Sukses

Buka Puasa, Jangan Sembarang Jajan, Bisa Bahaya Lho

Sebelum beli makanan buka puasa, telitilah

Liputan6.com, Jakarta Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru mengimbau agar warga masyarakat di Provinsi Riau teliti sebelum membeli makanan buka puasa agar terhindar dari kemungkinan penggunaan zat berbahaya bagi tubuh ketika dikonsumsi.

"Pilihlah pasar-pasar Ramadan yang memiliki kawasan bersih untuk referensi menu berbuka serta tempat makanan diletakkan di tempat tertutup," ucap Kepala Bidang Sertifikasi dan Layanan Informasi BBPOM Pekanbaru, Syelviyane Pelle di Pekanbaru, Rabu.

Dia berujar, keberadaan pasar Ramadan sangat membantu warga dalam memilih menu berbuka dan lebih praktis karena menu yang ditawarkan bermacam-ragam yang sangat menggoda selera.

Namun ini bukan berarti, katanya, semua makanan dan minuman yang ditawarkan para pedangang dipasaran sudah aman atau laik untuk dikonsumsi.

BBPOM menyatakan, warga harus menghindari makanan dan minuman berwarna yang terlalu terang atau sangat mencolok serta makanan yang baunya tidak terlalu menyengat.

Dari pengalaman, banyak orang-orang tidak bertanggungjawab memanfaatkan momen seperti bulan puasa Ramadan demi mencari keuntungan, diantaranya dengan memasukkan campuran atau zat berbahaya agar makanan yang dijual terlihat lebih bagus dan menarik.

"Intinya sebagai konsumen harus peka, lihat dengan jelas dan cium baunya. Itu ciri-ciri umum yang mesti warga ketahui. Alangkah lebih baik lagi, kalau menu berbuka dihidangkan untuk keluarga dibuat sendiri dirumah karena sudah tentu aman dan higenis," saran Pelle.

Selain itu, ujarnya menambahkan, untuk kepastian tingkat akurasi terhadap jajanan baik makanan dan minuman yang dijual pada sejumlah pasar Ramadan, tentu harus melalui uji laboratorium BBPOM Pekanbaru.

"Kami dari Balai Besar POM selama Ramadan tahun ini, akan terus mengawasi dengan mengambil sampel beberapa tempat yang dicurigai dan sampel tersebut akan dicek memastikan makanan aman untuk di konsumsi," tegasnya.

Kepala BBPOM Pekanbaru, Indra Ginting sebelumnya menyatakan, pihaknya akan tetap menjalankan program rutin seperti mengeluarkan edaran untuk disebarkan kepada masyarakat untuk tetap hati-hati dan selektif dalam membeli makanan.

Di samping itu, razia rutin akan tetap dilakukan untuk mengawasi makanan dan obat-obatan. "Kita tetap lakukan pengawasan dan edaran ke sarana-sarana distribusi makanan seperti mini market, swalayan dan distributor dan lainnya. Kita juga melakukan pengawasan," katanya.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau tahun 2014 menyebutkan, sampah di Kota Pekanbaru meningkat 100 ton per haril pada saat bulan puasa Ramadan 1435 Hijriah. Sementara makanan yang dikonsumsi warga Pekanbaru sedikit, tapi inflasi kebutuhan pokok tergolong tinggi.

"Kepada warga kita imbau untuk tidak berlebihan dalam mengkonsumsi makanan terutama dalam belanja bahan pokok. Fakta di tahun lalu, jumlah sampah domestik atau rumah tangga meningkat 100 ton per hari," ujar Kepala Perwakilan BI Riau, Mahdi Muhammad.

Ia mengaku, sebanyak 100 ton sampah per hari tersebut meningkat dibanding waktu normal atau di luar Ramadan dan merupakan sampah dometik yang berasal dari makanan dan minuman terbuang atau tidak dikomsumsi selama bulan suci bagi umat Islam di "Kota Bertuah".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.