Sukses

Banyak Penderita Hepatitis Tak Sadar Terinfeksi

World Health Assembly disetujuinya resolusi untuk meningkatkan pencegahan, diagnosa, dan pengobatan Hepatitis.

Liputan6.com, Jenewa Virus Hepatitis setiap tahunnya menyebabkan 1,4 juta kematian. Sedangkan 500 orang saat ini hidup dengan Hepatitis. Dan kebanyakan, penderita hepatitis tak menyadari dirinya terinfeksi.

Karena itulah World Health Assembly ke-67 yang diselenggarakan di Jenewa membicarakan masalah Hepatitis, termasuk pengobatannya.

"Seperti kebanyakan orang dengan hepatitis B kronis atau C tetap tidak menyadari infeksi yang dialami mereka, ini juga membutuhkan peningkatan skrining," begitus isi dalam rilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) seperti dilansir Jumat (23/5/2014).

Selama ini, ada lima virus Hepatitis yang utama yakni A, B, C, D, E. Jenis B dan C yang menyebabkan penyakit kronis pada ratusan juta orang. Ini juga yang menjadi penyebab paling umum dari sirosis hati serta kanker.

Pada World Health Assembly disetujuinya resolusi untuk meningkatkan pencegahan, diagnosa, dan pengobatan Hepatitis. Resolusi itu menyoroti pentingnya memperluas program Vaksin Hepatitis A dan B. Selain itu, resolusi di WHA juga menekankan pentingnya menerapkan langkah tepat untuk melindungi kelompok orang yang menyuntikkan narkoba dari infeksi.

Dalam pertemuan itu WHA juga menyetujui proposal untuk meningkatkan koordinasi global dalam upaya mengatasi penyakit tak menular seperti diabetes, kanker, penyakit jantung, dan stroke.

Para delegasi juga sepakat mempertimbangkan berbagai langkah untuk meningkatkan kualitas dan obat-obatan hepatitis bisa terjangkau. Selain itu, delegasi meminta Sekretariat WHO untuk terus membantu negara-negara mengembangkan strategi dan tujuan yang kuat tentang hepatitis, serta melaporkan secara berkala tentang kemajuan program-program tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini