Sukses

Pakar: Bahaya Pandemi COVID-19 Masih Mengancam, Jangan Mudik Dulu

Mudik menjadi tradisi di Indonesia setiap Lebaran tiba. Namun sejak pandemi, mudik jadi suatu hal yang dilarang mengingat kondisi pandemi COVID-19 masih berlangsung.

Liputan6.com, Jakarta Mudik menjadi tradisi di Indonesia setiap Lebaran tiba. Namun sejak pandemi, mudik jadi suatu hal yang dilarang mengingat kondisi pandemi COVID-19 masih berlangsung.

Berdasarkan pengalaman tahun lalu, mudik Lebaran ataupun libur panjang menyebabkan peningkatan kasus COVID-19. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. dr. Cissy Rachiana Sudjana Prawira-Kartasasmita Sp.A (K), M.Sc, PhD meminta masyarakat bersabar untuk tidak mudik dulu pada lebaran tahun ini.

Alasannya, saat ini bahaya pandemi COVID-19 masih mengancam. "Bahaya saat Pandemi COVID-19 masih mengancam. Tinggallah di rumah. Jangan mudik dulu Lebaran ini," ujar Prof. Cissy, Rabu (28/4).

Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini menambahkan, bersilaturahmi dan saling mendoakan kepada orang tua dan saudara di kampung halaman tetap bisa dilakukan, meski dari jauh.

Prof. Cissy pun mengingatkan kepada masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan, yakni dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Termasuk kepada masyarakat yang telah sudah vaksinasi lengkap.

"Walaupun anda sudah vaksinasi lengkap masih bisa tertular dan menulari. Tetap patuhi protokol kesehatan. Salam sehat," kata Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Imunisasi Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni) ini.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mengendalikan Pandemi dengan Tidak Mudik

Sebelumya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito juga menyampaikan, Indonesia merupakan negara dengan perkembangan pandemi COVID-19 yang dapat terkendali. Tren baik ini masih dapat terjaga, jika dibandingkan negara-negara di dunia yang mengalami kenaikan kasus.

World Health Organization (WHO) mencatat 5 negara dengan kasus aktif tertinggi ialah Amerika Serikat (6.812.645), India (2.822.513), Brazil (1.099.201), Prancis (995.421) dan Turki (506.899). Saat ini, dalam era globalisasi di mana penularan virus tidak mengenal batas teritorial negara. Dan terbukti dengan ditemukannya mutasi virus yang menular dari satu negara ke negara lain, termasuk ditemukannya di Indonesia.

Sedangkan sisi lainnya, ancaman juga muncul dari dalam negeri sendiri seiring masuknya periode bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang sangat terkait dengan tradisi mudik, atau bepergian yang berpotensi meningkatkan penularan antar daerah. "Untuk masyarakat diminta bersabar sejenak untuk tidak mudik dan bersilaturahmi bersama sanak saudara selama Lebaran," kata Prof. Wiku

3 dari 3 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.