:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5174277/original/026180400_1742913280-20250325-Suporter-ANG_7.jpg)
Informasi Awal
- PengertianVarian Omicron, juga dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.529, adalah sebuah varian SARS-CoV-2, sebuah koronavirus yang menyebabkan COVID-19. WHO menyatakannya sebagai varian yang diwaspadai dan menamakannya dari kata Yunani Omicron.
Timnas Indonesia
Berita Terkini
Lihat SemuaGolkar Tanggapi Isu Jokowi Masuk Bursa Ketum PSI
Telah dibaca 0 kaliAirAsia RedRun 2025 Sukses, Buka Kemungkinan Adakan Kategori Full Marathon
Telah dibaca 0 kaliBuka 24 Jam, Seperti Ini Animo Masyarakat di Taman Lapangan Banteng Jakarta
Telah dibaca 0 kaliPentingnya Jaga Daya Saing Industri Padat Karya
Telah dibaca 0 kaliDaftar 41 Hakim Dimutasi MA, Ada Eko Aryanto yang Vonis Ringan Harvey Moeis
Telah dibaca 7 kaliThe Fed Bakal PHK 2.000 Karyawan, Ini Penjelasan Jerome Powell
Telah dibaca 28 kaliPolisi Tetapkan 27 Tersangka Penjarahan Sawit di Seruyan
Telah dibaca 35 kaliOJK Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah Emak-Emak dan UMKM
Telah dibaca 35 kali
Varian Omicron
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian B.1.1.529 atau Omicron menjadi varian dalam perhatian atau variant of concern (VOC), pada 26 November 2021.
Pada 28 November, WHO menerangkan ringkasan perkembangan terbaru tentang varian tersebut. Menurut keterangan tertulis, para peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh, dunia sedang melakukan penelitian untuk lebih memahami banyak aspek COVID-19 Omicron dan akan terus membagikan temuan penelitian ini saat tersedia.
Jumlah orang yang dites positif telah meningkat di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah itu karena Omicron atau faktor lainnya.
Dari tingkat keparahan penyakit, belum jelas pula apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan infeksi dengan varian lain, termasuk COVID-19 Delta. Data awal menunjukkan bahwa ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini dapat disebabkan meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, bukan akibat infeksi spesifik dengan Omicron.
Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lainnya. Infeksi awal yang dilaporkan terjadi di kalangan mahasiswa atau individu yang lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan.
Semua varian COVID-19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang-orang yang paling rentan, sehingga pencegahan selalu menjadi kunci.
Bukti Awal
Bukti awal menunjukkan bahwa kemungkinan ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan COVID-19 Omicron. Artinya, orang yang sebelumnya memiliki COVID-19 dapat terinfeksi ulang dengan lebih mudah dengan Omicron, dibandingkan dengan VOC lainnya, tetapi informasinya terbatas.
Dari sisi efektivitas vaksin, WHO bekerja sama dengan mitra teknis untuk memahami dampak potensial dari varian ini pada tindakan pencegahan yang ada, termasuk vaksinasi.
Vaksin tetap penting untuk mengurangi penyakit parah dan kematian, termasuk melawan varian dominan yang beredar yakni Delta. Vaksin saat ini tetap efektif melawan penyakit parah dan kematian.
Varian Delta vs Omicron
Para ilmuwan akan mengamati dengan cermat apakah kasus-kasus yang disebabkan oleh COVID-19 Omicron, yang dilaporkan di database publik mulai menggantikan kasus-kasus yang disebabkan oleh Delta. Itu bisa memakan waktu tiga hingga enam minggu, tergantung seberapa cepat varian bergerak, kata para ahli.
Informasi lain harus datang lebih cepat. Dalam dua minggu, "kita akan mendapatkan penanganan yang lebih baik pada tingkat keparahan penyakit," kata Dr Peter Hotez, ahli vaksin dan profesor virologi molekuler dan mikrobiologi di Baylor College of Medicine.
Dalam kerangka waktu yang sama, para peneliti mengatakan mereka mengharapkan jawaban awal tentang apakah Omicron dapat menghindari perlindungan dari vaksin. Data awal akan datang dari tes laboratorium sampel darah dari orang yang divaksinasi atau hewan laboratorium, menganalisis antibodi dalam sampel setelah terpapar varian baru COVID-19.