Sukses

Kata Pakar soal Gizi Tengkleng, Kuliner Solo yang Masih Eksis dari Zaman Penjajahan hingga Kini

Tengkleng menjadi salah satu kuliner Solo yang sudah ada sejak zaman penjajahan dan masih eksis hingga saat ini. Ternyata, tengkleng punya nilai gizinya tersendiri, lho.

Liputan6.com, Jakarta Sebagian dari Anda mungkin sudah tak asing lagi dengan tengkleng, kuliner asal Solo yang sudah tercipta sejak zaman penjajahan. Tengkleng masih eksis hingga kini dan bisa dinikmati oleh lintas generasi.

Tengkleng menggunakan bahan utama berupa tulang kambing. Biasanya, ada macam-macam bumbu yang digunakan untuk menambah kenikmatan tengkleng.

Salah satu tempat makan tengkleng yang terkenal di kota Solo, Jawa Tengah adalah Sate Kambing dan Tengkleng Rica-Rica Pak Manto. Diketahui, Tengkleng Pak Manto sudah berdiri sejak tahun 1990 lalu.

Tengkleng bisa menjadi pilihan untuk disantap bersama menu lainnya. Selain nikmat bagi para pecinta daging kambing, tengkleng turut memiliki kandungan gizi, lho.

Tengkleng, Sumber Protein Hewani

Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Ir Ahmad Sulaeman mengungkapkan bahwa tengkleng dan kawan-kawannya seperti sate kambing, gulai, hingga tongseng bisa menjadi pilihan sumber protein hewani.

"Tengkleng sumber protein hewani yang sangat baik, dari kambing atau domba. Daya cernanya lebih bagus," ujar Ahmad saat mengunjungi Sate Kambing dan Tengkleng Rica-Rica Pak Manto di acara Jelajah Gizi 2023 bersama Danone Indonesia dan Citilink ditulis Sabtu, (19/8/2023).

Selain itu, Ahmad menambahkan, daging termasuk dari kambing atau domba seperti yang digunakan untuk tengkleng kuliner Solo ini punya kandungan zat besi dan asam lemak omega 3.

"Jangan lupa daging bukan hanya sumber protein. Tapi juga sumber zat besi yang bisa langsung diserap oleh tubuh kita. Bisa mengurangi anemia," kata Ahmad.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tengkleng dan Kawannya Cocok untuk Pemilik Darah Rendah

Lebih lanjut Ahmad mengungkapkan bahwa daging kambing dan domba punya kandungan zat besi. Serta, cocok dikonsumsi bagi Anda yang punya anemia.

"Jadi yang kurang darah, boleh mengonsumsi tengkleng," kata Ahmad.

Selain itu, Ahmad mengungkapkan bahwa sumsum yang ada pada kambing turut berkontribusi sebagai tempat pembentukan zat besi.

"Sumsumnya ini juga tempat pembentukan zat besi. Otomatis sumsum sumber zat besi yang mudah diserap dan sumber asam lemak omega 3," ujar Ahmad.

3 dari 4 halaman

Tips Olah Daging Kambing agar Tidak Alot dan Bau

Saat tim Health Liputan6.com mencoba menu yang ada di Sate Kambing dan Tengkleng Pak Manto, tidak tercium ada bau kambing yang biasanya mengganggu. Serta, daging kambing yang disediakan sendiri tidak alot.

Vita selaku penerus generasi kedua Sate Kambing dan Tengkleng Pak Manto pun mengungkapkan bahwa dirinya punya kriteria khusus daging kambing yang digunakan selama ini.

"Sebenarnya ada kriteria daging kambing yang kita pakai. Jadi dia adalah daging kambing yang enggak peduli usianya berapa, yang penting dia (kambing) gemuk. Kalau kurus dia pasti alot," ujar Vita.

Vita menambahkan, daging kambing yang digunakan juga diolah dengan 14 jenis rempah. Sehingga daging kambing dan tulangnya menjadi tidak bau.

"Ada jahe, sereh, kemiri, asam jawa, kunyit," kata Vita.

4 dari 4 halaman

Penuhi Gizi Harian Melalui Pangan Lokal

Dalam kesempatan yang sama, Ahmad mengungkapkan bahwa kekayaan pangan lokal, salah satunya tengkleng yang diolah sedemikian rupa sebenarnya tak kalah dengan makanan internasional.

"Kekayaan pangan yang diolah menjadi sebuah kuliner sesuai dengan karakter suatu daerah membuat Indonesia memiliki beragam cita rasa lokal yang membuat keunikannya tidak kalah dengan makanan internasional. Seperti halnya pangan di kota Solo yang juga bergizi seperti tengkleng," ujar Ahmad.

Menurut Ahmad, pangan lokal bisa dikonsumsi untuk memenuhi gizi harian. Bahkan, hal itu menjadi langkah awal agar pemenuhan gizi bisa terjadi secara berkelanjutan ke depannya.

"Konsumsi gizi seimbang dengan menggunakan bahan alami yang didapat dari alam bisa juga dengan memanfaatkan pangan lokal, dan ini merupakan langkah awal untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi harían tersebut secara berkelanjutan," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.