Sukses

Sering Makan Burger, Risiko Asma Meningkat

Sering mengonsumsi hamburger juga meningkatkan risiko mengi serta penyakit terkait alergi lain seperti demam hay serta alergi rhinitis.

Liputan6.com, Jakarta Terlalu sering mengonsumsi makanan junk food seperti burger telah terbukti berdampak buruk bagi kesehatan. Banyak riset ilmiah yang menunjukkan hal itu.

Hasil riset terbaru mengungkap, makan hamburger tiga kali atau lebih dalam seminggu bisa meningkatkan risiko asma. Para peneliti Tiongkok menemukan, junk food dikaitkan dengan kondisi paru kronis. Kondisi tersebut melanda sekitar lima juta orang di Inggris.

Sering mengonsumsi hamburger juga meningkatkan risiko mengi serta penyakit terkait alergi lain seperti demam hay serta alergi rhinitis. Demikian ungkap studi yang dimuat dalam jurnal Respirology, melansir laman New York Post, Minggu (8/7/2018).

Para peneliti dari Sichuan University mengatakan, "Dalam dekade terbaru ini, makanan cepat saji jadi komponen penting pola makan, terutama di negara-negara yang mengadopsi gaya hidup Barat dan berpendapatan tinggi. Konsumsi makanan cepat saji itu dikaitkan dengan kualitas makan yang buruk, asupan kalori tinggi, kelebihan berat badan serta obesitas pada anak-anak dan dewasa. Obesitas adalah risiko mandiri untuk asma dan sensitisasi alergi."

 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlu Studi Lebih Lanjut

Menurut mereka, kualitas diet atau pola makan yang buruk juga berkontribusi terhadap perkembangan dan peningkatan asma atau mengi melalui banyak mekanisme.

"Contohnya, asam lemak jenuh bisa mengaktifkan reseptor yang memicu pelepasan kimiawi pro-inflamasi yang menyebabkan masalah peradangan kronis di saluran napas," jelas mereka.

Makanan tinggi lemak memperparah peradangan pada asma. Ditambah lagi, konsumsi makanan cepat saji akan mengurangi konsumsi makanan yang kaya kandungan nutrisi baik seperti sayuran dan buah-buahan.

Sayuran dan buah-buahan mengandung banyak zat kimia yang mengandung antioksidan dan antiperadangan. Kurangnya asupan buah dan sayur akan berdampak pada prevalensi asma.

Meski begitu, penulis utama studi Dr Gang Wang mengatakan perlu studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasil analisis ini.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Asma adalah penyakit jangka panjang pada saluran pernapasan yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran napas.

    Asma

  • Burger