Sukses

Jonghyun SHINee Idap Depresi Seasonal Affective Disorder

Dalam sebuah wawancara dengan radio, Jonghyun SHINee mengakui dirinya mengidap jenis depresi seasonal affective disorder (SAD).

Liputan6.com, Jakarta Kematian Jonghyun SHINee dipicu dari depresi yang sangat menyedihkan. Personel SHINee yang terbilang paling banyak penggemarnya ini, ternyata pernah mengutarakan jenis depresi yang dialaminya.

Dalam sebuah wawancara dengan Blue Night Radio pada 2016, Jonghyun mengakui mengidap seasonal affective disorder (gangguan afektif musiman) atau yang disingkat dengan SAD. Hal ini diketahui dari sepenggal kalimat yang diucapkannya.

"Aku rasanya semakin lebih sensitif. Aku jadi sering menangis. Mungkinkah ini karena lagi musim gugur?" (Jonghyun SHINee lantas menyebutkan, ia memiliki gangguan afektif musiman).

Jonghyun SHINee mengidap jenis depresi seasonal affective disorder. (Blue Night Radio)

SAD merupakan salah satu jenis depresi ringan yang biasa terjadi di negara-negara empat musim.

Dilansir dari Fox News, Rabu (21/12/2017), gejala SAD meliputi kelesuan, sulit tidur, lesu di pagi hari, suasana hati yang tertekan, menarik diri dari lingkungan sosial, mudah marah, dan gampang tersinggung. SAD umumnya terjadi di akhir musim gugur atau awal musim dingin.

Tak heran, SAD juga dikenal dengan sebutan depresi onset musim dingin (winter-onset depression). Gejala depresi ini akan menghilang saat ada lebih banyak cahaya matahari di musim semi dan musim panas.

Untuk menghilangkan depresi SAD, orang yang bersangkutan bisa menjalani terapi cahaya atau terapi ultraviolet.

 

 

Simak video menarik berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

SAD tidak ada di Indonesia

Depresi SAD yang diidap Jonghyun tidak ada di Indonesia. Hal ini karena Indonesia hanya memiliki dua musim.

"Ya, tidak ada SAD. Itu memang hanya terjadi di negara empat musim saja. Di sini (Indonesia), mayoritas pasien mengidap jenis gangguan depresi yang bernama depression disorder. Kalau SAD jelas tidak ada," kata dokter spesialis penyakit jiwa, Elisa Tandiono, saat dihubungi Health-Liputan6.com melalui telepon, Kamis (21/12/2017).  

Terapi untuk SAD menggunakan terapi ultraviolet. Di negara-negara empat musim, seperti di Taiwan, ada alat untuk terapi ultraviolet.

"Kalau di Indonesia, tidak ada terapi ultraviolet. Banyak matahari di sini, jadi tinggal keluar saja (di alam terbuka)," tutup Elisa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.