Sukses

Donald Trump Ogah Ikut Debat Perdana Partai Republik AS, Alasannya: Publik Tahu Siapa Saya

Debat pertama Partai Republik untuk menentukan nominasi capres dalam Pilpres AS 2024 akan digelar pada Rabu 23 Agustus.

Liputan6.com, Washington - Donald Trump mengonfirmasi bahwa dia tidak akan hadir dalam debat presiden Partai Republik. Penuh percaya diri, presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) itu mengatakan publik sudah mengenalnya.

"Publik tahu siapa saya & betapa suksesnya kepresidenan saya," tulis Trump di Truth Social. "Oleh karena itu saya tidak akan melakukan debat."

Belum jelas apakah Trump akan absen dalam semua debat pemilihan pendahuluan Partai Republik. Debat pertama akan digelar pada Rabu 23 Agustus.

Sementara itu, pemungutan suara Pilpres AS 2024 akan dimulai di Negara Bagian Iowa pada 15 Januari 2024.

Jajak pendapat terbaru secara konsisten menunjukkan bahwa Trump, yang tengah menghadapi sejumlah tuntutan pidana, saat ini menjadi calon terdepan untuk nominasi Partai Republik. Sebuah jajak pendapat dari mitra BBC, CBS News, menunjukkan saingan terdekatnya, Gubernur Florida Ron DeSantis, tertinggal jauh di belakang. Demikian seperti dilansir BBC, Selasa (22/8/2023).

Dalam beberapa bulan terakhir, Trump telah berulang kali menyatakan bahwa dia tidak akan bergabung dengan debat Partai Republik.

Trump dikabarkan berencana menggelar wawancara dengan mantan pembawa acara Fox News Tucker Carlson tepat pada momen debat pertama di Milwaukee.

Sikap Trump yang memilih melewatkan debat minggu ini memicu kritik, termasuk dari salah satu saingannya dari Partai Republik, mantan Gubernur New Jersey Chris Christie.

"Jika dia percaya dia harus dicalonkan, jika dia percaya bahwa dia memiliki rekor yang hebat, jika dia yakin dia adalah orang terbaik untuk melawan Joe Biden maka muncullah pada Rabu malam dan berhenti menjadi pengecut," kata Christie pekan lalu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Trump Digempur Kasus Hukum

Trump menghadapi lusinan dakwaan pidana dan akan diadili beberapa kali dalam 18 bulan ke depan, bahkan saat dia berkampanye.

Selain dakwaan terbaru di Georgia terkait upaya membatalkan hasil pemilu 2020, Trump juga menghadapi dakwaan di Florida karena secara ilegal menimbun file-file rahasia negara di propertinya, Mar-a-Lago, dan menolak mengembalikannya ketika diminta.

Dakwaan ketiganya diungkapkan bulan ini di Washington DC, di mana jaksa penuntut menuduhnya berulang kali menayangkan klaim palsu bahwa dia telah memenangkan pilpres terakhir.

Trump telah berulang kali menggambarkan berbagai tuduhan terhadapnya sebagai "perburuan penyihir" atau witch hunt, istilah yang menggambarkan upaya mencari-cari kesalahan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.