Sukses

Pria di Iran Alami Sindrom Aneh di Kepala Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Narkoba bukan hanya merusak jiwa dan fungsi otak, ternyata efek sampingnya juga meninggalkan dampak fatal yang merusak tulang.

Diterbitkan 04 November 2025, 20:30 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Teheran Kasus medis langka yang terjadi oleh seorang pria muda mengejutkan dunia kedokteran dari Iran. Akibat menggunakan narkoba dalam jangka panjang, pria (23) mengalami sindrom kepala tertunduk hingga sudut 90 derajat.

Dokter di Universitas Kedokteran Isfahan menemukan penyakit yang dikenal secara medis sebagai Kifosis Servikal (CKS) atau Sindrom Kepala Terjatuh, yaitu kondisi medis serius yang ditandai dengan kelemahan otot ekstensor leher, dilansir dari Oddity Central, Selasa (4/11/2025).

Gangguan yang terjadi pada otot leher tersebut diakibatkan oleh penyakit neuromuskular, seperti miopati mitokondria atau miopati kongenitas, penyakit neuron motorik, atau kelainan anatomi yang memiliki kepala besar.

Menurut laporan para dokter Iran, kasus ini berbeda karena disebabkan oleh kebiasaan posisi tubuh yang salah saat menggunakan narkoba dalam jangka panjang.

Bukan hanya memiliki riwayat kecanduan heroin, opium, dan amfetamin, tetapi kebiasaan menundukkan kepala dalam posisi yang sama setiap kali mengonsumsi zat terlarang memberikan tekanan berulang pada otot tulang leher.

Dampak Narkoba

Kebiasaan tersebut menyebabkan perubahan progresif pada struktur tulang belakang leher, terutama di bagian vertebra C3, C4, dan C5 pasien.

Hasil CT scan yang telah dilakukan menunjukkan adanya deformitas kifoskoliosis parah, sehingga tim dokter memberikan solusi untuk melakukan operasi tiga tahap.

Setelah melewati operasi pengangkatan tulang yang cacat agar memperbaiki posisi tulang leher.

Pasien kini dapat berjalan kembali dengan bantuan kerah penyangga hanya sehari setelah prosedur dilakukan. Bahkan ia diperbolehkan pulang setelah tiga hari perawatan.

2 dari 2 halaman

Perjuangan Untuk Sembuh

Sebelum menjalani operasi pada bagian tulang lehernya, pasien sempat mencoba berbagai pengobatan tradisional dan herbal yang hasilnya tidak meringankan gejala.

Ia pun segera mencari perawatan medis dan konseling psikiarti, dan akhirnya berhasil berhenti dari penggunaan narkoba.

Selama masa pemulihan setelah satu tahun, lehernya menunjukkan peningkatan yang memuaskan pada posisi dan keselarasan tulang belakangnya.

Tim dokter juga memberikan laporan dari perkembangan pasiennya yang mengalami penyakit langka tersebut.

"Kami menemukan bahwa penyalahgunaan obat berkontribusi terhadap perkembangan kifosis servikal berat yang jarang terjadi," tulisnya.

"Posisi tubuh yang salah selama penggunaan zat secara berulang menyebabkan perubahan muskuloskeletal yang mengarah pada kifoskoliosis," tambahnya.

Kasus langka dari pasiennya menjadi laporan pertama yang menghubungkan penyalahgunaan narkoba bukan hanya menyebabkan kerusakan pada organ dalam manusia.

Tetapi lebih dari itu, perubahan struktur fisik tubuh terhadap tulang juga memengaruhi yang membuat seseorang mengalami Sindrom Kepala Terjatuh.

EnamPlus