Sukses

Heboh Kasus Antraks di Gunungkidul, Menkes Budi: Bila Positif Bisa Diberi Antibiotik

Hal ini disampaikan Budi Gunadi merespons kasus penularan antraks dari hewan ternak kepada manusia yang saat ini mewabah di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Terlebih lagi, kasus kali ini ada tiga orang meninggal dunia.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin (Menkes Budi) menyampaikan orang yang positif antraks dapat diberikan antibiotik. Tujuannya, untuk membunuh bakteri penyebab antraks.

Hal ini disampaikan Budi Gunadi merespons kasus penularan antraks dari hewan ternak kepada manusia yang saat ini mewabah di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Terlebih lagi, kasus kali ini ada tiga orang meninggal dunia.

“Di kita adalah untuk orang, kalau sudah terkena (antraks) itu bisa dikasih antibiotik tertentu supaya membunuh bakteri-bakteri,”  ujar Budi Gunadi usai Rapat Paripurna di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa, 11 Juli 2023.

“Nah, ini memang salah satu contoh bagaimana kesehatan itu berhubungan antara manusia dengan hewan.” 

Hewan Positif Antraks Harus Dibakar, Tidak Boleh Dimakan

Selanjutnya, Budi menyampaikan apabila hewan ternak mati kena antraks, daging tersebut tidak boleh dimakan. 

“Hewan yang kemudian meninggal atau mati, hewan yang mati itu perlu diperiksa, apakah dia ada bakteri antraksnya atau enggak,” terang Budi Gunadi. 

“Kalau ini ada (bakteri antraks) harus dibakar, (dagingnya) tidak boleh dimakan.”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Hewan Ternak Perlu Divaksinasi

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam penanganan antraks di Gunungkidul.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menuturkan dirinya akan melakukan pertemuan dengan Kementan. Salah satu poin penting mengenai hewan ternak perlu divaksinasi agar mencegah terjadinya penularan antraks pada manusia.

“Di sisi hewannya, dari sekarang kita sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian. Karena ini hewan kan di luar tupoksinya kita,” tuturnya. 

“Hewan-hewan itu perlu sama seperti penyakit menular, perlu divaksinasi. Saya nanti akan meeting dengan Kementerian Pertanian agar hewan itu bisa divaksinasi.”

 

3 dari 3 halaman

Pengobatan Penyakit Antraks

Tentang pengobatan antraks sebagaimana tata laksana dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),  pasien dengan antraks perlu dirawat di rumah sakit, dan diberikan antibiotika.

"Mereka yang berpotensi terpapar dengan spora antraks dan belum ada gejala maka dapat diberikan pengobatan pencegahan (prophylactic treatment)," kata Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama melalui pesan singkat, Jumat (7/7/2023).

Sementara Center of Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menuliskan antibiotik bekerja melalui dua cara, membunuh bakterinya dan membuat antraks tidak berkembang. 

"Dua jenis antibiotika yang dapat digunakan untuk menangani antraks ini adalah siprofliokasin dan doksisiklin. Dua antibiotika ini juga digunakan sesudah seseorang terpapar bakteri/spora antraks atau post-exposure prophylaxis (PEP)," lanjut Tjandra Yoga.

"Antibiotika dapat diberikan sampai 7 hari dan bahkan 60 hari."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.