Sukses

Menkes Budi Pastikan Belum Ada Tambahan Kasus Varian Kraken di RI

Liputan6.com, Jakarta Semenjak ditemukan pasien berkewarganegaraan Polandia yang positif varian Kraken pada 11 Januari 2023, belum ada lagi penambahan kasus serupa di Indonesia. Artinya, kasus varian Kraken atau subvarian Omicron XBB 1.5 ini baru dilaporkan satu yang terjadi.

Hal di atas disampaikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin. Bahwa penelusuran Whole Genome Sequencing (WGS) belum diperoleh lagi temuan kasus varian Kraken lainnya.

"Varian Kraken belum ada (penambahan) sampai sekarang," terang Budi Gunadi saat ditemui Health Liputan6.com usai acara HUT Holding BUMN Farmasi di The Tribrata Darmawangsa Jakarta pada Selasa, 31 Januari 2023.

Diakui Budi Gunadi pada Kamis (26/1/2023), subvarian Omicron CBB 1.5 atau Kraken sedikit naik di AS. Hal ini berbeda dengan varian BA.5, yang mana menyebar cepat di Eropa dan Asia (BQ.1, XBB).

"Kalau saya melihatnya, Kraken itu naik sedikit di AS. temen-temen kalau lihat yang BA.5 di Eropa tinggi, BQ.1, XBB itu di Jepang, China tinggi," ucapnya usai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Transisi Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Gedung AA. Maramis, Kementerian Koordinator Perekonomian Jakarta.

"Itu di Indonesia, dua kali gelombang anak dan 'cucunya' Omicron itu, Enggak naik tinggi. Kenapa? Karena itu tadi, imunitas populasi kita baik, hasil sero survei kita baik."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tak Ada Pengetatan

Menkes Budi Gunadi Sadikin tidak menekankan secara jelas terkait pengetatan soal adanya varian Kraken yang sudah masuk ke Indonesia.

Hanya saja, ia meminta masyarakat tidak panik. Mobilitas masyarakat yang tinggi sekarang harus tetap diiringi dengan protokol kesehatan seperti memakai masker di dalam ruang atau situasi ramai dan kerumunan.

"Pesan saya ke masyarakat, tidak usah panik. Kalau di dalam ruangan padat, merasa batuk atau ada temennya batuk-batuk, pakai masker seperti protokol kesehatan biasa," terang Budi Gunadi.

"Sama seperti influenza, diare, tuberkulosis (TB), (demam berdarah) dengue. Pesan yang penting adalah dibooster deh terutama untuk yang tua (lansia) dan komorbid, gitu aja."

Demi mengantisipasi varian Kraken, Menkes Budi Gunadi kembali menekankan pentingnya vaksinasi booster. Hal ini juga sebagai antisipasi bentuk perlindungan dan meningkatkan kekebalan terhadap virus SARS-CoV-2.

"Peningkatan kekebalan dengan protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan, vaksinasi booster," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Tak Ada Bukti Timbulkan Penyakit Parah

Perkembangan Omicron Kraken perlu diwaspadai, khususnya oleh Kementerian Kesehatan RI. Menurut mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama, ada setidaknya tiga hal yang harus diperhatikan.

"Pertama, mendeteksi adanya kemungkinan kasus, artinya dengan test PCR dan pemeriksaan Whole Genome Sequencing. Kedua, melakukan pelacakan kontak secara intensif, apalagi karena ini memang lebih mudah menular," papar Tjandra kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Kamis (25/1/2023)

"Ketiga, mengupayakan ketersediaan vaksin bivalen (yang dapat untuk varian lama dan juga Omicron) bagi rakyat kita. Sambil nanti secara ilmiah dinilai kembali efektifitas vaksin kalau-kalau akan ada varian atau sub varian berikutnya di waktu-waktu mendatang."

Tjandra Yoga menyebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memang menyatakan bahwa XBB.1.5 sejauh ini bentuk Omicron yang paling mudah menular.

"Di sisi lain, WHO juga menyatakan, tidak ada bukti ilmiah bahwa Kraken ini menimbulkan penyakit lebih parah. Tentu ini masih fase2 awal kemunculannya dan kita lihat perkembangannya di waktu mendatang," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.