Sukses

9 Alasan Spanyol Jadi Negara Tersehat di Dunia

Liputan6.com, Jakarta Dalam indeks negara tersehat tahun 2019 yang dikeluarkan Bloomberg, Spanyol berada di posisi pertama. Dengan skor sehat nyaris mencapai sempurna (92,75 dari 100), negara yang terkenal akan budaya matadornya itu menjadi yang paling sehat di dunia.

Untuk mengetahui mengapa Spanyol menjadi negara tersehat di dunia, ada banyak gaya hidup yang bisa ditiru. Mulai dari diet Mediterania hingga hubungan sosial, dilansir dari Reader's Digest pada Rabu (20/3/2019), ini alasan Spanyol bisa jadi negara tersehat.

1. Diet Mediterania

Masyarakat Spanyol saat ini banyak menerapkan diet Mediterania yang menekankan konsumsi minyak zaitun, kacang-kacangan, ikan, dan lebih sedikit daging merah, daging olahan, serta makanan panggang. Studi tahun 2018 menemukan bahwa dalam lima tahun, orang yang melakukan pola makan ini lebih rendah dalam risiko terkena serangan jantung atau stroke.

2. Konsumsi lebih banyak sayuran

Selain diet Mediterania, sayuran menjadi menu makanan masyarakat Spanyol. Berbagai pilihan seperti kubis, brokoli, bayam, hingga kacang polong hijau banyak dikonsumsi. Menurut laporan European Observatory on Health Systems and Policies, 39 persen pria dan 50 persen wanita di sana makan sayuran setiap hari. Angkanya meningkat dari tahun 2001.

3. Konsumsi lebih banyak buah

Dalam laporan kesehatan di negara itu, 58 persen pria dan 67 persen wanita Spanyol mengonsumsi buah segar setiap hari. Ini jelas membuat menu makanan yang dikonsumsi menjadi lebih lengkap dan sehat.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kedekatan dengan Keluarga

4. Hubungan keluarga yang dekat

Spanyol menempati urutan teratas di negara-negara Eropa dengan rumah tangga yang multigenerasi. Banyak anggota keluarga seperti kakek, nenek, hingga cucu, yang berada di bawah satu atap. Bahkan, mereka tetap dekat sekalipun tidak tinggal satu rumah.

"Spanyol benar-benar menghargai nilai-nilai keluarga. Keluarga yang terikat, semakin dekat hubungannya," kata peneliti Antonio Abellán dari Spain's National Research Council pada Guardian.

5. Tidak menggunakan transportasi pribadi kemana-mana

Masyarakat Spanyol banyak yang pergi kerja tidak menggunakan kendaraan pribadi. Data 2012 menunjukkan, 52 persen berkendara dengan mobil pribadi sementara 37 persen berjalan atau bersepeda ke tempat kerja.

6. Lebih sering jalan kaki daripada ke gym

Spanyol merupakan negara dengan angka pejalan kaki tertinggi di Eropa. Temuan ini diungkapkan oleh riset Eurobarometer. Tiga dari empat orang di sana mengatakan bahwa setidaknya, mereka berjalan sepuluh menit dalam satu waktu.

Di satu sisi, masyarakat mereka tidak terlalu terlibat dalam kegiatan olahraga. Hanya 12 persen masyarakat di sana yang melakukan aerobik empat kali lebih banyak dalam seminggu.

Namun, tidak berolahraga bukan berarti gaya hidup mereka tidak aktif. Angka pejalan kaki di Spanyol pun merupakan yang tertinggi di dunia.

 

3 dari 3 halaman

Pola Makan dan Layanan Kesehatan

7. Tidak malas

Gaya hidup tidak aktif erat kaitannya dengan risiko kematian yang lebih tinggi. Eurobarometer menemukan, hanya 7 persen dari warga Spanyol yang duduk hingga 8,5 jam dalam sehari. Ini merupakan yang terkecil di antara negara Eropa lainnya.

8. Makan malam sedikit

Orang Spanyol tidak makan malam sampai paling tidak jam 9 atau 11 malam. Memang terdengar aneh, khususnya bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan. Namun, bukan pada waktu makan kunci sehatnya tetapi porsinya.

Mereka memang makan sedikit di malam hari tetapi memaksimalkan asupan makanan di siang hari. Para pekerja di sana biasanya mengambil satu atau dua jam penuh untuk makan siang. American Journal of Clinical Nutrition mengemukakan, makan siang yang besar dan makan malam sedikit lebih membantu mengurangi berat badan.

9. Perawatan kesehatan yang baik

Dalam beberapa dekade terakhir, Spanyol menurunkan angka kematian yang bisa dicegah. Laporan 2015 menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat kematian terendah. Dari 100 ribu penduduk, 45,4 persen kematian bisa dicegah.

Mereka berfokus pada perawatan primer. Selain itu, program layanan kesehatan universal juga bertujuan untuk menutup kesenjangan antara orang kaya dan miskin. Dokter juga fokus pada kontrol tekanan darah tinggi dan diabetes. Mereka juga terlibat diskusi dengan pasien tentang penggunaan tembakau dan alkohol.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.