Sukses

Belum Banyak Bukti soal Manfaat Kesehatan Bunga Melati, Bagaimana Jika Diolah dengan Teh?

Selain memiliki filosofi dan keindahan tersendiri, bunga melati juga disebut-sebut memiliki manfaat bagi kesehatan.

Direview oleh:
dr Ainni saat ini adalah dokter umum di Rumah Sakit Bakti Timah, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.

Liputan6.com, Jakarta - Melati (jasminum sp) adalah bunga putih berukuran kecil yang erat kaitannya dengan masyarakat Indonesia.

Bunga ini kerap digunakan sebagai hiasan kepala dan kalung bagi pasangan pengantin. Selain indah, bunga melati juga memiliki wangi yang khas.

Warna putih pada bunga ini melambangkan kesucian dan sempat diabadikan dalam sebuah lagu ciptaan Guruh Soekarno Putra berjudul “Melati Suci”.

Selain memiliki filosofi dan keindahan tersendiri, bunga melati juga disebut-sebut memiliki manfaat bagi kesehatan.

Melansir Web MD, meski belum cukup bukti, melati dikenal sebagai tanaman yang bunganya digunakan untuk membuat obat. Termasuk obat untuk keluhan-keluhan berikut:

  • Penyakit hati (hepatitis)
  • Nyeri akibat jaringan parut hati (sirosis)
  • Sakit perut akibat diare parah (disentri)
  • Mencegah stroke
  • Obat relaksasi (obat penenang)
  • Peningkat hasrat seksual (sebagai afrodisiak)
  • Pengobatan kanker.

Melati juga kerap digunakan di permukaan kulit untuk mengatasi penyakit kulit serta mempercepat penyembuhan luka. Melati dapat pula dihirup untuk meningkatkan mood (suasana hati), mengurangi stres, dan mengurangi nafsu makan. Namun, perlu penelitian lebih mendalam soal manfaat-manfaat tersebut.

Dalam makanan, melati digunakan untuk memberi rasa pada minuman, makanan penutup, permen, makanan yang dipanggang, gelatin, dan puding. Tak heran kita sering menemukan minuman rasa melati seperti teh melati.

“Di bidang manufaktur, melati digunakan untuk menambah keharuman pada krim, lotion, dan parfum,” mengutip Web MD, Selasa (5/9/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kebiasaan Minum Teh Melati

Di Indonesia, konsumsi teh melati adalah hal lumrah. Begitu pula di berbagai negara lain, orang-orang telah menikmati teh melati selama berabad-abad.

Teh dan melati dibudidayakan di Tiongkok pada masa Dinasti Tang (618-907). Namun, diperkirakan sudah meminum teh melati bahkan sebelum masa itu. Bagi banyak orang, meminum teh melati merupakan pengalaman yang menyenangkan dan menyehatkan.

Teh melati adalah teh beraroma bunga dari tanaman melati. Teh ini sebenarnya hanyalah teh biasa yang ditambahkan bunga melati agar tercipta aroma dan rasa yang unik.

Meski sebagian orang membuat teh melati dengan oolong atau teh hitam, minuman tradisionalnya menggunakan daun teh hijau. Pada metode klasik, petani melapisi daun teh hijau dengan bunga melati agar aromanya meresap ke dalam teh.

Meskipun aroma melati menambah dimensi lain pada pengalaman minum teh, sebagian besar manfaat teh melati bagi kesehatan berasal dari teh itu sendiri.

3 dari 4 halaman

Informasi Nutrisi Teh Melati

Seperti kebanyakan teh, teh melati tidak memiliki nilai gizi kecuali ada penambahan susu atau bahan makanan lain ke dalamnya.

Satu cangkir teh melati mengandung:

  • Kalori: 0 gram
  • Protein: 0 gram
  • Lemak: 0 gram
  • Karbohidrat: 0 gram
  • Serat: 0 gram
  • Gula: 0 gram.

Teh melati juga mengandung beberapa vitamin dan mineral yang berasal dari daun teh hijau yakni:

  • Zat besi
  • Seng
  • Kalium
  • Tembaga.
4 dari 4 halaman

Potensi Manfaat Kesehatan dari Teh Melati

Penelitian telah menunjukkan beberapa manfaat kesehatan dari minum teh melati, tapi efek positifnya paling banyak datang dari teh hijau, bukan dari melatinya.

Teh melati kaya akan antioksidan polifenol. Antioksidan yang terkandung dalam teh ini dapat melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Teh hijau kaya akan antioksidan, termasuk jenis yang disebut katekin. Para ilmuwan khususnya tertarik pada satu katekin tertentu: epigallocationchin gallate atau EGCG.

Katekin yang terkandung dalam teh melati dapat membantu melindungi gigi dari kerusakan dengan membunuh bakteri pembunuh plak, seperti Streptococcus mutans. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa teh melati dapat memerangi bau mulut dengan mengurangi bakteri yang dapat menyebabkan bau.

Teh melati mengandung senyawa EGCG yang dapat membantu tubuh menggunakan insulin lebih efektif dan mengurangi kadar gula darah. Analisis dari 12 studi menunjukkan bahwa minum 3 cangkir teh melati setiap hari dikaitkan dengan penurunan risiko terkena diabetes tipe-2.

Ekstrak teh hijau disebut dapat mencegah tumor dalam berbagai penelitian pada hewan. Namun, para ilmuwan gagal untuk secara konsisten menduplikasi hasil ini dalam penelitian pada manusia.

Meski begitu, beberapa ilmuwan meyakini teh hijau dapat mengurangi risiko kanker. Mereka berpendapat bahwa banyaknya variabel dalam penelitian pada manusia menyulitkan pembuktian ini. Dengan kata lain, topik tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut.

Dalam penelitian lain disebut bahwa aroma teh melati dapat meningkatkan mood. Aromanya juga memberikan efek menenangkan pada sistem saraf otonom yang mengontrol pernapasan, detak jantung, dan pencernaan.

Teh melati dianggap dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan akibat nyeri sendi dan radang sendi. Tak hanya itu, sifat anti-inflamasi yang dimilikinya juga dapat mengurangi pembengkakan dan radang pada sendi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.