Sukses

Dokter Ortopedi Palestina di Gaza Meninggal di Penjara Israel, Diyakini Dibunuh

Kematian Adnan al-Bursh menambah panjang daftar pekerja medis di Jalur Gaza sejak perang terbaru meletus pada 7 Oktober 2023.

Liputan6.com, Gaza - Seorang dokter Palestina meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan. Hal tersebut diungkapkan asosiasi tahanan Palestina.

Layanan penjara Israel mengonfirmasi bahwa seorang tahanan yang ditahan karena alasan keamanan nasional dan meninggal di Penjara Ofer adalah Adnan al-Bursh (50).

Tidak ada rincian yang diberikan mengenai penyebab kematiannya dan pihak penjara mengatakan insiden tersebut sedang diselidiki.

Namun, kelompok advokasi tahanan Palestina menyebutkan dalam pernyataan bersama pada hari Kamis (2/5/2024) bahwa kematian al-Bursh adalah sebuah "pembunuhan" dan tubuhnya masih berada dalam tahanan Israel.

Al-Bursh adalah kepala ortopedi di fasilitas medis terbesar di Jalur Gaza, Rumah Sakit al-Shifa, yang telah beberapa kali digerebek oleh angkatan bersenjata Israel. Dia untuk sementara bekerja di rumah sakit Al-Awada di Gaza Utara, di mana dia ditahan oleh pasukan Israel.

Rekan kerja memberikan penghormatan kepada mendiang ahli bedah tersebut, menggambarkannya sebagai orang yang "berbelas kasih" dan "heroik".

Direktur al-Shifa, Marwan Abu Saada, mengatakan berita kematiannya sulit ditanggung oleh jiwa manusia. Rekan lainnya, Suhail Matar, menyebut al-Bursh sebagai "katup pengaman" untuk setiap departemen ortopedi di semua rumah sakit di Jalur Gaza.

"Jarang sekali Anda bertemu orang seperti dia dalam hidup Anda karena dokter satu ini bekerja sepanjang hidupnya dengan penuh dedikasi dan melakukan upaya luar biasa dengan mengorbankan dirinya sendiri," kata Matar, seperti dilansir BBC, Sabtu (4/5).

Lebih lanjut, Matar mengenang mendiang rekannya itu sebagai seseorang yang tak pernah lelah bekerja dan dicintai semua orang.

"Dia selalu tersenyum," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Respons PBB dan AS

Pelapor Khusus PBB untuk Situasi Hak Asasi Manusia di Tepi Barat dan Jalur Gaza, Francesca Albanese, mengatakan dia sangat khawatir dengan berita kematian al-Bursh dan meminta komunitas diplomatik untuk mengambil tindakan nyata dalam melindungi warga Palestina.

Sementara itu, juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengaku Presiden Joe Biden telah berdiskusi dengan Israel tentang pentingnya melindungi pekerja kemanusiaan di Jalur Gaza.

"Presiden telah mengatakan dengan sangat jelas bahwa ketika menyangkut orang-orang yang ... berada di Gaza yang menyediakan semua layanan penting, bantuan kemanusiaan, layanan kemanusiaan, mereka perlu dilindungi. Mereka harus dilindungi," klaim Jean-Pierre.

"Kami yakin bahwa tentu saja ... pemerintah Israel telah mengambil upaya untuk melakukan hal tersebut dan telah mempertimbangkan kekhawatiran kami sehingga kami akan terus melakukan pembicaraan tersebut, namun sangat memilukan mendengarnya."

Otoritas Kesehatan Jalur Gaza dalam pernyataannya menyebutkan kematian al-Bursh menandai total pekerja medis yang dibunuh oleh Israel sejak serangan 7 Oktober 2023 kini mencapai 496 orang. Sementara itu, 1.500 orang lainnya terluka dan 309 orang ditangkap.

Fasilitas medis dilindungi berdasarkan hukum internasional, namun Israel menuduh Hamas menggunakannya sebagai kedok untuk operasi militer – tuduhan yang dibantah keras oleh Hamas.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.