Sukses

Pria Bersenjata dan Berkostum Star Wars Ala Skotlandia Bikin Geger, Kereta Sampai Putar Balik dan Warga Panik

"Petugas menerima laporan tentang seorang pria dengan senjata api dengan kostum Star Wars memasuki stasiun Aberdeen (Skotlandia) sebelum jam 9 pagi pada hari Sabtu (6 April)."

Liputan6.com, Aberdeen - Polisi di Skotlandia mengatakan seorang pria bersenjata dengan kostum dari salah satu karakter film Star Wars bikin geger, bahkan dilaporkan membuat kereta berputar kembali ke stasiun. Insiden ini terjadi pada Sabtu 6 April 2024.

Polisi kemudian mengatakan kepada AberdeenLive bahwa mereka mengetahui itu adalah "alarm/peringatan palsu".

Juru bicara British Transport Police (Polisi Transportasi Inggris) mengkonfirmasi kejadian tersebut dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kepada AberdeenLive.

"Petugas menerima laporan tentang seorang pria dengan senjata api memasuki stasiun Aberdeen sebelum jam 9 pagi pada hari Sabtu (6 April)," kata perwakilan tersebut. "Petugas hadir bersama rekan-rekan dari Kepolisian Skotlandia dan diputuskan bahwa itu adalah alarm palsu."

Usut punya usut, mengutip laporan UPI, Jumat (12/4/2024), pelaku adalah seorang cosplayer Star Wars yang sedang dalam perjalanan ke konvensi buku komik.

Pria itu, yang dikenal sebagai Grampian Stormtrooper di media sosial, mengenakan kostum Imperial Stormtrooper "dengan sentuhan Skotlandia" -- sebuah rok -- ketika dia menaiki kereta ScotRail ke Dundee di stasiun kereta Aberdeen.

Benar bahwa kereta kembali ke stasiun tak lama setelah berangkat, dan pria berkostum tersebut didekati oleh seorang penjaga yang mengantarnya ke petugas polisi yang menunggu.

Cosplayer tersebut menulis di Facebook bahwa dia "ditemui oleh dua petugas bersenjata api, tiga Polisi Skotlandia, dua British Transport Police (polisi Transportasi Inggris), dan harus mengobrol dengan mereka semua di kantor."

Pria tersebut mengetahui bahwa dia dilaporkan membawa "senjata api" di kereta, dan menjelaskan kepada polisi bahwa blaster (senjata peledaknya) adalah properti dari dari plastik.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pertama dalam 10 Tahun Didekati Polisi

Pria yang menghadiri DeeCon di Duncan of Jordanstone College of Art & Design, mengatakan ini adalah pertama kalinya dalam 10 tahun cosplay dia didekati oleh polisi.

Polisi kemudian mengantar pria itu pulang agar dia bisa mendapatkan tas untuk 'senjatanya' dan tidak membuat penumpang kereta api khawatir lagi.

Pria berkostum Star Wars ala Skotlandia itu juga diminta untuk tidak mengenakan baju Stormtrooper lengkap di kereta.

 

3 dari 4 halaman

Dikira Teroris, Aktor Drama Ditangkap di Toilet Kereta Prancis

Sementara itu, seeorang kondektur kereta api di Prancis merasa takut, ketika dirinya mendengar seseorang sedang berbicara sendirian di dalam toilet.

Pria itu mendengar kata-kata dalam bahasa Inggris yang berarti 'pistol' dan 'senjata' dari dalam kamar kecil di kereta cepat TGV, yang tengah melintasi Prancis bagian selatan, dari Marseille menuju Paris.

Ia merasa takut karena mengira akan terjadi sesuatu hal yang buruk. Jangan-jangan, orang yang ada di dalam toilet adalah pelaku teror. 

Dikutip dari laman BBC, Sabtu (10/6/2017) pasca-penyerangan di luar Katedral Note-Dame Paris, sebagian warga menjadi takut dan waspada.

Karena panik, si kondektur lantas memutuskan untuk mengambil tindakan. Ia memberi tahu atasannya, yang kemudian menghubungi polisi setempat. Pria mencurigakan itu pun dibawa keluar dari dalam toilet untuk diinterogasi.

Ia lantas dibawa ke kantor polisi di luar kota Valance untuk menjalani proses interogasi.

Ternyata, pria yang dicurigai sebagai pelaku teror adalah seorang aktor drama yang tengah berlatih dalam salah satu adegan film.

Ia mengatakan, tengah berlatih untuk audisi dan memilih berlatih di dalam toilet agar tidak mengganggu penumpang lainnya yang berada dalam satu gerbong miliknya.

Pria berusia 35 tahun yang merupakan aktor komedi Paris yang tak disebutkan namanya itu, saat di kamar mandi, berbicara dalam bahasa Inggris dan Belanda dengan nada keras.

Tak lama setelah dimintai keterangan, pria tersebut akhirnya dibebaskan.

Salah satu media lokal di Prancis Bleu France, melaporkan bahwa kejadian tersebut terjadi pada Rabu 7 Juni 2017 sore.

Akibat dari insiden tersebut, kereta cepat TGV Prancis harus berhenti di luar jadwal yang telah ditentukan.

Meski demikian, hal seperti itu tidak mengejutkan, sebab Prancis berada dalam situasi darurat. Apalagi, sebuah kereta ekspres di Prancis pun sempat menjadi sasaran serangan teror pada dua tahun yang lalu.

"Mengingat situasi terkait aksi terorisme dan guna meningkatkan kewaspadaan, kondektur kereta ingin menghindari risiko," ujar juru bicara perusahaan kereta api Prancis SCNF. 

4 dari 4 halaman

Gara-Gara Mengucap Kata 'Bombai', Pria India Ini Dikira Teroris

Kasus yang membuat publik geger lainnya pernah juga terjadi di India.

Seorang pria diringkus oleh otoritas keamanan Bandara Internasional Mumbai karena dituding melakukan teror bom pada penerbangan menuju kota New Delhi pada akhir pekan lalu. 

Pria yang diketahui bernama Vinod Moorjani itu mengucapkan kalimat dalam bahasa Hindi yang terdengar seperti ‘bomb hai’ yang berarti 'ada bom'.

Kalimat tersebut diucapkan oleh Vinod saat menelepon pihak pengelola bandara karena merasa frustrasi akibat ditundanya penerbangan menuju New Delhi selama berjam-jam. Demikian seperti dikutip dari laman BBC pada Rabu (3/1/2018). 

Setelah diselidiki oleh pihak berwenang, dugaan tersebut ternyata merupakan kesalahpahaman.

Operator salah dengar ucapan Vinod yang sejatinya menyebut ‘Bom-Del’, yakni kode penerbangan dari Mumbai menuju New Delhi, India. 

Kata 'Bom' sendiri merupakan singkatan dari kata Bombay yang merujuk pada nama terdahulu Mumbai, kota pusat bisnis terbesar di India tersebut. 

"Sebelum operator mendengar lebih jauh apa yang dikatakan oleh Vinod, sambungan telepon sempat menggantung, dan ditanggapi sebagai sebuah ancaman serius," jelas pihak berwenang terkait.

Namun, Vinod mengaku sambungan telepon yang menggantung tersebut disebabkan oleh adanya gangguan jaringan telepon.

Vinod yang seorang merupakan pengusaha keturunan India asal Amerika Serikat, mengajukan banding ke pengadilan setempat atas tuntutan pencemaran nama baik dan beberapa perilaku yang merugikan konsumen.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini