Sukses

Kenali Lebih Dini Glaukoma, yang Dialami Aminah Cendrakasih

Glaukoma merupakan penyakit pada mata berupa penurunan lapang pandang yang disebabkan peningkatan tekanan pada bola mata.

Liputan6.com, Jakarta Glaukoma membuat Aminah Cendrakasih tak bisa melihat. Pemeran Mak Nyak dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan itu sudah lima tahun berjuang melawan sakit yang mendera indra penglihatannya. Namun demikian, aktris senior yang lahir di Magelang pada 29 Januari 1938 itu tetap terlihat semangat terlibat dalam film Si Doel The Movie, adaptasi sinetron yang populer di era 1990-an tersebut.

Fakta ini disampaikan oleh Maudy Koesnaedi kepada rekan Showbiz Liputan6.com pada pertengahan Maret 2018.

"Padahal buat Mak Nyak agak berat sehari dibabat delapan scene. Mak Nyak (dalam film) ceritanya sakit. Bukan karena memang sakit. Semua responsnya sangat baik, ya dia membawakannya memang sedang berakting gitu," ucap pemeran Zaenab di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Aminah Cendrakasih awalnya tak menduga jika ia terserang glaukoma. Kisah sedih itu dibagikan Lala, anak keenam Mak Nyak.

"Suatu saat ibu ngerasa matanya ada masalah, ya sudah diperiksa. Kata ibu, 'Katarak kali.' Ibu minta operasi katarak. Kita ke dokter, terus diperiksa. Ternyata begitu diperiksa bukan katarak, jadi memang glaukoma. Jadi di matanya ada perdarahan karena ibu kelamaan pakai obat tetes mata, ternyata pemicunya itu karena saraf-sarafnya ketarik semua, jadi tegang," ungkap Lala, seperti dikutip dari bintang.com, pada media, 2017.

Lala melanjutkan, ibunya yang merupakan anak dari aktris senior almarhumah Wolly Sutinah itu sudah terbaring sakit selama 1 dekade.

"Total 10 tahun, tapi yang benar-benar enggak bisa (melihat dan beraktivitas) sama sekali itu sudah hampir lima tahun. Selama itu benar-benar di kasur hari-harinya. Subuh saya mandiin, sore saya mandiin. Tapi alhamdulillah badannya masih mulus, masih bersih, ibu malah sekarang sehat," sambung Lala.

Apa itu glaukoma yang menyebabkan kebutaan pada aktris senior Aminah Cendrakasih?

Pada peringatan Minggu Glaukoma Dunia 2018 pada Rabu (14/3/2018), dokter mata dari National Hospital Nigeria, Habibat Daromosu, mengungkapkan, glaukoma merupakan penyebab kebutaan tertinggi nomor dua di seluruh dunia setelah katarak.

"Glaukoma adalah penyakit mata yang parah, tanpa gejala atau penyembuhan. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada penglihatan hingga jadi buta. Itulah pentingnya para ahli dapat mendiagnosis penyakit ini sedini mungkin," ujar Daromosu kepada Sundiata Post.

 

Simak juga video menarik berikut:

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Faktor yang Memicu Glaukoma, Pemicu Kebutaan

Glaukoma merupakan penyakit pada mata berupa penurunan lapang pandang yang disebabkan oleh peningkatan tekanan pada bola mata, sehingga menyebabkan kerusakan pada saraf mata dan mengakibatkan kebutaan.

Menurut dr Karunia Ramadhan, meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata. Sehingga merusak jaringan-jaringan saraf halus di retina dan di belakang bola mata, seperti dikutip dari laman KlikDokter, Rabu (11/4/2018).

Dia melanjutkan, gejala glaukoma terbagi atas glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup. Pada penderita glaukoma akut akan merasakan gejala seperti terlihat pandangan seperti pelangi, pandangan menurun mendadak, sakit kepala, mual, dan muntah.

Faktor risiko glaukoma, Ramadhan menambahkan, salah satunya bisa disebabkan genetik.

"Seseorang dengan riwayat keluarga memiliki glaukoma, cenderung memiliki risiko menderita penyakit ini lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga."

Faktor lainnya adalah semakin senja usia. Ia melanjutkan, usia 40 ke atas dan penderita yang berkacamata baik miopia atau hipermetropia juga berisiko.

Ramadhan menyarankan apabila Anda memeriksakan diri ke dokter mata, beri tahukan bahwa Anda memiliki riwayat keluarga glaukoma. Dengan demikian, pemeriksaan dokter akan lebih terarah.

Terakhir yang berisiko terserang glaukoma di antaranya mereka yang punya riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, sering mengalami migrain, riwayat kecelakaan pada kepala dan riwayat operasi pada mata sebelumnya, serta pengguna obat-obat steroid dalam jangka waktu lama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.