Sukses

Strategi Indonesia Capai SDM Berkualitas: Cegah Stunting dan Kematian Ibu dan Anak

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) drg. Kartini Rustandi menyampaikan strategi menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) drg. Kartini Rustandi menyampaikan strategi menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing.

Ia mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo terkait titik dimulainya pembangunan SDM berawal dari menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, balita, dan anak sekolah. Pasalnya, masa-masa tersebut adalah usia emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul.

“Jangan sampai ada stunting, kematian bayi, kematian ibu yang meningkat,” kata Kartini dalam acara Ekspose Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Jawa Tengah, Kamis (9/12/2021).

Untuk mewujudkan hal tersebut, maka ditentukan arah kebijakan guna meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care). Ini dilakukan dengan mendorong peningkatan upaya promotoif dan preventif didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi.

Strateginya mencakup:

  • Peningkatan kesehatan ibu, bayi, keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi.
  • Percepatan perbaikan gizi.
  • Pembudayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
  • Peningkatan pengendalian penyakit.

-Penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.

VIDEO: Jokowi Tahun Depan Fokus Bangun SDM Indonesia

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tranformasi Sistem Kesehatan

Agar tujuan meciptakan SDM berkualitas segera tercapai, Kemenkes berupaya untuk melakukan transformasi sistem kesehatan.

Tranformasi ini terdiri dari enam pilar. Pertama, transformasi layanan primer dengan aspek-aspek sebagai berikut:

-Edukasi penduduk yang meliputi imunisasi, gizi seimbang, olahraga, anti rokok, sanitasi dan kebersihan lingkungan, skrining penyakit, serta kepatuhan pengobatan.

-Pencegahan primer, yakni penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan di seluruh Indonesia.

-Pencegahan sekunder dengan melakukan skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, skrining stunting dan peningkatan pemeriksaan Antenatal Care (ANC) untuk kesehatan ibu dan bayi.

-Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas kayanan primer yaitu pembangunan puskesmas di 171 kecamatan, penyediaan 40 obat esensional, dan pemenuhan SDM kesehatan primer.

3 dari 4 halaman

Transformasi Berikutnya

Transformasi kedua adalah transformasi layanan rujukan dengan meningkatkan akses layanan sekunder dan tersier. Yaitu dengan pembangunan rumah sakit di kawasan timur, jejaring pengampuan 6 layanan unggulan, dan kemitraan dengan world top health care conters.

Ketiga, melakukan transformasi sistem ketahanan kesehatan, dengan meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan. Salah satunya dengan memproduksi 14 vaksin rutin dalam negeri, serta memperkuat ketahanan tanggap darurat.

Keempat, melakukan transformasi sistem pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan yang tersedia yaitu cukup, dan berkelanjutan, alokasi yang adil serta pemanfaatan yang efektif dan efisien.

Kelima, transformasi SDM kesehatan dengan menempatkan kuota beasiswa baik di dalam maupun luar negeri.

Keenam, transformasi teknologi kesehatan, dengan memanfaatkan teknologi, digitalisasi dan bioteknologi di sektor kesehatan.

 

4 dari 4 halaman

Infografis Anak Indonesia Usia 6-11 Tahun Siap Terima Vaksin COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.