Sukses

5 Kebiasaan Buruk Milenial yang Merusak Kesehatan

Lekat dengan keterbukaan informasi dan kemudahan, ada beberapa kebiasaan generasi milenial yang merusak kesehatan dan membahayakan saat tua nanti.

Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang masuk generasi milenial, kini pasti sedang sibuk-sibuknya berativitas. Baik itu bekerja maupun mengemban pendidikan merupakan aktivitas yang banyak dijalani generasi yang lahir pada tahun 1980 sampai awal tahun 2000-an ini.

Meski hidup di zaman keterbukaan dan kemudahan informasi, milenial masih terjebak pada kebiasaan-kebiasaan yang dapat merusak kesehatannya. Berikut lima kebiasaan yang sebaiknya dihindari agar tak menyesal saat tua seperti yang disarikan dari berbagai sumber:

1. Enggan berolah raga

Olah raga adalah kunci dari tubuh sehat. Hanya dengan berolah raga beberapa jam setiap minggu, kamu bisa mencegah datangnya berbagai penyakit di hari tua. Sayang, kebanyakan milenial dengan segudang aktivitas hariannya merasa bahwa olah raga tidak sempat dilakukan.

Padahal olah raga ada di setiap aktivitas hariannya. Misalnya, naik-turun tangga. Jadi, kamu mungkin bisa untuk lebih sering menggunakan tangga ketimbang lift atau eskalator. Lebih baik lagi, sempatkan 15 menit sebelum kamu memulai aktivitas pagi, sempatkan untuk berolah raga ringan. Kuncinya adalah rutinitas, bukan olah raga berat tapi waktunya hanya sesekali.

 

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

2. Tidak mau membatasi makanan

2. Tidak mau membatasi makanan

Saat ini industri kuliner Indonesia mengalami perkembangan pesat. Di mana-mana, bahkan setiap waktu, ada saja makanan baru yang menjadi hits di tengah kita. Bukan hanya makanan nusantara, makanan internasional pun menyelimuti kehidupan hari ini. Makanan-makanan tersebut pun kian mudah ditemukan.

Kondisi ini lah yang membuat banyak milenial menjelma menjadi foodies yang tidak peduli dengan kesehatannya. Padahal saat ini banyak penyakit kronis yang diderita oleh milenial yang tak mampu menjaga nafsu makannya.

3 dari 3 halaman

3. Terlalu lama menggunakan smartphone

3. Terlalu lama menggunakan smartphone

Milenial sangat lengket dengan smartphone. Smartphone yang semula hanya alat bantu, kini menjelma menjadi laiknya organ tambahan dari tubuh milenial. Bagaimana tidak, apa pun kegiatannya, hampir bisa dilayani oleh smartphone. Mulai dari berkomunikasi, mencari hiburan, berbelanja, bahkan membayar segala kewajiban --bayar BPJS misalnya.

Memang smartphone sangat membantu, tapi bukan berarti ini 100 persen aman. Sebab smartphone pun memiliki potensi bahaya sendiri. Contohnya, terlalu lama menatap layar smartphone dapat merusak indra penglihatan, sekaligus mengakibatkan insomnia.

4. Menunda-nunda segala sesuatu

Menunda sesuatu memang bukan hanya kebiasaan yang menyerang milenial. Namun, milenial saat ini menghadapi begitu banyak distraksi, yang membuatnya sering menunda sesuatu. Contohnya, menunda pekerjaan hingga ujung hari, sehingga membuatnya harus begadang setiap saat.

Hal ini membuat keseimbangan biologisnya terganggu. Selain itu, kita semua pun tahu bahwa bangun pagi jauh lebih baik ketimbang begadang sampai pagi. Karena dengan begadang, banyak sekali sel-sel dalam tubuh yang berguguran. Akibatnya, kekuatan fisik menurun, mudah lelah, kurang bersemangat, dan dampak negatif lainnya.

5. Terlalu banyak mendengarkan komentar negatif orang lain

Selain kesehatan fisik, milenial juga perlu memerhatikan kesehatan mentalnya. Keterbukaan informasi di media sosial yang terkadang membuat para milenial tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Memang betul, bila media sosial dikatakan sebagai pisau bermata dua. Terkadang bisa menolong orang kesusahan, tapi terkadang bisa merusak kepercayaan diri seseorang dalam tempo singkat.

Oleh karena itu, para milenial harus benar-benar paham bahwa tidak semua pengguna media sosial itu cerdas. Sehingga segala komentar yang disampaikan pun belum tentu cerdas dan membangun.

 

 

Sumber: Merdeka.com

Penulis: Syakur Usman

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini