Sukses

Resolusi Tahun Baru Langsing, Coba Diet Nondiet

Pilihan diet itu banyak dan trennya silih berganti. Tak ada salahnya jika Anda memilih melakukan diet 'nondiet'.

Liputan6.com, Jakarta Apa resolusi 2018 yang ada di benak Anda? Sejumlah orang membuat resolusi menurunkan berat badan. Biasanya langkah yang dipilih diet. Namun, pilihan diet itu banyak dan trennya silih berganti. Tak ada salahnya jika Anda memilih melakukan diet nondiet.

"Diet nondiet adalah untuk siapa saja yang pernah mengatakan 'Diet dimulai Senin'," kata Brooke Alpert, ahli diet terdaftar dan penulis The Diet Detox: Why Your Diet is Making You Fat and What to Do About It, seperti dilansir Wnep.

Menurutnya, diet nondiet adalah pendekatan gaya hidup untuk makan sehat. Anda cukup menetapkan pedoman makan sehat untuk diri Anda dan ini bisa membantu menurunkan berat badan.

Salah satu aspek terpenting dari diet nondiet adalah indulgensi yang disengaja. Maksudnya makan yang direncanakan tanpa rasa bersalah.

"Rasa bersalah membuat Anda gemuk," kata Alpert.

Merasa bersalah karena pilihan makanan menyebabkan Anda membuat pilihan makanan yang lebih buruk, dan karenanya menjadi pola siklus. "Ada waktu dan tempat untuk kentang goreng dan piza dan sepotong kue," kata Alpert.

Kuncinya, lanjut Alpert, adalah merencanakan ke depan. Misalnya, jika Anda pergi makan malam, dan Anda tahu restoran itu memiliki kue cokelat yang lezat, Anda bisa memakannya tapi Anda mengurangi makan Anda di siang hari. Namun, idenya adalah menikmati suguhan saat Anda memakannya.

"Ini tentang makan dengan sengaja ... dan berkata 'Saya akan makan kue itu dan tidak merasa bersalah karenanya'."

Dengan membiarkan diri Anda memiliki kesenangan kecil meski saat sedang diet, dapat membantu mengatur berat badan.

 

Simak video berikut ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apa yang salah dengan diet?

Masalah dengan kebanyakan diet, menurut Alpert, memiliki "tanggal kedaluwarsa".

"Apakah itu satu hari, 10 hari, 30 hari atau 45 hari - dengan tanggal akhir, Anda menghadapkan diri Anda dengan kegagalan dan siklus diet yo-yo yang tidak pernah habis," katanya.

Ia mencontohkan ketika Anda dilarang makan roti. Dan setelah Anda tak memakan makanan yang sebenarnya Anda suka, itulah waktu yang paling rentang untuk melanggarnya dan akhirnya berat badan bertambah lagi, bahkan lebih beberapa kilogram.

Alpert mengatakan, ketika seseorang hanya memusatkan perhatiannya pada keinginan menghindari makanan favoritnya maka akan tercipta hubungan yang tidak sehat dengan makanan dan cenderung makan berlebihan.

Apa yang lebih penting untuk kesuksesan, kata para ahli, adalah menghindari peraturan makanan ketat

"Rencana makan yang seimbang dan tidak terbatas lebih mudah dipatuhi dalam jangka panjang," kata Kelly Pritchett, seorang ahli diet dan juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics

"Juga, sebagian besar makanan yang membatasi atau menghilangkan makanan dengan kehilangan nutrisi penting dan ini bisa mengakibatkan kekurangan nutrisi."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.