Sukses

Penggunaan Kantong Plastik Tinggi tapi Tingkat Daur Ulang Rendah

Daur ulang sampah plastik masih rendah. Hal ini membuat plastik rentan masuk ke sungai dan laut.

Liputan6.com, Jakarta Greenpeace Indonesia melihat masyarakat sudah ketergantungan dengan kantong plastik sekali pakai. Lihat saja, setiap kali berbelanja, di toko kelontong maupun makanan pasti berakhir dengan penggunaan plastik sekali pakai. Sayang, tingginya penggunaan plastik ini tidak selaras dengan proses daur ulang oleh masyarakat. 

"Tingkat daur ulang kita sangat rendah, hanya sembilan persen secara global," kata Jurukampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi dalam rilis yang diterima Liputan6.com ditulis Senin (10/12/2018).

Jika penggunaan kantong plastik sekali pakai tidak dikendalikan, tidak terdaur ulang dan tidak terangkut ke pembuangan akhir malah bisa berlabuh ke tempat tidak seharusnya. Seperti sungai dan lautan.

"Ini sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan serta lingkungan. Sudah banyak bukti yang bisa kita lihat, salah satunya penemuan sampah plastik sebanyak 5,9 kilogram di dalam perut bangkai paus sperma baru-baru ini,” lanjut Atha dalam acara festival MAKE SMTHNG di Jakarta pada Minggu, 9 Desember 2018.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengendalikan penggunaan plastik sekali pakai

Melihat hal ini, Atha berpesan agar jangan sampai penggunaan plastik tidak terkendali di tengah budaya konsumerisme yang ada. Ia juga berharap beberapa ritel dan pusat perbelanjaan yang telah melarang penyediaan kantung plastik konsisten dengan aturan yang sudah dibuat.

“Pelarangan penyediaan kantong plastik di pusat perbelanjaan merupakan langkah yang baik, namun pelaksanaannya harus dilakukan secara konsisten. Dengan begitu, masyarakat akan terbiasa untuk tidak tergantung pada kantong plastik saat berbelanja,” tegas Atha.

Dalam acara MAKE SMTHNG 2018, diadakan workshop furoshiki atau seni melipat atau membungkus kain tradisional Jepang. Lewat furoshiki bisa menggantikan penggunaan plastik sekali pakai. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini