Sukses

Maura Magnalia Anak Nurul Afirin Meninggal Dunia, Serangan Jantung Bisa Dialami Usia Muda

Maura disebut mengalami serangan jantung. Rencananya, Maura Magnalia akan dimakamkan di San Diego Hills Memorial pada 26 Januari 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Maura Magnalia Madyaratri, putri Nurul Arifin, meninggal dunia hari ini, Selasa (25/1). Maura ditemukan oleh asisten rumah tangga (ART) dalam keadaan sudah meninggal sekitar dini hari.

Menurut Nurul Arifin, Maura masih mengobrol dengan sang ayah di ruang makan hingga pukul 01.00 dini hari dan berkirim pesan teks dengan temannya.

"Tadi malam jam 01.00, dia masih ngobrol sama Mas Mayong. Dia masih chatting sama temannya," ujar Nurul Arifin, mengutip Kanal Global Liputan6.com.

Ketika anggota keluarga beranjak tidur, Maura disebut masih berada di meja makan. Menjelang subuh, ART menemukan Maura Magnalia Madyaratri seperti tertidur di meja makan dengan kondisi tubuh sudah dingin.

Keluarga sempat membawa Maura ke rumah sakit pada pukul 05.00 WIB. Namun, perempuan usia 27 tahun itu dinyatakan meninggal pada 05.37 WIB.

Maura disebut mengalami serangan jantung. Rencananya, Maura Magnalia akan dimakamkan di San Diego Hills Memorial pada 26 Januari 2022.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Serangan Jantung pada Usia Muda

Serangan jantung bisa terjadi pada usia muda. Mengutip situs doktervito.com, penyakit jantung koroner adalah penyakit yang mendasari kejadian serangan jantung. Penyakit tersebut bukan tidak mungkin diderita oleh usia muda.

"Faktor genetik atau keturunan adalah salah satu alasan yang mempercepat proses penyempitan pembuluh darah jantung. Selain itu dapat pula diperberat oleh faktor risiko penyakit jantung koroner lain yang muncul prematur dan tidak terkontrol," jelas spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan dari Siloam Hospitals Lippo Village, Vito A. Damay melalui situs tersebut.

Faktor risiko lain yang dimaksud semisal kencing manis atau diabetes melitus, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan kegemukan. Kebiasan seperti merokok juga turut menjadi faktor risiko yang bisa memperberat proses penyakit ini.

"Jadi serangan jantung memang dapat saja terjadi pada usia muda, di bawah 45 pada laki-laki atau di bawah 55 pada pada perempuan."

3 dari 3 halaman

Tanda-Tanda Serangan Jantung

Kondisi medis seperti serangan jantung kerap kali dianggap sebagai sesuatu yang terjadi secara mendadak. Tak jarang, kejadiannya pun langsung menyebabkan kematian dengan begitu cepat.

Vito mengungkapkan bahwa ada tanda-tanda akan terjadi serangan jantung yang kerap kali tidak disadari oleh pasien atau orang-orang terdekat pasien. Itulah mengapa seringkali seseorang kebingungan apa yang jadi pemicunya dibaliknya.

"Seringkali itu karena memang orang yang pertama kali kena serangan jantung enggak nyangka kalau dia akan kena serangan jantung. Keluarganya pun enggak nyangka, makanya tanda-tandanya mungkin terlewatkan," ujar Vito dalam kanal YouTube DRV CHANNEL.

Vito menjelaskan, serangan jantung bisa terjadi karena adanya pembuluh darah yang menyempit. Serta, adanya plak atau kerusakan dalam arteri koroner, pembuluh darah yang memberikan dukungan pada otot jantung.

"Seringkali orang yang terkena serangan jantung itu memang punya tanda karena pembuluh darah yang menyempit, itulah yang menjadi dasarnya. Jadi orang serangan jantung tiba-tiba tanpa ada apa-apa sama sekali itu hampir gak mungkin," kata Vito.

Hal yang terjadi setelahnya adalah oksigen dan juga nutrisi pada jantung akan terhenti lewat penyumbatan yang terjadi. Sehingga, lama kelamaan terjadi penyumbatan pada pembuluh darah arteri.

Kondisi tersebutlah yang dapat memicu terjadinya serangan jantung hingga kematian.

Bahkan meskipun orang tersebut memiliki faktor keturunan penyakit genetik dari orangtua, dengan pola hidup yang sehat, maka sebenarnya penyakit jantung sendiri merupakan sesuatu yang dapat dicegah.

 

Vito mengungkap, tanda-tanda yang kerap kali terlewatkan pada pasien yang terkena serangan jantung seperti mudah lelah, sakit dada atau sesak nafas yang tiba-tiba kemudian hilang dan muncul kembali, pingsan tiba-tiba, dan Angina pectoris (angin duduk).

Apalagi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, Vito menyebutkan bahwa kemungkinan pasien selamat akan berkurang 10 persen setiap menitnya saat telah mengalami henti jantung.

Itulah mengapa seringkali pasien yang mengalami serangan jantung dapat tidak tertolong. Mengingat kejadian henti jantung harus ditangani dengan begitu cepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.