Sukses

Minum Oralit agar Tak Dehidrasi Saat Puasa, Dokter: Sama Sekali Bukan Kebutuhan Wajib

Pakar menyebut minum oralit saat puasa di bulan Ramadhan boleh saja tapi bukan kebutuhan wajib

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari lalu, perbincangan terkait oralit viral di media sosial. Minum oralit disebut-sebut bisa membantu tubuh agar terhidrasi selama menjalani puasa di bulan Ramadhan.

Hal inipun mengundang banyak komentar dari berbagai pihak. Ternyata, tak sedikit yang menilai pernyataan terkait minum oralit untuk sahur dan buka puasa sudah cukup untuk membantu tubuh terhindar dari dehidrasi sebenarnya keliru.

Ada pula yang ikut meluruskan soal minum oralit selama bulan Ramadhan ini. Salah satunya dilakukan dokter spesialis penyakit dalam sekaligus pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang aktif di Twitter, Prof Zubairi Djoerban.

Menurut Zubairi, minum oralit saat sahur agar tidak dehidrasi merupakan hal yang sah-sah saja. Hanya, oralit sama sekali bukanlah kebutuhan wajib.

"Sahur minum oralit agar tidak dehidrasi? Boleh saja. Tapi itu sama sekali bukan kebutuhan wajib," ujar Zubairi mengutip cuitannya pada laman Twitter dengan akun @ProfesorZubairi, Senin (27/3/2023).

Boleh Minum Oralit dan Cairan Lain Apa Saja Asal Tak Berlebihan

Zubairi mengungkapkan bahwa konsumsi minuman apapun sebenarnya boleh-boleh saja ketika sahur dan buka puasa di bulan Ramadhan. Hal yang perlu diingat hanya konsumsinya yang sebaiknya tidak berlebihan.

"Artinya Anda mau minum jus, susu, kopi, jahe, silakan saja konsumsi yang disuka. Jangan banyak aturan dan larangan," kata Zubairi.

Bahkan, Zubairi ikut mengakui jikalau terkadang dirinya masih makan gorengan.

"Saya pun terkadang makan gorengan. Ya asal jangan berlebihan," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Minum Oralit untuk Apa? Salah Satunya Mengatasi Dehidrasi, Bukan Mencegah

Pendapat lain diungkapkan oleh Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Profesor Ari Fahrial Syam. Ari menjelaskan bahwa oralit dapat digunakan untuk mengatasi dehidrasi, bukan mencegah.

"Jadi, kalau kita mengalami dehidrasi, maka kita mengonsumsi oralit. Namun (oralit) bukan untuk mencegah dehidrasi," kata Ari mengutip laman Antara.

Bahkan, Ari mengungkapkan bahwa orang dengan kondisi kesehatan tertentu tidak boleh mengonsumsi oralit tanpa dasar. Pasalnya, oralit mengandung gula dan garam yang bisa membuat kenaikan kadar gula darah pada orang dengan diabetes.

Dampak Minum Oralit pada Pasien-Pasien Tertentu

Sedangkan pada orang yang punya tekanan darah tinggi, oralit justru bisa memengaruhi kesehatan karena tingginya kadar garam di dalamnya.

"Oralit itu mengandung garam dan gula. Jadi pada orang-orang tertentu, yang misalnya punya masalah diabetes, gulanya bisa naik," kata Ari.

"Kalau dia mempunyai hipertensi, maka tekanan darahnya bisa tinggi."

3 dari 4 halaman

Dehidrasi karena Puasa, Apa Benar Berbahaya?

Lebih lanjut dalam cuitan berbeda, Zubairi menjelaskan terkait dehidrasi saat puasa. Menurutnya berdasarkan penelitian, dehidrasi karena puasa sampai sakit kepala sebenarnya tidak berbahaya.

Pasalnya, dehidrasi saat puasa berbeda dengan dehidrasi lainnya yang terjadi akibat hilangnya cairan atau diare berat yang dialami seseorang.

"Dehidrasi karena puasa sampai sakit kepala itu bahaya? Penelitian menunjukkan itu tidak bahaya bagi kesehatan," kata Zubairi.

"Dehidrasi saat puasa beda dengan hilangnya cairan pada atlet dan diare berat. Asal mencukupi cairan setelah buka puasa dan sahur, ya aman-aman saja," tambahnya.

Biasanya, menurut Zubairi, lemas dan pusing yang terjadi saat puasa dapat berkurang ketika seseorang tetap aktif beraktivitas lewat bekerja atau olahraga ringan.

"Teman saya selalu lemas dan pusing kalau puasa, kenapa? Puasa ya begitu. Makanya harus tetap aktif. Jangan diam dan tidur saja. Bisa juga kan olahraga ringan atau berkebun, atau bekerja," ujar Zubairi.

4 dari 4 halaman

Pusing Ketika Puasa, Apa Bisa karena Tidak Minum Kopi?

Dalam kesempatan yang sama, Zubairi mengungkapkan bahwa salah satu pertanyaan yang sering diterimanya saat puasa berkaitan dengan kepala pusing. Ada yang menanyakan soal konsumsi kopi yang berkurang.

Zubairi mengungkapkan bahwa hal itu umum terjadi. Tetapi, tubuh nantinya bisa menyesuaikan dengan berkurangnya asupan kafein tersebut. Alhasil, pusing pun bisa mereda sendiri nantinya.

"Saya kok merasa pusing di siang hari, mungkin karena gak minum kopi kali ya prof? Pada awalnya memang sakit kepala. Namun akan mereda selama berjalannya bulan puasa, karena tubuh kan harus menyesuaikan diri tanpa kafein di siang hari," kata Zubairi.

Zubairi menjelaskan, ada pula yang mengungkapkan bahwa puasa membuat lesu dan mengantuk. Menurutnya sendiri, puasa justru bikin otak lebih tahan terhadap banyak hal.

"Kenapa ya puasa bikin lesu dan mengantuk? Tidak juga ya. Studi menunjukkan bahwa puasa itu justru bikin otak lebih tahan terhadap stres, lebih mudah adaptasi terhadap perubahan, serta dapat meningkatkan daya ingat, dan kemampuan belajar," ujar Zubairi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.