Sukses

Bukan Keturunan atau Genetik, Stunting Adalah Anak yang Terlantar

Stunting dapat dicegah selama 1.000 hari pertama kehidupan

Liputan6.com, Nganjuk - Stunting dapat dicegah melalui pemberian ASI eksklusif yang ditambah dengan makanan pendamping air susu ibu (MPASI) begitu memasuki usia enam bulan sampai si Kecil berumur dua tahun.

Baru setelah dua tahun atau persis di 1.000 hari pertama kehidupan seorang anak, pemberian ASI eksklusif dapat dihentikan.

"Allah menciptakan ubun-ubun itu menutupnya di seribu hari. Jadi, sebelum seribu hari, ternyata otak itu masih berkembang. Begitu seribu hari, close, tutup," kata Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo SpOG (K) dalam lawatannya ke Nganjuk, Jawa Timur pada Rabu, 19 Januari 2022.

Lebih lanjut Hasto, mengatakan, jika tidak ingin anak jadi stunting, orangtua memiliki waktu hanya 1.000 hari. Sebab, setelah seribu hari ubun-ubun akan menutup.

Sehingga, apabila anaknya stunting, tidak ada lagi kesempatan untuk mengubah status stuntingnya menjadi tidak stunting.

"Stunting itu tidak bisa tercapainya potential growth. Jadi, kalau dia tingginya seharusnya 175, gara-gara seribu atau kurang dari 24 bulan sering sakit-sakitan, ASI tidak cukup, makanan juga tidak cukup hanya dikasih mi cilok, tidak dikasih ikan dan telur, dia tidka bisa mencapai tinggi 170. Hanya 150 cm lebih sedikit atau kurang," ujarnya.

Hasto Wardoyo pun menekankan bahwa stunting bukan keturunan, bukan pula genetika. Dia, mengatakan, stunting adalah anak yang terlantar.

"Harusnya dia bakatnya tinggi dan cerdas, tapi gara-gara ibunya, bapaknya, RT-nya, lurahnya, camatnya, bupatinya, bahkan kepala BKKBN-nya kurang mengurus dia, maka akhirnya dia jadi dirugikan. Jadinya stunting," katanya.

"Jadi, orang-orang stunting bersumber dari orang yang seharusnya hebat, gara-gara salah urus menjadi tidak hebat," Hasto menambahkan.

Oleh sebab itu, upayakan selama 1.000 hari seorang anak diurus dengan baik, cukup makan, sehingga dia tidak berisiko sakit-sakitan.

"Stunting itu pasti pendek, tapi pendek belum tentu stunting," katanya.

"Sehingga, stunting tidka bisa jadi TNI, Polri, karena nasibnya sudah sangat terbatas. Mau jadi pramugari juga tidak bisa," pungkas Hasto.

ASI Eksklusif Atasi Stunting pada Balita

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.