Sukses

Ogah Dikarantina karena COVID-19, Wanita Rusia Melarikan Diri dari Ruang Isolasi

Seorang wanita di Rusia membobol kunci elektromagnetik ruang isolasi rumah sakit karena ogah dikarantina untuk COVID-19

Liputan6.com, Jakarta Alla Ilyana mengalami sakit tenggorokan usai kembali ke Rusia dari Tiongkok. Karena takut akan infeksi COVID-19, pemerintah pun mengirimnya ke karantina di Botkinskaya Clinical Infectious Diseases Hospital, Saint Petersburg.

Namun, karena merasa tidak puas dengan karantina yang dilakukan, ibu rumah tangga berusia 32 tahun itu melarikan diri dari rumah sakit. Dia berdalih telah dinyatakan negatif selama tiga kali dalam tes COVID-19.

"Pada tanggal 4 (Februari), saya sakit tenggorokan, tidak ada panas," kata wanita yang meninggalkan Hainan pada 30 Januari lalu, seperti dikutip dari RT pada Minggu (16/2/2020).

"Pada 6 Februari, mereka membawa saya ke rumah sakit menjanjikan itu hanya satu hari. Pada tanggal 7, dokter datang dan mengatakan, 'Selamat, Anda sehat, tes telah mengonfirmasi ini. Namun kami akan menahan Anda di sini selama dua minggu.'"

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bobol Kunci Ruang Isolasi

Karena tak mau dikarantina selama dua minggu, dia pun segera kabur di hari itu dengan membongkar kotak kunci elektromagnetik. "Tidak mungkin saya duduk di kandang selama 14 hari. Tidak terima kasih."

Alla pun membuat peta dan rencana untuk meloloskan diri. "Ketika malam tiba dan staf medis telah menurunkan penjagaannya, saya memutus kunci magnetik di ruang penahanan dan membuka pintunya. Saya belajar fisika, itu membantu," ujarnya seperti dikutip dari The Moscow Times.

Juru bicara Komite Kesehatan, Olga Ryabinina mengatakan bahwa pasien telah diminta untuk tetap dipantau dan dirawat di rumah sakit selama 14 hari.

"Dia tidak patuh. Jadi sebuah telegram dikirim ke kepolisian untuk meminta mereka menagih pertanggungjawaban," kata Ryabinina.

3 dari 3 halaman

Terancam Denda dan Konsekuensi Lain

Kepala rumah sakit Aleksei Yakovlev meminta agar pihak berwenang melakukan langkah yang lebih jauh. Dia juga telah mengajukan tuntutan terhadap wanita itu.

"Jika dia percaya bisa lolos dengan denda 500 rubel dan tidak ada konsekuensi untuk tindakan itu, dia salah besar," kata Yakovlev.

Walau begitu, Alla juga mengatakan akan menghubungi pihak-pihak terkait dan melaporkan keluhannya mengenai perilaku tenaga kesehatan di rumah sakit tersebut.

Kejadian ini mendapatkan tanggapan dari dokter spesialis menular Vladislav Zhemchugov. Menurutnya, aturan tersebutlah yang menjaga warga dari infeksi.

"Pelariannya mengejutkan. Ini adalah tindakan impulsif yang dipikirkan dengan buruk dan dapat menimbulkan konsekuensi serius," kata Zhemchugov.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.