Alasannya

Teh sering kali dikaitkan sebagai pereda sakit kepala, benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang mengandalkan teh untuk meredakan nyeri, sakit, atau stres. Salah satunya adalah untuk meredakan sakit kepala? Tapi apakah teh benar-benar dapat membantu meredakan gejalanya, atau justru memperburuknya?

Teh, minuman populer kedua setelah air, memiliki banyak manfaat kesehatan, termasuk meredakan pilek dan kecemasan. Bagi penderita sakit kepala, teh mungkin tampak solusi sederhana untuk meredakan nyeri dan tekanan kepala.

Namun, hubungan antara teh dan sakit kepala lebih rumit. Teh bisa menjadi obat dan penyebab sakit kepala, tergantung jenis teh dan orang yang mengonsumsinya.

Teh Bermanfaat Meredakan Sakit Kepala bagi Sebagian Orang

Dilansir dari Health, minum teh bisa menjadi cara untuk membantu meredakan sakit kepala. Salah satu alasannya adalah karena teh membantu meningkatkan asupan air dan menjaga hidrasi tubuh. Dehidrasi ringan dapat memicu sakit kepala, sehingga minum teh dapat membantu mencegahnya.

Bagi beberapa orang, kafein dalam teh juga dapat membantu meredakan sakit kepala. Kafein dapat membantu mengatasi pembuluh darah yang melebar, yang merupakan salah satu penyebab sakit kepala.

Selain itu, teh memiliki sifat menenangkan yang dapat membantu mengurangi stres. Stres dapat memicu sakit kepala tegang, sehingga minum teh dapat membantu meredakannya. Sebuah studi kecil menunjukkan bahwa orang yang minum empat cangkir teh setiap hari selama 6 minggu lebih baik dalam pulih dari stres.

Meskipun teh dapat membantu meredakan sakit kepala, penting untuk diingat bahwa setiap orang memiliki respons yang berbeda terhadap kafein dan teh. Jadi, jika Anda justru merasa bahwa teh memicu sakit kepala, sebaiknya hindari minum teh.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Teh Juga Bisa Memicu Sakit Kepala Untuk Sebagian Orang

Meskipun teh sering dianggap sebagai minuman yang menyehatkan, beberapa orang mungkin menemukan bahwa teh dapat memicu sakit kepala. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kandungan kafein dan tanin dalam teh.

"Teh tertentu—matcha, hitam, oolong, Earl Gray, dan lain-lain—mengandung kafein, dan bukti menunjukkan bahwa kafein berlebihan dapat memicu sakit kepala," kata Mascha Davis, MPH, RDN, seorang ahli gizi di Los Angeles.

Minum kafein berlebihan, baik dari teh maupun sumber lain, dapat menyebabkan ketergantungan. Jika seseorang tidak minum kafein seperti biasanya, mereka dapat mengalami gejala penarikan seperti sakit kepala.

Selain itu, kafein juga dapat mengganggu tidur, yang dapat menyebabkan sakit kepala. Efek sampingnya bisa muncul, terutama saat dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan tertentu.

Ashwagandha, bahan yang ditemukan dalam beberapa campuran teh herbal, dapat menyebabkan interaksi obat yang merugikan dan mengakibatkan sakit kepala.

Licorice, bahan teh herbal lainnya, dikaitkan dengan peningkatan kadar aldosteron dalam darah, yang dapat mengakibatkan sakit kepala.

Tannin, senyawa kimia alami dalam teh, dapat menyebabkan sakit kepala bagi beberapa orang. Senyawa ini dapat memengaruhi pelepasan serotonin, yang dapat memicu sakit kepala. Bukti terbatas menunjukkan bahwa tannin dapat mengganggu penyerapan zat besi, yang dapat menyebabkan sakit kepala karena defisiensi zat besi.

Terakhir, histamin, senyawa yang terdapat dalam teh hitam yang difermentasi, dapat memicu sakit kepala bagi individu yang intoleran terhadapnya.

"Beberapa teh (terutama teh hitam yang difermentasi) mungkin mengandung histamin, yang beberapa individu mungkin intoleran terhadapnya, menyebabkan gejala seperti sakit kepala, urtikaria, atau sumbatan hidung," jelas Davis.

Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan potensi efek samping teh, terutama bagi individu yang minum obat atau memiliki kondisi medis tertentu.

3 dari 3 halaman

Pilih Jenis Teh yang Cocok Untuk Dikonsumsi

Dengan kedua alasan yang saling bertolak belakang di atas, bukti ilmiah tentang hubungan teh dan sakit kepala masih belum konsisten. Sebuah studi yang diterbitkan tahun lalu dalam Scientific Reports bahkan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi Eropa.

Namun, bagi orang yang sensitif terhadap kafein, histamin, tannin, atau komponen teh lainnya, teh mungkin dapat memperburuk sakit kepala.

Beberapa jenis teh mungkin lebih membantu daripada yang lain dalam meredakan sakit kepala. Contohnya:

  • Teh peppermint: Mengandung mentol yang dapat menenangkan otot dan membantu meredakan sakit kepala tegang.
  • Teh jahe: Memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat mengurangi mual, bermanfaat untuk sakit kepala terkait masalah lambung.
  • Teh lavender: Diyakini memiliki sifat menenangkan yang dapat mengurangi stres dan membatasi sakit kepala.

Jenis teh lain yang mungkin membantu termasuk teh kunyit dan chamomile, tetapi penelitian lebih lanjut masih diperlukan.

Karena faktor-faktor seperti jenis teh dan sensitivitas individu dapat berperan, penting untuk bereksperimen dan menemukan apa yang terbaik untuk Anda. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk mendapatkan saran diet yang dipersonalisasi.

"Penting untuk dicatat bahwa respon individu terhadap teh dapat bervariasi, dan apa yang berhasil untuk satu orang mungkin tidak berhasil untuk orang lain," kata Davis. "Saya selalu merekomendasikan berkonsultasi dengan ahli gizi untuk mendapatkan saran diet yang dipersonalisasi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini