Sukses

Pembengkakan Kelenjar Getah Bening Termasuk Gejala COVID-19?

Meskipun belum ada dalam daftar gejala resmi COVID-19, namun pembengkakan kelenjar disebuts sebagian kecil ahli merupakan tanda Anda telah terinfeksi virus ini.

Liputan6.com, Jakarta Pembengkakan kelenjar, entah itu kelenjar yang berfungsi mempertahankan kekebalan tubuh ataupun kelenjar yang memproses metabolisme bisa saja terjadi ketika Anda mengalami infeksi pilek, flu, dan bahkan infeksi telinga. Lalu, apakah COVID-19, infeksi SARS-CoV-2, juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar?

Namun kelenjar bengkak belum ada dalam daftar resmi gejala COVID-19 yang dibagikan secara online oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC). Gejala yang sudah resmi meliputi:

- Demam atau kedinginan

- Batuk

- Sesak napas atau kesulitan bernapas

- Kelelahan

- Otot atau badan pegal

- Sakit kepala

- Kehilangan rasa atau bau baru

- Sakit tenggorokan

- Hidung tersumbat atau meler

- Mual atau muntah

- Diare

Tapi ini masalahnya, CDC juga mengatakan bahwa daftar itu “tidak mencakup semua kemungkinan gejala.” Jadi, jika Anda berurusan dengan kelenjar yang membengkak, Anda mungkin mulai bertanya-tanya apakah mungkin ada kaitannya dengan COVID-19.

Menurut para ahli, saat orang berbicara tentang kelenjar yang membengkak, yang mereka maksud biasanya adalah kelenjar getah bening (struktur kecil berbentuk kacang yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh), menurut National Cancer Institute (NCI). Anda memiliki ratusan kelenjar getah bening di seluruh tubuh Anda, termasuk di leher, ketiak, dada, perut, dan selangkangan.

Kelenjar getah bening Anda, yang terhubung satu sama lain, menyaring zat yang mengalir melalui cairan limfatik, NCI menjelaskan. Cairan tersebut mengandung limfosit (alias sel darah putih) yang membantu tubuh Anda melawan infeksi dan penyakit.

"Ketika tubuh Anda sedang melawan infeksi, kelenjar getah bening membengkak (secara teknis disebut limfadenopati) di bagian tubuh tersebut," kata Thomas Russo, MD, profesor dan kepala penyakit menular di University at Buffalo, kepada Health.

"Jika Anda mengalami infeksi saluran pernapasan, misalnya, Anda bisa mengalami pembengkakan kelenjar di kepala dan leher Anda," kata Dr. Russo.

 

Simak juga Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Lantas, apakah COVID-19 bisa menyebabkan pembengkakan kelenjar?

Di sinilah masalahnya menjadi sedikit rumit. Ada sejumlah kecil penelitian yang menunjukkan bahwa COVID-19 dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening pada beberapa pasien yang positif COVID-19, tetapi tidak ditemukan pada mereka dengan COVID-19 ringan, juga tidak ditemukan di kelenjar getah bening di leher, sehingga sering dikaitkan dengan penyakit pernapasan lainnya.

Dua studi tahun 2020, keduanya diterbitkan dalam jurnal The Lancet: Infectious Diseases, tidak hanya menemukan bahwa pembengkakan kelenjar getah bening lebih sering ditemukan pada pasien yang sakit parah, tetapi kelenjar getah bening utama yang ditemukan pada pasien COVID-19 adalah di mediastinum (alias, kelenjar getah bening mediastinum), yang terletak di area antara paru-paru yang meliputi jantung, esofagus, dan trakea.

"Pembesaran kelenjar getah bening mediastinum bukanlah sesuatu yang Anda atau dokter Anda akan rasakan selama pemeriksaan fisik," kata Raymond Casciari, MD, ahli paru di Rumah Sakit St. Joseph di Orange, California, kepada Health. Sebaliknya, setiap kelainan biasanya terdeteksi dalam CT scan.

Jadi secara teknis, "Penelitian mengatakan bahwa COVID-19 dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar, tetapi mungkin tidak seperti yang Anda pikirkan dan itu juga berlaku untuk apa yang dokter lihat pada pasien COVID-19 mereka sendiri. "Saya belum pernah melihat pembengkakan kelenjar pada pasien COVID," kata Dr. Casciari. Begitu pula dengan Dr. Russo, atau Richard Watkins, MD, seorang dokter penyakit menular di Akron, Ohio, dan seorang profesor penyakit dalam di Northeast Ohio Medical University.

Apa yang harus Anda lakukan jika Anda merasa memiliki pembengkakan kelenjar di masa pandemi COVID-19?

Meskipun dokter belum melihat gambaran khas dari pembengkakan kelenjar pada pasien dengan kasus COVID-19 ringan (hanya melihat kelenjar bengkak yang dapat dideteksi oleh CT scan pada pasien COVID yang sakit parah), tetap akan lebih bijak jika Anda memeriksakan diri ke dokter. Terutama jika Anda merasa kelenjar getah bening Anda membesar.

“Ini seperti kasus lainnya terkait COVID: Jika seseorang memperhatikan kelenjar yang membengkak, sangat penting untuk memeriksanya untuk memastikan itu bukan masalah,” kata Dr. Russo.

Penting juga untuk diperhatikan bahwa kelenjar yang membengkak bisa disebabkan oleh beberapa hal yang semuanya perlu diperiksa secara menyeluruh oleh dokter. Itu tidak terbatas pada infeksi pilek dan flu, tetapi juga mononukleosis, penyakit menular seksual, infeksi kulit, rheumatoid arthritis, dan bahkan jenis kanker tertentu. Secara keseluruhan, jika terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, terutama yang telah menetap selama beberapa waktu, "perlu dilakukan penilaian untuk melihat apa yang terjadi," kata Dr. Russo.

3 dari 3 halaman

INFOGRAFIS: Deretan Kandidat Obat Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.