Sukses

Penyakit Jantung Bisa Serang Anak Muda, Gaya Hidup Tak Sehat Pemicunya

Tak hanya dialami oleh orang dengan usia senja, penyakit jantung pun berpotensi menyerang para generasi muda.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Komunikasi dan Promotif Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Mela Sabrina mengungkapkan bahwa penyakit jantung tidak hanya dialami orang berusia senja, namun juga banyak menyerang anak muda.

Tingginya prevalensi penyakit jantung di Indonesia pun ternyata banyak disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Seperti konsumsi makanan, kebiasaan merokok, stres, bahkan kurang istirahat.

"Perubahan gaya hidup harus dilakukan sedini mungkin sebagai investasi kesehatan di masa depan. Tingkatkan daya tahan tubuh sebaik mungkin, makan makanan yang bergizi, hindari gula, garam, serta lemak yang berlebihan," ujar Mela melalui siaran pers YJI ditulis Selasa, (28/9/21).

Mengonsumsi suplemen atau multivitamin secara rutin bila diperlukan juga bisa dijadikan salah satu cara dalam menerapkan pola hidup sehat. Tak berhenti di situ, memeriksakan kesehatan jantung secara berkala juga dinilai penting.

Ketika seseorang mengetahui kondisinya dengan lebih detail, pencegahan atau penanganannya pun bisa dilakukan sedini mungkin. Hal ini dapat mengurangi risiko kepanikan serta kebingungan apabila penyakit jantung datang secara tiba-tiba.

"Kalau diperiksakan dan tahu ada sakitnya atau mungkin ada gangguan jantung itu lebih baik, karena dari awal kita bisa mencegah komplikasi yang lebih lanjut,"

"Kalau gak tahu ada penyakit jantung, bukan berarti penyakitnya akan hilang. Penyakitnya tetap ada kan," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Vito A Damay dalam konferensi pers YJI pada Senin, 27 September 2021.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kemudahan akses layanan kesehatan

Masyarakat kini juga semakin dimudahkan dengan adanya layanan kesehatan berbasis virtual yakni dengan menggunakan telemedicine. Perkembangan teknologi di bidang kesehatan kemungkinan besar akan mempermudah siapapun dalam mendapatkan layanan kesehatan.

"Saat ini sudah semakin banyak yang mengenal wearables seperti jam atau gelang pintar dengan fitur utamamengukur frekuensi dan target berbagai jenis aktivitas fisik jadi semua orang bisa mempunyai pengingat kala sedang menjalani gaya hidup yang kurang baik,” ujar Mela.

Vito pun turut menjelaskan, konsultasi berkala dengan dokter dapat dilakukan dengan fasilitas telemedicine. Namun penting untuk mengingat apabila ada gejala yang mengganggu, maka segeralah untuk mengunjungi fasilitas kesehatan di rumah sakit terdekat untuk penanganan lebih lanjut.

"Jangan lupa, jika gejala dirasa mengganggu segera kunjungi fasilitas kesehatan atau rumah sakit terdekat agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut," kata Vito.

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.