Sukses

Ammar Zoni Ditangkap Lagi, Dokter Ungkap Efek Narkoba yang Bikin Seseorang Jatuh di Lubang yang Sama

Ammar Zoni ketangkap lagi gegara narkoba. Kok bisa sih berulang kali jatuh di lubang yang sama? Ketahui efek narkoba rusak otak.

Liputan6.com, Jakarta - Aktor dan pemain sinetron Ammar Zoni kembali berurusan dengan polisi terkait dugaan kepemilikan narkoba. Ammar ditangkap pada Selasa 12 Desember 2023 malam saat tengah sendirian di apartemennya di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Dari penangkapan tersebut, polisi menemukan dua jenis benda terlarang yakni empat pake narkoba jenis sabu dan 1 paket kecil ganja seperti mengutip Showbiz Liputan6.com.

Saat ini polisi pun sudah menetapkan pemain yang terkenal dengan sinetron 7 Manusia Harimau itu sebagai tersangka atas kasus dugaan penyalahgunaan narkoba.

"Iya (sudah tersangka)," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi pada Rabu, 13 Desember 2023.

Penangkapan Ammar Zoni sontak membuat kaget masyarakat. Baru pada Oktober kemarin pria yang tengah menjalani sidang perceraian dengan Irish Bella ini keluar dari penjara gegara kasus sabu.

Lalu, tercatat juga pada 2017 pria 30 tahun itu tersandung kasus ganja dan mesti menjalani masa rehabilitasi sekitar satu tahun.

Kenapa Pengguna Narkoba Jatuh di Lubang yang Sama?

Dokter spesialis kedokteran jiwa Diah Setia Utama menuturkan bahwa seseorang yang menggunakan narkoba itu sifatnya kronis dan kambuhan layaknya orang yang sakit diabetes dan darah tinggi.

"Penyakitnya itu panjang, kambuh lagi. Nanti sehat, terus kambuh, masuk rumah sakit lagi," kata Diah lewat sambungan telepon ke Health Liputan6.com pada Rabu (13/12/2023).

Hal tersebut terjadi karena ketika seseorang kecanduan narkoba maka menimbulkan kerusakan di otak.

"Kecanduan (narkoba) itu kan yang dirusak otak ya, di dalam otak itu kan ada pusat kesenangan. Orang kenapa sih pakai narkoba? Ya karena merasa nyaman, merasa enak," kata Diah.

Ketika seseorang berulang kali menggunakan ganja, sabu, heroin atau narkoba jenis lainnya itu bakal meninggalkan memori di otak. Otak bakal mengingat bahwa usai mengonsumsi zat terlarang itu bisa membuat nyaman, tenang dan senang.

"Di pusat kesenangan otak itu ada memori yang mengingatkan dia pada situasi nyaman. Jadi , ketika dia tengah merasa jatuh, yang cuma dia ingat pakai sabu, ganja, heroin atau lainnya. Itu yang dicatat di otak," jelas wanita yang kini menjabat sebagai Widyaiswara Ahli Utama Badan Narkotika Nasional (BNN) ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Orang Kecanduan Narkoba, Bisa Kambuh 2-3 Kali Dalam Setahun

Mengingat dampak yang telah dilakukan narkoba pada otak, banyak orang yang awalnya sudah insaf kembali jatuh di lubang yang sama.

Terlebih pada orang yang sudah pada level kecanduan narkoba --bukan cuma penyalahgunaan-- beberapa penelitian menunjukkan dari 100 orang ada 60-70 persen yang kambuh.

"Bahkan seringkali dalam setahun kambuh bisa sampai 2-3 kali. Apalagi kalau tidak ada dukungan internal dan eksternal. Bikin seseorang mudah jatuh lagi," jelas wanita yang juga pernah menjabat sebagai Deputi Rehabilitasi BNN itu.

 

3 dari 4 halaman

Muncul Stressor, Bisa Bikin Pakai Narkoba Kembali

Stressor atau faktor-faktor yang membuat stres memang punya peran membuat seseorang mantan pengguna narkoba untuk kembali jatuh di lubang yang sama.

"Kalau ada stressor, apa pun itu stressornya yang bikin seseorang jadi mudah stres memang mendorong untuk pakai lagi," ungkap Diah.

Seperti diketahui saat ini Ammar tengah menjalani proses perceraian dengan Irish Bella di Pengadilan Agama Kota Depok. Lalu, ada juga yang menyebut bahwa ayahnya tengah sakit.

Maka agar tak kembali jatuh di lubang yang sama, penting sekali memiliki motivasi diri. Orang tersebut harus memiliki kemampuan dalam mencari solusi menyelesaikan masalah tidak dengan memakai narkoba.

"Memiliki pemikiran 'Kan kalau nyelesain masalah enggak harus dengan pakai (narkoba) lagi," tutur Diah.

Lalu, perlu dukungan dari orang-orang terdekat untuk membantunya tak lagi terjerumus ke narkoba. Hal ini lantaran, betapa kuatnya memori di otak yang merekam kesenangan dari narkoba.

"Selain dari orang tersebut, yang harus bantu bisa bertahan adalah lingkungan, baik itu keluarga dan siapa yang dekat dengan dia. Tanpa dukungan orang terdekat mudah jatuh," ungkap Diah.

4 dari 4 halaman

Disarankan Terus Berkonsultasi dengan Dokter

Diah mengingatkan bagi orang yang baru keluar dari rehabilitasi ketergantungan obat untuk terus melakukan konsultasi secara rutin dengan dokter yang merawat. Hal ini demi membantu orang tersebut lebih nyaman menjalani hidup dan diharapkan tak jatuh lagi mengonsumsi narkoba.

Sayangnya, berdasarkan pengalaman Diah, hanya segilintir orang yang melakukan hal tersebut. Banyak yang merasa sudah aman dan mampu serta mengerti bila menghadapi keinginan godaan narkoba.

"Tapi kan di luar orang-orang yang coba nawarin bisa lebih kuat lagi menawarkannya," kata Diah.

Pentingnya melakukan konsultasi secara teratur dengan psikiater yang merawat juga demi mendukung kesehatan mental mantan pengguna narkoba. Sering kali, usai keluar dari rehabilitasi orang tersebut tidak memiliki pekerjaan, punya permasalahan dengan keluarga atau pasangan, tidak merasa dihargai, tidak merasa dipercaya oleh orang lain.

"Makanya itu harus kembali kepada dokter yang merawat untuk berbagi cerita," kata Diah.

Dokter juga bisa membantu memberikan resep yang tepat untuk membantu orang tersebut menjalani kehidupan lebih baik.

"Orang-orang seperti ini biasanya juga alami gangguan susah tidur, ada cemas, ada depresi sehingga butuh dibantu obat supaya perasaannya nyaman," tutur wanita berkaca mata ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.