Sukses

Serangan Udara Israel Tewaskan 4 Pekerja Bantuan Internasional di Gaza

Empat orang pekerja bantuan internasional yang tergabung dalam World Central Kitchen tewas usai serangan udara Israel.

Liputan6.com, Gaza - Serangan udara Israel menewaskan empat pekerja bantuan internasional yang tergabung dalam badan amal World Central Kitchen. Korban tewas juga termasuk seorang sopir Palestina yang membawa mereka.

Insiden tersebut terjadi beberapa jam setelah anggota lembaga amal itu membawa kiriman makanan ke Gaza utara, yang diisolasi dan dihuni oleh penduduk yang kelaparan.

Dikutip dari laman AP News, Selasa (2/4/2024) rekaman menunjukkan lima jenazah di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di kota Deir al-Balah, Gaza tengah.

Beberapa dari mereka mengenakan alat pelindung diri dengan logo badan amal tersebut. Staf menunjukkan paspor tiga orang yang tewas -- Inggris, Australia dan Polandia. Namun, kewarganegaraan pekerja bantuan keempat belum diketahui.

Militer Israel mengatakan, pihaknya sedang melakukan peninjauan untuk memahami keadaan insiden tragis ini.

World Central Kitchen, badan amal yang didirikan oleh koki selebriti José Andrés, mengatakan bahwa pihaknya mengetahui laporan tersebut dan akan berbagi lebih banyak informasi ketika telah mengumpulkan semua fakta.

"Ini adalah sebuah tragedi. Pekerja bantuan kemanusiaan dan warga sipil jangan pernah menjadi sasaran," kata juru bicara WCK Linda Roth dalam sebuah pernyataan.

Mahmoud Thabet, seorang paramedis Bulan Sabit Merah Palestina yang berada di tim yang membawa jenazah ke rumah sakit, mengatakan kepada The Associated Press bahwa para pekerja berada dalam konvoi tiga mobil yang sedang menyeberang dari Gaza utara.

Lalu, tiba-tiba sebuah rudal Israel menghantam mobil tersebut. Thabet mengatakan, dia diberitahu oleh staf WCK bahwa tim tersebut berada di utara untuk mengoordinasikan distribusi bantuan yang baru tiba dan sedang menuju kembali ke Rafah di selatan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kapal Bantuan dari Siprus

Sementara itu, tiga kapal bantuan dari Siprus tiba pada Senin (1/4) pagi membawa sekitar 400 ton makanan dan perbekalan yang diorganisir oleh badan amal tersebut dan Uni Emirat Arab.

Ini adalah pengiriman kedua kelompok tersebut. Sementara, militer Israel terlibat dalam mengoordinasikan kedua pengiriman tersebut.

AS memuji jalur laut sebagai cara baru untuk menyalurkan bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza utara.

PBB mengatakan, sebagian besar penduduk Gaza berada di ambang kelaparan, sebagian besar terputus dari wilayah lain oleh pasukan Israel.

Di sisi lain, Israel melarang UNRWA, badan utama PBB di Gaza, untuk melakukan pengiriman ke wilayah utara, dan kelompok bantuan lainnya mengatakan bahwa pengiriman konvoi truk ke wilayah utara terlalu berbahaya karena kegagalan militer dalam menjamin perjalanan yang aman.

3 dari 4 halaman

UNRWA Tak Lagi Beroperasi

UNRWA mengatakan dalam laporan terbarunya bahwa 173 anggotanya telah terbunuh di Gaza dalam perang tersebut. Angka ini belum termasuk pekerja untuk organisasi bantuan lainnya.

Anggota dewan World Central Kitchen Robert Egger dan media melaporkan bahwa warga Australia yang tewas dalam serangan Senin malam adalah Zomi Frankcom (44) dari Melbourne.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengatakan pihaknya segera berupaya untuk mengkonfirmasi laporan kematian warga Australia.

Departemen tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Kami sudah jelas mengenai perlunya perlindungan nyawa warga sipil dalam konflik ini.”

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah pasukan Israel mengakhiri serangan selama dua minggu di Rumah Sakit Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, sehingga sebagian besar fasilitas tersebut hancur dan banyak kerusakan di lingkungan sekitarnya. Rekaman menunjukkan bangunan utama Shifa telah hangus terbakar.

 

4 dari 4 halaman

Alasan Israel Serang Shifa

Israel mengatakan, pihaknya melancarkan serangan terhadap Shifa karena anggota senior Hamas telah berkumpul di sana dan merencanakan serangan.

Militer mengatakan, pasukannya membunuh 200 militan dalam operasi tersebut, meskipun klaim bahwa mereka semua adalah militan tidak dapat dikonfirmasi, dan warga Palestina yang datang ke lokasi tersebut setelah pasukan mundur menemukan mayat warga sipil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.