Sukses

Heboh, Anak Laki-laki Inggris yang Hilang 6 Tahun Silam di Spanyol Ditemukan di Prancis

Alex Batty, dari Oldham, berusia 11 tahun dan berada di bawah perwalian neneknya Susan Caruana ketika dia diduga diculik oleh ibunya, Melanie Batty, dan kakeknya, David Batty.

Liputan6.com, London - Seorang anak laki-laki Inggris yang "menghilang" saat liburan keluarga ke Spanyol pada tahun 2017 telah ditemukan di Prancis.

Alex Batty, dari Oldham, berusia 11 tahun dan berada di bawah perwalian neneknya, Susan Caruana, ketika dia diduga diculik oleh ibunya, Melanie Batty, dan kakeknya, David Batty.

Caruana mengatakan dia yakin mantan pasangannya dan putrinya telah melarikan diri dengan membawa Alex karena mereka ingin dia memiliki gaya hidup alternatif.

Pada Kamis (14/12/2023), surat kabar Prancis La Depeche melaporkan para pejabat telah mengonfirmasi bahwa Batty, yang kini berusia 17 tahun, telah muncul di Kota Revel, Prancis selatan.

Dilansir BBC, Jumat (15/12), Alex menggunakan telepon seorang pengendara yang menumpanginya untuk mengirim pesan kepada neneknya di Inggris melalui media sosial. Dia menulis, "Aku sayang kamu, aku ingin pulang."

Polisi Greater Manchester (GMP) mengatakan petugas di Oldham telah melakukan kontak dengan pihak berwenang Prancis.

"Ini adalah penyelidikan yang rumit dan sudah berjalan lama dan kami perlu melakukan penyelidikan lebih lanjut serta menerapkan langkah-langkah pengamanan yang tepat," ungkap juru bicara GMP, seperti dilansir The Guardian.

Alex hilang setelah liburan yang telah direncanakan sebelumnya di Malaga bersama ibu dan kakeknya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menginginkan Kehidupan Normal

Fabien Accidini, seorang mahasiswa chiropraktik dari Toulouse, mengatakan kepada La Depeche bahwa dia sedang mengemudi sambil mengantarkan obat-obatan di Aude ketika dia melihat Alex berjalan di tengah hujan sekitar pukul 02.00 pada Rabu (15/12) sambil memegang skateboard.

"Dia sedang berjalan saat hujan turun deras. Kali kedua saya berpapasan dengannya, saya memutuskan menawarkan untuk mengantarnya ke suatu tempat," tutur Accidini.

"Dia cukup tinggi dan berambut pirang, serta mengenakan celana jin hitam, sweater putih, dan ransel. Dia juga membawa skateboard di bawah lengannya dan senter untuk penerangan. Sikapnya membuat saya percaya diri. Dia akhirnya masuk ke van ... Selama beberapa menit pertama, dia tampak sedikit malu. Kami mencoba berbicara dalam bahasa Prancis tetapi saya perhatikan dia belum menguasai bahasa tersebut. Saya memutuskan untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Saat saya menanyakan namanya, dia berpura-pura namanya Zach, lalu kami melanjutkan ngobrol."

Accidini menambahkan, "Kami berbicara selama lebih dari tiga jam! Dengan sangat cepat, dia memberi saya identitas aslinya – Alex Batty – sebelum menceritakan kisahnya kepada saya."

Lebih lanjut, Accidini menuturkan bahwa Alex memberitahunya dia dibawa pergi pada tahun 2017 ketika berusia 11 tahun dan tinggal di Spanyol di sebuah rumah mewah dengan sekitar 10 orang selama tiga tahun.

Menurut Accidini, Alex tidak memiliki rasa permusuhan terhadap ibunya, tapi dia sangat ingin bertemu neneknya.

"Dia sangat merindukan orang-orang yang dicintainya," ungkap Accidini.

Pria berusia 26 tahun itu mengungkapkan kepada Sky News bahwa Alex mengaku kepadanya dia telah mendaki gunung terdekat selama lebih dari empat hari dalam upaya untuk kembali ke Inggris.

Accidini awalnya tidak memercayai cerita tersebut, tetapi kemudian setuju untuk menghubungi polisi.

"Setelah saya menelepon polisi untuk menjelaskan situasinya, lalu polisi tiba, saat itulah saya menyadari keseluruhan cerita (adalah nyata)," ujar Accidini.

Alex, sebut Accidini, tidak menyesal meninggalkan komunitas di mana dia berada selama ini.

"Dia hanya ingin menjalani kehidupan normal, bertemu neneknya lagi dan memiliki masa depan yang 'normal' – itulah yang dia sampaikan," kata Accidini.

3 dari 3 halaman

Penyelidikan Dipimpin Polisi Inggris

Pada tahun 2018, Caruana mengimbau publik untuk mendapatkan informasi tentang Alex di hari ulang tahunnya yang ke-12. Dia mengatakan putrinya sebelumnya tinggal di sebuah komune di Maroko bersama Alex dan ingin memberinya gaya hidup alternatif.

"Alasan saya yakin mereka melakukan hal ini adalah karena pada dasarnya gaya hidup saya, sistem kepercayaan saya, bukanlah apa yang mereka setujui – hanya menjalani kehidupan sehari-hari, seperti yang dilakukan orang normal," ujar Caruana.

"Mereka tidak ingin dia bersekolah, mereka tidak percaya pada sekolah umum."

Caruana, yang telah merawat Alex selama tiga tahun, mengizinkannya pergi berlibur bersama pasangan tersebut karena kesehatan yang buruk menghalanginya untuk melakukan hal tersebut.

Dinas sosial Prancis merawat Alex sebelum dia kembali ke Inggris. Dia juga menjalani tes kesehatan. Jaksa Toulouse mengatakan polisi Inggris memimpin penyelidikan atas kasus Alex.

Terkait penemuan Alex, Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan, "Kami mendukung warga negara Inggris di Prancis dan berhubungan dengan pihak berwenang setempat."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini