Sukses

Soal Balas Serangan Iran, PM Benjamin Netanyahu: Israel Akan Lakukan Segala Cara untuk Pertahankan Diri

Israel akan membela diri, kata Netanyahu, sementara negara-negara Barat menyerukan untuk menahan diri.

Liputan6.com, Yerusalem - Israel akan membuat keputusannya sendiri tentang cara membela atau mempertahankan diri, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Rabu (17 April), ketika negara-negara Barat memohon untuk menahan diri dalam menanggapi serangkaian serangan dari Iran. Demikian seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (18/4/2024).

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan kelompok negara-negara industri G7 semuanya mengumumkan rencana untuk mempertimbangkan sanksi yang lebih ketat terhadap Iran, yang dipandang bertujuan untuk menenangkan Israel dan membujuk Israel agar mengekang pembalasan atas serangan langsung Iran yang pertama kali terjadi setelah Iran melakukan serangan balasan konfrontasi melalui proksi selama beberapa dekade.

Iran menyerang sebagai pembalasan atas dugaan serangan udara Israel terhadap kompleks kedutaan besarnya di Damaskus pada 1 April. Israel dan sekutunya sebagian besar menembak jatuh semua rudal dan drone dan tidak ada korban jiwa, namun Israel mengatakan mereka harus membalas untuk menjaga kredibilitas alat pencegahnya. Iran mengatakan pihaknya menganggap masalah ini sudah selesai, namun akan membalas lagi jika Israel melakukan hal tersebut.

Sebelumnya, PM Benjamin Netanyahu bertemu dengan para menteri luar negeri Jerman dan Inggris, yang keduanya melakukan perjalanan ke Israel sebagai bagian dari upaya terkoordinasi untuk menjaga konfrontasi antara Israel dan Iran agar tidak meningkat menjadi konflik regional yang dipicu oleh perang Gaza.

Kantor PM Israel kemudian mengatakan dia mengucapkan terima kasih kepada Annalena Baerbock dan David Cameron atas dukungan mereka sambil mengatakan kepada mereka: "Saya ingin memperjelasnya - kami akan membuat keputusan sendiri, dan Israel akan melakukan segala yang diperlukan untuk mempertahankan diri."

 

 

 

 

 

 

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

PM Inggris Sebut Israel Berencana Balas Serangan Iran

PM Inggris David Cameron mengatakan kini terlihat jelas bahwa Israel berencana membalas serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran, yang diluncurkan Teheran pada hari Sabtu (13/4) sebagai tanggapan atas dugaan serangan udara Israel yang menewaskan perwira militer di kedutaan besarnya di Suriah.

Baerbock mengatakan eskalasi "tidak akan menguntungkan siapa pun, tidak akan menguntungkan keamanan Israel, tidak akan merugikan puluhan sandera yang masih berada di tangan Hamas, tidak akan merugikan penduduk Gaza, tidak akan merugikan banyak orang di Iran yang menderita di bawah rezim tersebut".

Lebih dari enam bulan setelah perang Gaza antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas yang didukung Iran telah terjadi gejolak di Timur Tengah, para diplomat sedang mencari cara untuk mencegah pertempuran langsung antara Israel dan Iran.

Washington mengatakan pihaknya berencana untuk menerapkan sanksi baru yang menargetkan program rudal dan pesawat tak berawak Iran dalam beberapa hari mendatang dan mengharapkan sekutu-sekutunya akan mengikuti jejaknya.

Para pemimpin Uni Eropa dijadwalkan membahas sanksi pada pertemuan puncak di Brussels, begitu pula pertemuan para menteri luar negeri G7 di Italia.

Qatar, yang bertindak sebagai mediator, mengatakan negosiasi berada pada fase yang sulit. Mereka kemudian mengatakan bahwa mereka sedang mengevaluasi kembali perannya sebagai mediator, dengan alasan adanya kekhawatiran bahwa upaya mereka dirusak oleh mereka yang mengejar “kepentingan politik yang sempit”.

 

3 dari 3 halaman

Pemimpin Hamas Akan Bertemu Erdogan

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang tiga putranya dibunuh Israel dalam serangan di Gaza bulan ini, akan mengunjungi Türkiye dalam beberapa hari mendatang untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Dengan kemungkinan terjadinya kelaparan, Amerika Serikat dan Israel mengatakan akses terhadap bantuan telah meningkat pada bulan ini. Badan-badan bantuan mengatakan persediaan makanan dan obat-obatan masih terlalu sedikit untuk mencegah bencana.

Militer Israel mengatakan pada hari Rabu ((17/4) bahwa truk makanan memasuki Gaza dari Pelabuhan Ashdod untuk pertama kalinya sejak pemerintah menyetujui pembukaan pelabuhan tersebut untuk membantu pengiriman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini