Sukses

Kemenkes: 93 Orang Positif Antraks di Gunung Kidul Yogyakarta

Setelah tahun lalu nihil, Gunung Kidul melaporkan pada tahun ini ada 93 orang positif antraks. Kemenkes tengah mencari tahu sumber penularannya.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan bahwa hasil tes serologi menunjukkan ada 93 orang positif antraks di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Sejauh ini baru kasus di Gunung Kidul yang terjadi pada tahun ini dengan total 93 positif serologi dan kami masih melakukan penyelidikan epidemiologi," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi.

Nadia juga mengungkapkan bahwa sebagian orang yang terkena antraks kini sudah sembuh. Namun, masih ada juga yang dirawat.

Sayangnya, dari kasus antraks ini ada tiga orang yang meninggal. Hasil pemeriksaan terhadap seluruh kasus meninggal melalui genom sekuensing menunjukkan hasil positif antraks.

"Dalam pemeriksaan, menunjukkan hasil positif antraks di dalam tubuhnya," kata Nadia seperti mengutip Antara.

Penyelidikan Epidemiologi

Kemenkes hingga saat ini masih melakukan penyelidikan epidemiologi kasus antraks di dua yang ada di Gunung Kidul yakni Kecamatan yakni Semanu dan Karangmojo untuk mengukur sebaran hingga penyebab pasti penularan virus.

Dugaan sementara kejadian itu disebabkan konsumsi daging sapi yang berlangsung saat perayaan Idul Adha 1444H/2023, sebab Kabupaten Gunung Kidul termasuk dalam daerah endemi antraks.

"Sapi bisa tertular saat memakan rumput yang mengandung virus antraks. Ada juga kemungkinan virus antraks yang selama ini mengendap di bawah tanah terangkat karena aktivitas penggarap, sebab antraks bisa bertahan hidup lama di permukaan tanah," kata Nadia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Selektif Pilah Daging

Nadia mengatakan agar selektif memilah kualitas daging sapi, khususnya yang berasal dari peternakan di kawasan endemi antraks.

Kepada masyarakat yang beternak, Nadia berpesan agar menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu bot, sarung tangan, hingga pakaian yang menutup seluruh bagian tubuh ketika beternak.

 

3 dari 3 halaman

Tentang Antraks

Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Profesor Tjandra Yoga Aditama menjelaskan tentang apa itu antraks.

Tjandra Yoga Aditama menjelaskan bahwa antraks (Anthrax) merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis.

Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia.

Penyakit ini bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Bakteri penyebab antraks, apabila terpapar udara, akan membentuk spora yang sangat resisten terhadap kondisi lingkungan dan bahan kimia termasuk desinfektan tertentu dan dapat bertahan di dalam tanah, sehingga kadang-kadang antraks juga disebut “penyakit tanah”.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini