Sukses

Pria Berkursi Roda Bomber Bandara Beijing Banjir Dukungan Warga

Alih-alih mengutuk Ji, warga China malah membela aksi pria tersebut. Kenapa?

Sebuah bom meledak di Bandara Internasional Beijing, China, Sabtu 20 Juli 2013. Pelakunya diketahui seorang pria berkursi roda bernama Ji Zhongxin. Tak ada korban jiwa. Hanya Ji dan polisi yang terluka.

Alih-alih mengutuk Ji, warga China malah membela aksi pria tersebut. Pelaku yang melukai diri sendiri itu diketahui melakukan pengeboman sebagai aksi protes terhadap kebrutalan yang dilakukan polisi padanya. Ia pernah dipukul polisi hingga saat ini harus menggunakan kursi roda.

Pesan dukungan untuk Ji di-posting lewat jejaring sosial menyusul laporan yang menyatakan pria 34 tahun itu melakukan terorisme demi menindaklanjuti petisi kepada pemerintah yang telah dilakukannya sejak 2005, tetapi belum juga ditanggapi.

Dalam laporan Beijing News yang dilansir News.com.au, Senin (22/7/2013), sebelum bom diledakkan, Ji yang duduk di kursi roda itu memperingatkan penumpang pesawat yang berada di sekitarnya untuk berhati-hati dengan bom yang akan diledakkannya.

Hal tersebut yang membuat warga China mendukungnya. Usaha itu membuktikan bahwa Ji tidak ingin merugikan orang lain, tetapi hanya menarik perhatian.

"Sebenarnya dia (Ji) adalah warga yang baik. Dia memperingatkan orang-orang yang lewat. Lalu apa salahnya masyarakat mendukungnya?" komentar seorang profesor di Institut Teknologi Beijing, Zhao Xiao dalam media sosial mirip Twitter, Sina Weibo.

Yuan Yulai, seorang pengacara China menyuarakan opininya. "Dia memberi peringatan pada orang lain untuk pindah. Dia adalah orang baik. Aku berharap, pihak berwenang mau memahaminya, atau mereka bisa memicu aksi serupa," tulis Yuan.

"Bagaimanapun perbuatannya, dia tidak segila polisi yang dulu pernah melukainya," ujar pengguna Sina Weibo lainnya.

Bom diledakkan di terminal 3, tepatnya di pintu kedatangan penerbangan internasional Bandara Beijing. Ledakan terjadi pada pukul 18.24 waktu setempat.

Setelah pengeboman itu, Zhongxin ditangkap, kemudian dibawa ke rumah sakit--tempat dulunya tangan kirinya diamputasi. Radio China Internasional melansir, seorang yang polisi yang bergegas menuju ke lokasi kejadian ikut terluka.

Kronologi Pemukulan Ji oleh Polisi

Ji pindah dari bagian timur Provinsi Shandong untuk bekerja sebagai tukang ojek di Kota Dongguan Selatan. Lalu entah apa yang alasannya, pada 2005, polisi memukulinya dan membuatnya cacat,

Seorang penyiar Hong Kong di Phoenix TV ikut berkomentar atas aksi yang gagal untuk mendapatkan kompensasi. Ji telah kehilangan harapan pada hukum.

Beijing Evening News mewartakan, Ji bersama keluarganya menuju Beijing pada tahun 2009 untuk melakukan petisi pada pemerintah pusat tentang kasusnya.

"Menurut penyelidikan polisi, ia telah mengajukan petisi tentang perlakuan tidak adil terkait dugaan penyebab kelumpuhan selama 10 tahun. Keluarga pria itu tidak terlibat dalam aksi pengeboman," kata kepolisian kota Ji Heze kepada kantor berita Xinhua.

Banyak laporan yang mengatakan, Ji frustasi dengan pengajuan petisi yang tak kunjung diurus. Menanggapi kasus ini, Willy Lam, analis Chinese University of Hong Kong mengatakan, tak jarang terjadi tindak kekerasan atau pengeboman yang dilakukan oleh pemohon seperti Ji yang diabaikan selama bertahun-tahun.

"Orang-orang yang menjadi korban ketidakadilan tak punya ruang untuk didengarkan hingga mereka melakukan kekerasan. Hal itu dilakukan untuk menarik perhatian publik. Namun, menarik perhatian dengan kasus pengeboman, itu tak akan berhasil," jelas Willy.

Bukan Pertama

Menurut pemberitaan media pemerintah, seorang pria pengangguran yang juga pemohon petisi nekat meledakkan bom di sebuah bus di Kota Pesisir Xiamen. Ledakan yang terjadi bulan Juni 2013 itu menewaskan 47 orang.

Pengguna internet di China menyatakan, aksi bom Ji di Bandara Beijing dengan memperingatkan penumpang sebelumnya itu berbeda dengan serangan di Xiamen.

"Menurutku itu keputusan yang patut diacungi jempol, karena Ji berusaha meminimalisir korban atas aksinya," kata seorang pengguna Sina Weibo yang tak disebutkan namanya. (Riz/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
    Negara dengan penduduk terbanyak di seluruh dunia. Negara ini telah berganti nama menjadi Republik Rakyat Tiongkok.

    China

  • bom