Sukses

Kupas Tuntas tentang 2 Penyakit Kesehatan Mental yang Diderita Marilyn Monroe

Di semasa hidupnya Marilyn Monroe mengalami kesehatan mental berupa disleksia dan gagap

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin tidak banyak tahu mengenai Marilyn Monroe yang pernah berjuang melawan kesehatan mental sejak usia dini.

Di balik kehidupannya yang penuh misteri, Marilyn Monroe menderita dua kesehatan mental yang tak hanya memengaruhi kehidupan sekolah tapi juga masa dewasa dan pekerjaannya, yaitu disleksia dan gagap.

Dalam sebuah buku berjudul 'Marilyn: The Passion and the Paradox', penulis Lois Banner menulis:

 

Sepanjang hidupnya, dia menderita mimpi buruk yang mengerikan yang berkontribusi pada insomnia yang konstan. Dia didiagnosis dengan gangguan bipolar dan sering tidak berhubungan dengan kenyataan.

Dan itu belum lagi fakta bahwa dia terus-menerus menderita rasa sakit yang luar biasa selama menstruasi

 

Lebih lanjut, buku tersebut menyoroti bahwa aktris tersebut mengalami ruam kulit dan gatal-gatal, dan akhirnya mengembangkan radang usus kronis, yang menyebabkan sakit perut dan mual.

"Dia dihantui oleh masalah sejak kecil yang mengenaskan. Ibunya di rumah sakit jiwa, sosok ayah yang tidak pernah dia kenal, berkeliaran di antara keluarga asuh dan panti asuhan. Belum lagi berbagai obat yang dia minum untuk mengatasi tekanan Hollywood, guna menenangkan diri atau mendapatkan kekuatan," Lois menambahkan seperti dikutip dari Times of India pada Minggu, 7 Agustus 2022.

Setelah mengaku bahwa dia berjuang dengan beberapa kesehatan mental, Marilyn Monroe pun dirawat di Klinik Psikiatri Payne Whitney di New York.

Disebut bahwa pada saat itu, dia dimasukkan ke dalam 'sel khusus' yang diperuntukkan bagi pasien depresi, dan dokter mengatakan bahwa dia adalah 'gadis yang sangat sakit'.

Setelah keluar dari tempat itu, Marilyn Monroe menulis sebuah surat berisi : Jika Anda memerlakukan saya seperti orang gila, saya akan bertindak seperti orang gila pula.

"Dokter memberitahu saya bahwa saya adalah gadis yang sangat, sangat, sangat sakit. Saya sakit bertahun-tahun," tulisnya. 

"Saya merasa semacam dalam penjara karena kejahatan yang tidak saya lakukan," lanjutnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Marilyn Monroe dan Gangguan Kepribadian Ambang

 

 

 

Dalam buku berjudul 'Andy Warhol Was a Hoarder: Inside the Minds of History's Great Personalities' yang rilis pada 2016, seorang jurnalis sains, Claudia Kalb berspekulasi bahwa Marilyn Monroe menderita gangguan kepribadian ambang.

"Yang jelas Monroe menderita tekanan mental yang parah," tulisnya.

"Gejalanya termasuk perasaan hampa, identitas yang terpecah atau bingung, volatilitas emosional yang ekstrem, hubungan yang tidak stabil, dan impulsif yang mendorongnya ke kecanduan narkoba dan bunuh diri --- semua karakteristik ini adalah suatu kondisi yang disebut gangguan kepribadian ambang," Claudia menjelaskan.

Mayo Clinic mendefinisikan gangguan kepribadian ambang (BPD) sebagai gangguan kesehatan mental yang memengaruhi cara berpikir, tentang diri sendiri dan orang lain, menyebabkan masalah fungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Ini bisa termasuk masalah citra diri, kesulitan mengelola emosi dan perilaku, dan pola hubungan yang tidak stabil, berbagi kesehatan tubuh.

 

3 dari 4 halaman

Orang dengan Kepribadian Ambang

Orang dengan gangguan kepribadian ambang menderita ketakutan yang intens akan pengabaian dan kesulitan mengatur emosi mereka, terutama dalam hal kemarahan.

Mereka biasanya sangat tidak sabar dan impulsif dan dapat menunjukkan perilaku berbahaya.

Perubahan suasana hati dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari, yang dapat mencakup kebahagiaan yang intens, lekas marah, malu atau cemas, kata Mayo Clinic.

 

 

4 dari 4 halaman

Pengobatan

Menurut Mayo Clinic, ada banyak pilihan pengobatan yang tersedia untuk orang yang menderita gangguan kepribadian ambang.

Dari psikoterapi, yang mencakup terapi perilaku dialektis (DBT), terapi yang berfokus pada skema, terapi berbasis mentalisasi (MBT) dan psikoterapi yang berfokus pada transferensi (TFP), hingga obat-obatan.

Dokter dapat merekomendasikan berbagai perawatan, menjaga Anda keselamatan dalam pertimbangan.

Dalam kasus tertentu, rawat inap mungkin juga direkomendasikan untuk membantu Anda menjaga jarak dari cedera diri dan bahaya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.