Sukses

Satgas COVID-19 IDI: Cegah Penularan agar Tak Terus Terjadi Mutasi Virus

Cegah penularan COVID-19 agar tak terjadi mutasi virus SARS-CoV-2.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan mengingatkan masyarakat agar mengupayakan mencegah penularan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Bila tingkat penularan rendah maka rendah pula kemungkinan virus mengalami mutasi yang menimbulkan varian baru. 

Saat ini, varian BA.5 yang mendominasi penularan COVID-19 di Indonesia. Beredar juga XBB dan BF.7 yang juga masih anakan Omicron di Indonesia dengan angka penularan yang relatif rendah.

"Tapi kalau ini dibiarkan atau terjadi pembiaran ya bermutasi, sebaiknya kita mencegah penularan yang terjadi. Kalau kita gagal mencegah penularan virus maka kemungkinan besar akan menimbulkan varian baru," kata Erlina dalam diskusi daring bersama wartawan pada Sabtu, 14 Januari 2023.

Sementara bila mutasi terus terjadi varian yang muncul tidak bisa diprediksi bakal seperti apa.

"COVID-19 ini unpredictable (tak dapat diprediksi)," katanya.

Ia mencontohkan varian Omicron yang dalam perkembangannya memiliki banyak turunan. Salah satunya XBB. Di negara tetangga, yakni Singapura, XBB bisa membuat gelombang baru tapi hal tersebut tidak terjadi di Indonesia.

Lalu, salah satu turunan Omicron yakni XBB memiliki anakan lagi bernama XBB.1.5.

"Di Amerika Serikat, XBB.1.5 atau virus Kraken ini katanya memiliki penularan paling tinggi walau gejala klinis ringan. Ya kalau ngikutin ini (mutasi) terus ya capai," kata wanita yang juga dokter spesialis paru di RS Persahabatan Jakarta ini.

"Supaya tidak ada varian baru, maka kita hambat mutasi jangan virus ini bersirkulasi antar manusia," kata Erlina.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kasus Harian di Bawah 500

Pemerintah sudah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir 2022. Sejak pencabutan tersebut, kasus COVID-19 di Indonesia bertambah di angka ratusan.

Pada Sabtu, 14 Januari 2023 terjadi penambahan kasus baru COVID-19 sebanyak 389. Hari sebelumnya, Jumat, 13 Januari 2023 menunjukkan bahwa penularan COVID-19 masih ada di masyarakat. Bertambah 363 kasus COVID-19 di Indonesia, sehingga akumulasinya menjadi 6.725.458.

Sementara itu, pada 12 Januari 2023 penambahan kasus COVID-19 di angka 412. Hari sebelumnya juga tak jauh berbeda. Terjadi penambahan kasus baru COVID-19 sebanyak 402 di Tanah Air.

 

3 dari 3 halaman

Pakai Masker Harus Tetap Dilakukan di Keramaian

Salah satu upaya mencegah agar tidak terjadi penularan COVID-19 dengan menggunakan masker.

Kesadaran masyarakat untuk menggunakan masker harus ditingkatkan lantaran kondisi saat ini masih pandemi COVID-19. Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane.

"Pandemi belum dinyatakan berakhir oleh otoritas global (World Health Organization/WHO), sehingga penggunaan masker masih menjadi aspek esensial," kata Masdalina mengutip Antara.

Protokol kesehatan tetap perlu dijalankan meski pemerintah melakukan pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 30 Desember 2022.

"Protokol kesehatan, khususnya penggunaan masker tidak boleh diabaikan," tekan Masdalina.

Ia juga mengatakan bahwa pengawasan mengenai penerapan prokes di masyarakat masih perlu dilakukan. Bila ada pengawasan yang intensif diharapkan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dengan baik.

Selain pengawasan, edukasi penggunaan masker dan protokol kesehatan lainnya juga harus terus dilakukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.