, Berlin - Anggota Parlemen Jerman (Bundestag) akhirnya memilih Friedrich Merz sebagai kanselir ke-10 Republik Federal Jerman dalam putaran kedua pemungutan suara pada Selasa (6/5/25).
Lapora DW Indonesia yang dikutip Kamis (8/5/2025) menyebut bahwa politikus berusia 69 tahun itu terpilih sebagai kanselir Jerman setelah meraih 325 suara dukungan, sementara 289 anggota parlemen menolaknya. Terdapat satu suara abstain dan tiga suara dinyatakan tidak sah.
Baca Juga
Hasil ini kontras dengan putaran pertama yang berlangsung alot. Friedrich Merz yang merupakan ketua partai CDU sempat gagal meraih dukungan mayoritas setelah hanya memperoleh 310 suara, sementara 307 anggota menolaknya. Padahal, koalisi pemerintahannya (CDU/CSU dan SPD) yang dijuluki "koalisi Hitam-Merah" menguasai 328 kursi di Bundestag. Artinya, setidaknya 18 suara dari kubu koalisinya sendiri tidak mendukung Merz. Namun, sifat pemungutan suara yang rahasia menyulitkan identifikasi anggota koalisi yang membangkang.
Advertisement
Presiden Bundestag Julia Klöckner kemudian membuka putaran kedua setelah usulan prosedural disetujui. Dalam putaran ini, Merz kembali membutuhkan dukungan mayoritas absolut minimal 316 suara dari total 630 anggota parlemen.
Partai Alternatif untuk Jerman (AfD) yang beraliran kanan turut mendorong penyelenggaraan putaran kedua. "Jerman membutuhkan pemerintahan sekarang. Kami tidak akan mencegahnya," tegas anggota parlemen AfD Bernd Baumann dalam debat prosedural di sesi pleno.
Ini menjadi momen bersejarah bagi Jerman pascaperang. Untuk pertama kalinya, seorang kandidat kanselir yang memenangkan pemilu dan berhasil merampungkan pembentukan koalisi justru gagal meraih dukungan mayoritas dalam pemungutan suara perdana di parlemen.
Namun konstitusi Jerman telah mengantisipasi skenario seperti ini. Pasal 63 Grundgesetz (Undang-Undang Dasar Jerman) menyatakan: "Jika calon kanselir yang diajukan tidak terpilih, Parlemen Jerman Bundestag dalam tenggat waktu 14 hari setelah pemungutan putaran pertama, dengan kuorum lebih dari separuh anggota akan memilih seorang kanselir baru Jerman."