Sukses

Inggris dan Korea Selatan Gelar KTT Kecerdasan Buatan

Ini tujuan yang diharapkan akan tercapai dari KTT soal kecerdasan atau AI buatan tersebut.

 

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka menyusun sebuah perjanjian baru, untuk mengembangkan dan mempromosikan aspek positif dari kecerdasan buatan (AI), sebuah KTT digelar. Acara dibuka pada Selasa 21 April 2024 di Korea Selatan.

KTT internasional soal kecerdasan buatan tersebut, seperti diikutip dari VOA Indonesia, Rabu (22/4/2024), diselenggarakan selama dua hari.

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, berbicara kepada para perwakilan ekonomi utama dunia melalui konferensi virtual, terkait peran keduanya sebagai penyelenggara bersama, KTT AI Seoul.

Laman KTT tersebut menyatakan, seluruh peserta akan memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk sebuah kesepakatan dalam tiga komponen kunci: keamanan, inovasi dan inklusivitas.

Para pemimpin dari tujuh negara demokrasi, termasuk AS, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Inggris, telah diundang dalam pembukaan KTT, termasuk juga para pemimpin dari Australia dan Singapura.

Kantor kepresidenan Korea Selatan mengatakan, China akan mengirimkan perwakilan dalam pertemuan tingkat menteri secara langsung yang akan diadakan para Rabu.

KTT AI Seoul diselenggarakan enam bulan setelah perwakilan dari hampir 30 negara bertemu dalam KTT Keamanan AI pertama di Taman Bletchley yang ikonik di Inggris dan berjanji akan bekerja sama dalam memitigasi risiko yang disebabkan oleh kecerdasan buatan.

Taman Bletchlet adalah basis dari program legendaris Inggris, untuk memecahkan rahasia kode dari pasukan Nazi, selama Perang Dunia II.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KTT Demokrasi di Seoul

Sebelumnya, Korea Selatan menggelar KTT Demokrasi atau Ministerial Conference Summit for Democracy (SDF) di Seoul, Korea Selatan, pada Senin (18/3/2024).

Pada momen itu, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi menekankan bahwa teknologi termasuk Artificial Intelligence (AI) harus dapat memperkuat dan mewujudkan demokrasi yang lebih baik, kekuatan untuk kebaikan (force of good).

Dalam kesempatan yang sama, Menlu Retno juga kembali menyinggung isu Palestina dengan mengajak negara-negara untuk mendukung upaya gencatan senjata dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Demikian seperti dikutip dari pernyataan tertulis Kedutaan Besar RI di Seoul (KBRI Seoul), Jumat (22/3).

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini