Sukses

Sering Terlambat dan Jarang On Time? Ternyata Ini Alasannya Menurut Psikolog

Sementara banyak orang mungkin mengklaim Anda sebagai pribadi yang malas atau pelupa, secara psikologi Anda mungkin menderita kondisi yang tidak banyak diketahui. Ini kata psikolog.

Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda sering terlambat dalam menghadiri sebuah janji temu? Atau apakah Anda sering terlambat karena sering lupa terkait acara tersebut?

Sementara banyak orang mungkin mengklaim Anda sebagai pribadi yang malas atau pelupa, secara psikologi Anda mungkin menderita kondisi yang tidak banyak diketahui, yang dikenal sebagai kebutaan waktu atau time blindness.

Dilansir Daily Mail, Jumat (21/7/2023), seorang psikolog dan ahli kesehatan mental, Robert Common, menjelaskan bahwa kondisi tersebut mengacu pada ketidakmampuan untuk mengenali kapan waktu telah berlalu atau memperkirakan berapa lama suatu hal dapat berlangsung. 

Akibatnya, Anda mungkin seringkali harus berlari-lari mengejar bus, gagal menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, atau berpikir bahwa suatu tugas hanya akan memakan waktu sepuluh menit untuk Anda selesaikan padahal sebenarnya Anda membutuhkan waktu lebih dari itu. 

Namun, dengan kondisi tersebut, Anda juga bisa merasakan hal sebaliknya. Misalnya, Anda menghadiri sebuah acara, tiga jam sebelum acara tersebut dimulai. 

Fenomena tersebut tidak didefinisikan sebagai suatu kondisi medis, tetapi dokter menggunakannya dalam konsep lupa waktu. 

Kebutaan waktu juga merupakan gejala umum ADHD.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gejala Umum ADHD

Psikolog utama di chatbot kesehatan mental AI Wysa, Smriti Joshi mengatakan, "Banyak faktor yang terkait dengan ADHD, seperti kesulitan dalam memori kerja dapat berkontribusi pada penggunaan waktu yang terdistorsi."

Tetapi ini tidak berarti Anda harus memiliki ADHD untuk mengalami kebutaan waktu, karena siapa pun dapat mengalami fenomena tersebut.

Sementara menurut psikoterapis dan juru bicara Dewan Psikoterapi Inggris (UKCP) Sue Smith, trauma anak usia dini dan perasaan disosiasi (keadaan kesadaran yang berubah atau keterpisahan dari lingkungan terdekat dan identitas pribadi) sebagai seorang anak juga dapat mengakibatkan seseorang mengalami kebutaan waktu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.