Liputan6.com, Jakarta Organisasi kesehatan di Amerika Serikat memperingatkan warga usai adanya laporan kasus masyarakat yang meminum hand sanitizer dan menyebabkan empat orang meninggal dunia. Sementara yang lainnya mengalami efek samping kesehatan serius lainnya.
Pada Rabu kemarin, waktu setempat, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan bahwa dari Mei hingga 30 Juni, setidaknya ada 15 kasus keracunan metanol di Arizona dan New Mexico. Semuanya memiliki keterkaitan dengan konsumsi hand sanitizer.
Baca Juga
Korea Selatan: Korea Utara Kirim 7.000 Kontainer Amunisi untuk Bantu Rusia dalam Perang Ukraina
Layanan Pasca-persalinan Mewah untuk Ibu Baru Berbiaya Rp25,7 Juta per Malam, Daftar Tunggunya Sampai 4 Ribu Orang
Serukan Kemerdekaan Palestina di Medsos, Wanita Amerika Diseret Tentara Israel dari Rumahnya di Tepi Barat
Usia pasien dilaporkan berkisar antara 21 hingga 65 tahun dengan 13 di antaranya adalah laki-laki.
Advertisement
Mengutip Live Science, enam pasien mengalami kejang saat tiba di rumah sakit. Tujuh dari mereka diperbolehkan pulang namun tiga di antaranya mengalami kerusakan penglihatan dan nyaris buta. Sementara empat lainnya meninggal dan empat masih dirawat di rumah sakit.
"Penyelidikan ini menyoroti kasus kesehatan serius yang merugikan, termasuk kematian, yang dapat terjadi usai menenggak produk pembersih tangan berbasis alkohol yang mengandung metanol," kata laporan tersebut seperti dikutip dari USA Today pada Sabtu (8/8/2020).
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bahaya Metanol
CDC menyatakan, seringkali pada anak-anak, kasus menelan hand sanitizer diakibatkan hal yang tidak disengaja. Namun pada orang dewasa, orang-orang dengan riwayat gangguan penyalahgunaan alkohol, kemungkinan melakukannya dengan sebuah tujuan.
Mereka mengatakan bahwa sebuah hand sanitizer yang baik mengandung etanol atau isopropanol sebagai bahan aktifnya. Namun, Food and Drug Administration (FDA) beberapa waktu lalu melaporkan, beberapa produk yang diimpor dari negara lain mengandung metanol tingkat tinggi dan dapat menyebabkan kontaminasi.
National Institutes of Health di AS menyatakan bahwa metanol adalah alkohol jenis beracun dan ditemukan dalam produk antibeku serta bahan bakar. Tubuh bisa memetabolisme metanol menjadi senyawa yang disebut formic acid, yang sangat beracun bagi sel, termasuk sel mata.
Advertisement
Dikutip dari Insider, di AS setiap produk yang mengandung lebih dari 4 persen metanol, harus mendapatkan label "beracun."
Dalam kaitannya dengan COVID-19, CDC menyatakan bahwa membersihkan tangan memang merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah penularan penyakit, namun, bukan berarti seseorang boleh minum hand sanitizer.
Motif di balik menenggak hand sanitizer pun masih dipertanyakan. Walau begitu, CDC melaporkan, beberapa orang meminumnya karena kandungan alkohol yang ada.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement