Sukses

Update COVID-19 Hari Ini 7 Juni 2022: Kasus Positif Bertambah 518, Sembuh 350, Meninggal Dunia 2

Kasus COVID-19 mulai mengalami penambahan yang cukup tinggi. Menurut data harian sebaran COVID-19 per 7 Juni 2022 pukul 12.00 penambahan kasus baru hari ini mencapai angka 518.

Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 mulai mengalami penambahan yang cukup tinggi. Menurut data harian sebaran COVID-19 per 7 Juni 2022 pukul 12.00 penambahan kasus baru hari ini mencapai angka 518.

Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif di Indonesia menjadi 6.057.660.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 350 sehingga akumulasinya menjadi 5.897.372.

Sedangkan, kasus meninggal hari ini bertambah 2 sehingga akumulasinya menjadi 156.624.

Kasus aktif juga mengalami peningkatan sebanyak 166 sehingga akumulasinya menjadi 3.664.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 79.278 dan suspek sebanyak 3.425.

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi penyumbang kasus baru terbanyak. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.

- DKI Jakarta hari ini melaporkan 260 kasus positif baru dan 102 orang telah sembuh.

- Jawa Barat 78 kasus baru dan 44 sembuh dari COVID-19.

- Banten di peringkat ketiga dengan 58 kasus baru dan 95 sembuh.

- Jawa Timur 35 kasus konfirmasi baru dan 27 pasien dinyatakan sembuh.

- Bali 23 kasus baru dan 7 orang sembuh.

Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang terlalu signifikan. Bahkan, ada 12 provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Laporan Sebelumnya

Sebelumnya, yakni pada Senin 6 Juni 2022 penambahan kasus positif tercatat sebanyak 342 orang positif sehingga totalnya menjadi 6.057.142.

Untuk kasus sembuh bertambah 270 orang. Dengan demikian, total akumulatif ada 5.897.022 pasien sembuh dan dinyatakan negatif COVID-19.

Sementara kasus meninggal dunia bertambah tujuh orang. Total akumulatif menjadi 156.622 orang meninggal dunia akibat virus Corona. Data update pasien COVID-19 itu tercatat sejak Minggu, 5 Juni pukul 12.00 WIB, hingga Senin pada jam yang sama.

Meski jumlahnya semakin menurun, biaya perawatan dan pengobatan pasien COVID-19 masih ditanggung oleh negara. Artinya, klaim pelayanan pasien COVID-19 bisa diajukan rumah sakit rujukan, terutama yang ditunjuk pemerintah.

"Sampai saat ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 104 Tahun 2020, pembiayaan pasien COVID-19 masih ditanggung negara," kata Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito di Jakarta, baru-baru ini.

Sedangkan, terkait akhir dari pandemi, Ahli epidemiologi Dicky Budiman menjelaskan, untuk mengetahui perkembangan atau berakhirnya masa krisis pandemi COVID-19 di suatu negara, maka perlu dilihat dari 5 indikator.

3 dari 4 halaman

5 Indikator Berakhirnya Pandemi

Kelima indikator itu adalah terkait surveilans, lanskap imunitas, potensi gelombang, tren kemunculan varian, dan terkait masalah ketersediaan obat serta terapi menyeluruh.

“Dari lima itu, yang pertama adalah dari sisi surveilansnya, apakah COVID-19 masih mendominasi di wilayah itu dibanding infeksi saluran napas lainnya? Kalau tren dominasinya semakin berkurang, berarti baik,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara ditulis Selasa (7/6/2022).

Indikator kedua, dilihat dari lanskap imunitas, bagaimana cakupan vaksinasinya, bukan hanya dosis pertama tapi juga dosis kedua dan ketiga.

“Dalam analisa saya, yang proporsinya ideal adalah dua dosisnya di atas 80 persen total populasi dan booster-nya setidaknya 50 persen sebelum akhir tahun ini. Kemudian, 70 persen untuk populasi risiko tinggi yang sudah tiga dosis.”

Indikator ketiga dilihat dari bagaimana gelombang yang terjadi dari varian-varian yang muncul, seperti varian Omicron dan potensi varian lain ke depannya.

“Ini harus dilihat ya, karena ada kecenderungan perubahan siklus. Nah di Juni ini apakah ada potensi-potensi gelombang? Ini yang tentu kaitannya dengan surveilans, maka deteksi dini dan tracing menjadi sangat penting.”

4 dari 4 halaman

Indikator Berikutnya

Indikator keempat terkait tren kemunculan varian atau subvarian yang berpotensi mengubah peta situasi. Ini perlu didukung dengan surveilans genomik yang memadai.

“Saat ini, secara global tren virulensinya meningkat, pada BA.4 dan BA.5 tidak melemah tapi meningkat. Beruntungnya, lanskap imunitas kita semakin baik.”

Indikator kelima adalah terkait ketersediaan obat dan terapi menyeluruh. Ini berkaitan dengan akses terhadap antiviral.

“Ini masih menjadi masalah khususnya bagi negara-negara berkembang atau miskin termasuk Indonesia karena harga mahal dan aksesnya sulit.”

Dicky menyimpulkan, dilihat dari 5 indikator tersebut sebetulnya dunia kini sudah menunjukkan perbaikan, tapi masing-masing indikator itu masih belum seimbang atau belum menunjukkan perkembangan yang sama.

“Dalam konteks Indonesia, setidaknya berita baiknya adalah kita on track dalam kebijakan-kebijakan. Namun, konsistensi dari kebijakan-kebijakan itu masih menjadi isu. Ini yang bisa mengubah situasi.”

“Pelonggaran yang terlalu berlebihan, pengangkatan intervensi, menganggap situasi membaik, ini bisa menimbulkan kembali lonjakan-lonjakan,” tutup Dicky.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.