Sukses

Satu Warga Bandung Positif Mpox, Dinkes Jabar Sebar Surat Edaran Kewaspadaan

Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) telah menerbitkan surat edaran untuk mengantisipasi penyakit infeksi menular khusus cacar monyet atau monkeypox (Mpox).

Liputan6.com, Bandung Dinas Kesehatan Jawa Barat (Dinkes Jabar) telah menerbitkan surat edaran untuk mengantisipasi penyakit infeksi menular khusus cacar monyet atau monkeypox (Mpox). 

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat, Vini Adiani Dewi, surat edaran itu telah disebarkan ke 27 pemerintah kabupaten dan kota usai terkonfirmasi Mpox pada satu warga Bandung sepekan lalu.  

"Kami pun di dinkes provinsi tidak tinggal diam, dengan melakukan kembali sosialisasi (tentang cacar monyet atau Mpox). Guna mengingatkan kembali ke setiap kabupaten dan kota terutama ke dinas kesehatan serta Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat)," ujar Vini di Bandung, pada Kamis, 2 November 2023.

Vini mengatakan tingkat kewaspadaan paparan Mpox levelnya naik usai ditemukannya seorang warga Kota Bandung statusnya dinyatakan positif penyakit cacar monyet tersebut. Seperti diketahui, kasus pertama Mpox di Bandung terjadi pada pria 36 tahun yang kini tengah menjalani isolasi dan perawatan di RS Hasan Sadikin.

Kesiapsiagaan seluruh dinas kesehatan, rumah sakit dan puskesmas kembali ditingkatkan, meski harapan Vini jumlah kasus paparan penyakit Mpox di Jawa Barat tidak bertambah.

"Jangan sampai ada kasus Mpox baru tapi kami upayakan untuk tetap bersiap. Karena ada jalur - jalur pemeriksaan yang harus kita sepakati. Soalnya pemeriksaan baru bisa di BKPK Prof. Ummi Jakarta," kata Vini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Siapkan Tim Khusus Ahli Penyakit Infeksi Menular

Selain menyiagakan dinas kesehatan, rumah sakit dan puskesmas, Dinas Kesehatan Jawa Barat juga telah menyiapkan tim khusus dengan para ahli penyakit infeksi menular khusus di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS).

Tim khusus ini gunanya untuk menginformasikan tata laksana rujukan dan perawatan pasien Mpox kepada seluruh pengelola rumah sakit.

"Tidak semua kasus itu dirujuk ke Hasan Sadikin tetapi semua rumah sakit sebenarnya sudah mampu menangani monkeypox ini. Karena monkeypox ini penyebabnya adalah virus yang sebetulnya sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang baik, hampir sama dengan cacar air," jelas Vini.

 

3 dari 4 halaman

Pelacakan Kontak Erat Terus Dilakukan

Vini mengatakan selain telah menerbitkan surat edaran peningkatan kewaspadaan dan membentuk tim khusus penanganan penyakit Mpox, otoritasnya gencar melakukan pelacakan (tracing) kontak erat awal penularan penyakit ini.

Tindakan ini difokuskan kepada kasus pasien pria berusia 36 tahun yang positif Mpox itu dirujuk ke RS Hasan Sadikin pada Selasa, 24 Oktober 2023 dari Puskesmas Pasirlayung, Kota Bandung.

Vini menegaskan kemungkinan besar tracing dilakukan di sekitar Puskesmas Pasirlayung.

"Sebetulnya dari Hasan Sadikin mendapat berita dari Kementerian Kesehatan, kami langsung melakukan rapat bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Bandung. Dimana kalau untuk kami sifatnya adalah mengingatkan, menyebarluaskan bahwa (Mpox) sudah masuk ke Jawa Barat kepada seluruh kabupaten/kota," ujar Vini.

Selanjutnya, Vini menambahkan, Dinkes Kota Bandung melakukan survei epidemiologi terhadap kasus Mpox di Bandung tersebut.

Salah satu langkah survei epidemiologi ini adalah melakukan pelacakan pemicu terjadinya infeksi yang diakibatkan oleh virus Mpox.

Tujuan dari pelacakan tersebut yakni memutus mata rantai penyebaran virus, baik dari lingkungan keluarga, masyarakat ataupun kelompok lain yang pernah memiliki riwayat kontak erat dengan pasien positif Mpox.

Hingga kini belum diketahui pemicu warga Kota Bandung positif terinfeksi Mpox. Namun sebut Vini, riwayat pengobatannya dapat diketahui dengan jelas.

"Pasien awalnya berobat ke Klinik Mawar, karena tidak ada perubahan (lalu) berobat ke Puskesmas Pasirlayung. Dan, dari Puskesmas Pasirlayung dirujuk ke (RS) Hasan Sadikin, itu awalnya. Pertama kali masuk ke Hasan Sadikin itu pada 23 Oktober," kata Vini.

 

4 dari 4 halaman

Pemeriksaan Spesimen Pasien Mpox

Pada tanggal yang sama langsung dilakukan pemeriksaan spesimen pasien tersebut dikirim ke BKPK Prof. Ummi di Jakarta.

Vini menerangkan pengiriman sampel Mpox ke Jakarta ini karena yang diberikan mandat oleh Kementerian Kesehatan hanya satu tempat tersebut.

"Informasi yang saya terima pasien positif Mpox di RS Hasan Sadikin sudah mulai membaik dan stabil kondisinya. Cuman harus dirawat 20 - 28 hari saja di ruang isolasi agar tidak menular ke yang lainnya," ucap Vini.

Vini menjelaskan sebelum diketahui positif terinfeksi Mpox, pasien mengalami gejala demam kemudian timbul bintik merah.

Bintik merah ini kemudian berisi cairan nanah. Kondisi ini diperparah dengan penyakit penyerta yang kini diderita oleh pasien.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.