Sukses

Viral Harga Seragam Sekolah di Indonesia Setara Pakaian Brand Impor

Harga baju seragam SMA di salah satu kota di Indonesia ini ada yang sampai Rp 300 ribu lebih. Setara brand Uniqlo?

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini masyarakat dibuat kaget dengan harga seragam sekolah menengah di salah satu kota di Indonesia yang terpantau mahal. Berita itu terkuak lewat curhatan netizen yang merasa resah karena total harga seragam sekolah yang mencapai jutaan rupiah. 

Sejumlah netizen memberikan bukti berupa harga-harga baju seragam yang harus dibeli: 

  • 1 stel baju abu-abu putih: Rp 359.400 
  • 1 stel baju pramuka: Rp 315.850
  • 1 stel baju batik: Rp 383.200
  • 1 stel seragam khas: Rp 440.550

Belakangan terkuak bahwa sekolah itu berada di Tulungagung. Kepala sekolah pun langsung dicopot.

Daftar harga itu kemudian viral di media sosial, lalu mengingatkan beberapa netizen dengan harga brand impor seperti Uniqlo dari Jepang. 

<p>Harga seragam sekolah yang mahal di salah satu SMA di Jawa Timur membuat netizen Twitter membandingkannya dengan brand-brand impor.</p><p>Screenshot salah satu netizen Twitter yang kaget karena harga seragam sekolah yang mahal.</p>

Uniqlo merupakan produk Jepang yang sangat populer karena desainnya yang terkenal artsy dan kasual. 

Berdasarkan penelusuran Liputan6.com soal harga seragam yang lebih mahal dari brand Uniqlo, didapati bahwa memang kisaran kemeja Uniqlo dibanderol sekitar Rp300 ribuan.

Ada kemeja batik Uniqlo yang harganya Rp 199 ribu saat promo. Harga kemeja Oxford lengan panjang juga lebih murah dari seragam khas SMA di Tulungagung itu.

Berikut beberapa contohnya: 

<p>Kemeja Uniqlo. Dok: Situs resmi Uniqlo</p>

<p>Kemeja putih Oxford di Uniqlo. Dok: Situs resmi Uniqlo</p>

<p>Blus wanita Uniqlo yang cocok di acara kasual hingga formal. Dok: Situs resmi Uniqlo</p>

<p>Kemeja Uniqlo. Dok: Situs resmi Uniqlo</p>

<p>Batu batik Uniqlo. Dok: Situs resmi Uniqlo</p>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kepala Sekolah SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung Dicopot

Sebelumnya dilaporkan, Plt Kepala SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung harus merelakan jabatannya dicopot buntut adanya penjualan seragam yang dibanderol mahal hingga Rp2,3 juta oleh sekolah.

"Keputusan ini diambil setelah tim identifikasi menemukan adanya standar operasional prosedur (SOP) yang tidak dipatuhi sekolah," kata Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai, Senin, 24 Juli 2023.

Dispendik Jatim akan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap tingkat kepatuhan masing-masing satuan pendidikan. Pihaknya juga menginstruksikan satuan pendidikan SMA, SMK, dan SLB negeri tidak mewajibkan pembelian seragam sekolah yang ditentukan oleh sekolah.

"Setiap satuan pendidikan dilarang mewajibkan orangtua atau wali murid untuk membeli seragam dari koperasi sekolah. Jadi tidak boleh ada paksaan pembelian seragam sekolah melalui koperasi," katanya.

Aries menegaskan tidak pernah memberikan arahan untuk menunjuk seseorang sebagai distribusi pakaian seragam sekolah.

Sebagai Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries meminta jika ada orang tua merasa keberatan dengan biaya baju seragam dari koperasi, bisa mengembalikan seperti saat membeli dalam kondisi semula dalam bentuk kain yang belum dijahit

"Kami (dinas pendidikan) membuat surat edaran mempertegas kembali kepada sekolah-sekolah terkait pengadaan pakaian seragam yang tidak menjadi ranah sekolah. Sekolah tidak boleh memberatkan wali murid. Koperasi sekolah bukan sumber utama pengadaan pakaian seragam sekolah," ujar Aries.

Dalam surat edaran tersebut cukup jelas bahwa wali murid bisa bebas untuk mendapatkan seragam sekolah bagi putra-putrinya dari pihak mana pun.

3 dari 3 halaman

Kasus di Cilacap

Setelah kasus di Tulungagung, muncul lagi kasus seragam sekolah mahal di Cilacap. 

Indi, seorang wali murid di sebuah SMP Negeri di Cilacap mengeluhkan harga seragam sekolah yang tak masuk akal.

Ia harus mengeluarkan uang sebesar Rp 2.150.000 untuk seragam dan buku sekolah. Untuk paket seragamnya terdiri dari seragam OSIS, seragam identitas sekolah, pramuka dan olah raga.

"Saya tidak tahu rincian harga perseragam karena tidak diberitahu, katanya rahasia," kata Indi kepada Liputan6.com, Selasa (25/7/2023).

Selain seragam, ia juga mendapat buku paket sebanyak 8 buku. "Ini juga tidak diberi tahu rinciannya, semua bersifat wajib," ujarnya.

Pada saat mendapatkan bukti pembayaranpun tak ditandatangani pihak sekolah namun hanya dicap dengan tulisan "Koperasi Kejujuran".

Sementara Apri, orang tua murid lain dari SMP Negeri lainnya pun mengeluhkan hal yang sama. Ia harus mengeluarkan biaya Rp 1.400.000 untuk membayar paket seragam yang terdiri dari seragam OSIS, seragam identitas sekolah, pramuka, olah raga dan jilbab.

Namun, beberapa di antaranya baru berupa kain yang masih perlu dibawa ke tukang jahit.

"Aduh ini kok seperti untuk dibisnisin di sekolah sih," kata Apri.

Bukan hanya soal seragam, orang tua siswa juga harus menjerit untuk mebayar uang buku. Seperti yang terjadi pada Ipi. Ia harus membayar uang buku setiap bulan agar putranya yang duduk di bangku SD kelas 3 dapat mengikuti pelajaran.

"Wajib beli buku per tema yang harga buku pertema lebih dari 50 ribu. Itu bisa satu bulan 2 buku," kata dia.

Buku-buku tersebut wajib ia beli agar putranya bisa ikut belajar di kelas.

"Tapi kadang bukunya tidak kepakai. Jadi mubazir," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.