Sukses

Berkat Penebangan Pohon Cemara, Desa Kuno Skotlandia dari Abad ke-17 yang Hilang Akhirnya Ditemukan

Reruntuhan desa Brunell yang berasal dari abad ke-17 atau ke-18 telah ditemukan setelah proyek penebangan pohon dilakukan di Glen Brittle, Isle of Skye, Skotlandia.

Liputan6.com, Glen Brittle - Reruntuhan sebuah desa yang telah tenggelam dalam sejarah dipercaya berasal dari abad ke-17 atau ke-18 akhirnya terungkap setelah operasi penebangan pohon khusus dilakukan di Isle of Skye, Glen Brittle, Skotlandia

Dilansir dari Sky News, Rabu (13/3/2024), jejak rumah, kandang, lumbung dan tempat pembakaran jagung di Glen Brittle telah disembunyikan dari pandangan oleh perkebunan cemara komersial Sitka yang ditanam pada tahun 1977.

Forestry and Land Scotland (FLS) atau Badan Kehutanan dan Lahan Skotlandia menugaskan survei arkeologi di situs tersebut sebelum pohon-pohon tersebut ditebang.

FLS juga mengatakan bahwa desa ini telah lama diabaikan dan sudah menjadi desa hilang sejak era Ordnance Survey (Survei Persenjataan) pertama, yang hanya menggambarkan dua bangunan tak beratap dan sebuah lapangan di peta tahun 1881.

Berkas menunjukkan permukiman tersebut, yang disebut sebagai Brunell, dulunya ramai dengan sekitar 2.250 penduduk yang menggembalakan sapi, domba, dan kuda. Adapun sisa-sisa reruntuhan telah terkubur karena pertumbuhan pohon cemara Sitka yang ditanam secara komersial pada tahun 1977 --yang mengakibatkan sisa-sisa penting dari Desa Brunell tidak diketahui oleh masyarakat. 

Pada sensus selanjutnya, jumlah penduduk menurun menjadi 1.769 dan terus menurun. Dipercaya bahwa situs tersebut akhirnya hancur karena sistem yang menggabungkan peternakan kecil menjadi "satu jalur besar untuk penggembalaan domba".

Badan Pemerintah Skotlandia mengatakan bahwa terdapat 28 bangunan yang tercatat dalam survei AOC Archeology, dan sebagian dari permukiman tersebut telah tertutup oleh pepohonan yang tertiup angin.

Diketahui bahwa survei tersebut digunakan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan penebangan pohon dengan waspada. Jalur-jalur kecil dipersiapkan untuk memungkinkan mesin-mesin bekerja di sekitar reruntuhan agar tidak menyebabkan kerusakan saat area tersebut dibersihkan. Tindakan tersebut menunjukkan upaya pihak yang bersangkutan untuk melindungi warisan sejarah di tengah-tengah aktivitas pengelolaan hutan. 

"Beberapa reruntuhan kuno sudah terlihat sekarang di area yang sudah dibersihkan, sementara beberapa lainnya masih berada di bawah pepohonan," ungkap FLS.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Menguak Sejarah Pemukiman Brunell

Diduga berasal dari abad ke-17 atau ke-18, reruntuhan Desa Brunell yang terdiri dari berbagai macam bangunan seperti rumah, gudang, lumbung, dan tungku pengeringan jagung tertutup oleh penanaman pohon cemara yang dilakukan pada 1977.

Populasi Brunell awalnya mencapai 2.250 jiwa, yang beternak sapi, domba, dan kuda untuk membiayai hidup. Namun, pada sensus terakhir, jumlah penduduk menurun menjadi 1.769, disusul oleh penurunan keberlanjutan yang disertai dengan runtuhnya pemukiman.

Adapun hal tersebut diyakini terjadi karena adanya sistem menggabungkan peternakan-peternakan kecil menjadi "sebuah lahan besar untuk penggembalaan domba".

Sudah menjadi nasib penduduk Brunell, desa tersebut telah diabaikan sejak era Ordnance Survey. Pada saat itu, hanya ada dua bangunan tanpa atap dan sebuah lapangan yang digambarkan pada peta tahun 1881.

 

3 dari 4 halaman

Penemuan Lain di Isle of Skye

Tak hanya reruntuhan Desa Burnell saja, suatu spesies spesimen baru yang disebut pterosaurus juga berhasil ditemukan di daerah Isle of Skye. Adapun penemuan tersebut diumumkan oleh para ilmuwan dari National History Museum, Universitas Bristol, Universitas Leicester, dan Universitas Liverpool, seperti yang dikutip dari phys.org, Kamis (22/2). 

Penemuan ini menjadi dasar untuk model baru yang lebih kompleks tentang evolusi awal pterosaurus. Penelitian yang berjudul "Sebuah Pterosaurus baru dari periode pertengahan Jurrasic di Skye, Skotlandia dan diversifikasi awal reptil terbang" yang diterbitkan dalam jurnal Paleontologi Vertebrata menunjukkan bahwa penemuan ini penting dalam memperkaya pemahaman mengenai evolusi pterosaurus. 

Tidak hanya itu, hasil penelitian ini juga telah dipublikasikan dalam bidang jurnal ilmiah yang terkemuka. 

Ketidaklengkapan fosil pterosaurus sebelumnya menghambat upaya untuk memahami evolusi awal pterosaurus. Namun, penemuan fosil di Isle of Skye ini menunjukkan bahwa semua klad pterosaurus utama periode Jurrasic telah berevolusi jauh sebekum akhir Jurassic Awal. 

Sisa-sisa fosil tersebut terdiri dari rangkaian parsial dari satu individu, termasuk bagian bahu, sayap, kaki, dan tulang belakang.

4 dari 4 halaman

Kasus Serupa di Hutan Amazon

Sebuah kota kuno yang sangat besar juga berhasil ditemukan di sekitar Amazon dan diduga tersembunyi selama ribuan tahun oleh tumbuhan yang rimbun. 

Dilansir dari BBC, Kamis (22/2), diketahui bahwa para arkeolog memperkirakan kota tersebut dibangun sekitar 2.500 tahun lalu. Walaupun sulit untuk memperkirakan secara akurat berapa banyak penduduk yang tinggal disana pada suatu waktu, tetapi para arkeolog serta ilmuwan mengatakan bahwa jumlahnya sudah pasti sekitar 10.000 orang, jika bukan 100.000 ribu orang.

Para arkeolog menggabungkan penggalian atau ekskavasi darat dengan survei dari area seluas 300 km persegi menggunakan sensor laser yang dipasang di pesawat terbang untuk mengidentifikasi sisa-sisa kota yang tersembunyi di bawah tumbuhan dan pohon yang lebat. 

"Penelitian ini mengubah cara kita melihat budaya Amazon. Kebanyakan orang membayangkan kelompok-kelompok kecil yang mungkin telanjang, tinggal di gubuk-gubuk dan membersihkan lahan—— ini menunjukkan bahwa orang-orang kuno hidup dalam masyarakat perkotaan yang rumit," kata salah satu penulis penelitian, Antoine Dorison.

Penelitian ini dipercaya dapat mengubah apa yang diketahui tentang sejarah orang-orang yang tinggal di Amazon. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.