Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Pria Harus Tahu, Bahaya Diabetes Bisa Bikin Sulit Ereksi

Kaum adam wajib tahu, bahwa diabetes bisa berdampak pada gangguan ereksi pria.

Liputan6.com, Jakarta Diabetes ternyata dapat memengaruhi ereksi pada pria. Pria bisa mengalami gangguan fungsi seksual yang mana kondisi ini masuk kategori sebagai disfungsi ereksi.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endoktrin, metabolik dan diabetes Wardhana menuturkan komplikasi diabetes pada pasien. Salah satu contohnya, ada seorang wanita mengeluhkan suaminya yang tidak bisa memberikan kepuasan di ranjang.

Pria yang mempunyai riwayat penyakit diabetes itu mengalami gangguan ereksi.

"Komplikasi diabetes itu ya gagal ginjal, presentasenya 40 persen, kemudian ada stroke, serangan jantung, kebutaan akibat retinopati (kerusakan pembuluh darah pada jaringan retina), glaukoma (kerusakan saraf mata), katarak," ungkap Wardhana saat sesi 'Healthy Monday: Pahami dan Kendalikan Diabetes untuk Masa Depanmu' pada Senin, 27 November 2023.

"Ada juga laki-laki yang tiba-tiba ribut, istrinya ngeluh. Suaminya disfungsi ereksi."

Penyakit Penyebab Disfungsi Ereksi

Sebagaimana informasi dari laman RS EMC, penyebab disfungsi ereksi di antaranya, adalah diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung. Dengan demikian, disarankan bagi pria penderita penyakit tersebut sebaiknya kontrol ke urolog untuk memeriksa ada atau tidaknya disfungsi ereksi.

Bila disfungsi ereksi dideteksi lebih dini, maka terapinya relatif lebih mudah. Terapi terbaru mengatasi disfungsi ereksi adalah Low-Intensity Extracorporeal Shockwave Therapy (LI-ESWT). Terapi ini memberikan kesembuhan atau mengembalikan kemampuan ereksi pada pria tanpa obat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Luka Diabetes yang Sulit Berhenti

Komplikasi lain dari diabetes yang perlu diperhatikan pasien adalah bila terluka darah sulit berhenti. Maka sebisa mungkin hindari luka.

"Misalnya, berkebun terus enggak sengaja ketusuk paku. Dia diabetes, lukanya lama-lama enggak sembuh malah jadi infeksi bernanah, busuk. Mau tidak mau diamputasi," terang Wardhana yang berpraktik di RS EMC Alam Sutera itu. 

Wardhana melanjutkan, luka yang terjadi pada pasien diabetes tersebut termasuk gangguan dari pembuluh darah.

"Luka (pada pasien diabetes) itu masuknya komplikasi kronik atau menahun. Itu adalah gangguan pembuluh darah yang jauh dari jantung," sambungnya.

3 dari 4 halaman

Sebabkan Ketidakharmonisan dengan Pasangan

Sampai saat ini, disfungsi ereksi (DE) masih merupakan masalah yang menakutkan bagi kaum pria terutama karena dapat menyebabkan ketidakharmonisan hubungan dengan pasangan dan dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas hidup.

Dokter spesialis bedah urologi RS EMC Pulomas Johan R. Wibowo membeberkan, sebanyak dua pertiga dari kasus disfungsi ereksi disebabkan oleh kelainan fisik seperti diabetes melitus, hiperlipidemia (kolesterol yang tinggi), gangguan fungsi ginjal, dan gangguan fungsi liver.

Kemudian hipertensi, stroke, kelainan pada jantung (gagal jantung, penyakit jantung koroner), proses penuaan, dan gangguan hormonal (resistensi insulin, penurunan kadar testosteron).

Ada juga trauma daerah panggul (saluran sistem reproduksi pria) seperti setelah menjalani operasi prostat, mengonsumsi alkohol, merokok, atau konsumsi obat–obat penenang terus menerus dalam jangka waktu yang lama.

 

Disfungsi ereksi merupakan salah satu gangguan fungsi seksual yang umum ditemukan pada pria berusia di atas 40 tahun, tulis Johan, dikutip dari laman RS EMC.

Hampir 39 persen pria dengan disfungsi ereksi yang berusia 40-70 tahun memiliki tingkat keparahan sedang dan berat, sedangkan sebanyak 52 persen keparahannya ringan sampai berat.

 

 

4 dari 4 halaman

Perkiraan 322 Juta Laki-laki di Dunia Alami Disfungsi Ereksi

Dari sebuah studi yang dilakukan di Boston (AS) didapatkan kasus baru disfungsi ereksi sebanyak 24 orang per 1.000 pria. Diperkirakan pada akhir tahun 2025, sebanyak 322 juta laki-laki di dunia akan menderita disfungsi ereksi.

Johan R. Wibowo mengatakan, berbagai kemajuan dalam bidang pengobatan seperti terapi obat minum maupun tanpa obat minum seperti alat pompa vakum, obat suntik dan operasi telah banyak menolong pria dengan Disfungsi Ereksi.

Beberapa hal baru dalam terapi disfungsi ereksi, diantaranya adalah ditemukannya obat minum yang baru dan terapi gen.

Terapi Low-Intensity Extracorporeal Shockwave Therapy (LI-ESWT) pada pasien disfungsi ereksi merupakan inovasi yang unik karena dapat mengembalikan kemampuan ereksi spontan tanpa operasi, tidak menimbulkan nyeri, mudah dilakukan, sehingga pasien mempunyai harapan tidak perlu lagi mengonsumsi obat apabila akan melakukan hubungan seksual.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini