Sukses

Mayoritas Anak Tewas Usai Gabung Sekte Sesat di Kenya, Diminta Tidak Makan Demi Lepas dari Kutukan

Polisi Kenya menemukan mayoritas anak-anak tewas setelah menjadi korban dari sekte sesat yang dipimpin oleh Pastor Paul Mackenzie Nthenge.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi Kenya menemukan mayoritas anak-anak tewas setelah menjadi korban dari sekte sesat yang dipimpin oleh Pastor Paul Mackenzie Nthenge.

Sejak pekan lalu, polisi di Kenya telah menemukan setidaknya 73 jenazah orang yang diyakini mati kelaparan (mayoritas anak).

Mereka dikubur di tanah dangkal di wilayah pesisir negara itu, dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (27/4/2023).

Pastor Paul Mackenzie Nthenge adalah seorang pengkhotbah kontroversial di Good News International Church yang mengindoktrinasi para pengikutnya, meminta pengikut untuk meninggalkan "kehidupan duniawi" dan bertemu di lahan pertaniannya seluas 325 hektar (800 acre) di sebuah desa.

Mereka diminta untuk berpuasa dalam durasi panjang dengan iming-iming bisa "bertemu Yesus".

Mackenzie mendirikan gerejanya di kota pesisir Malindi pada tahun 2003. Sejak itu, dia terus berselisih dengan pihak berwenang setelah tuduhan bahwa dia meminta anak-anak berhenti dari pendidikan formal.

Pada 2019, dia menutup gereja dan pindah ke Shakahola bersama beberapa anggotanya.

Mackenzie yang sering mengemukakan bahwa dia memiliki kekuatan kenabian dan telah bertemu Yesus, mengatakan bahwa dia mendapat wahyu untuk melakukannya.

Dia menginstruksikan para pengikutnya untuk berhenti dari pekerjaan, keluar dari sekolah formal, berhenti makan dan tidak mencari perawatan medis di rumah sakit saat sakit.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelaku Pernah Diadili

Pada tanggal 23 Maret 2023, Mackenzie diadili di pengadilan dan dibebaskan dengan uang jaminan 10.000 shilling Kenya.

Dia juga pernah ditangkap sebelumnya pada tahun 2019, terkait dengan kematian anak-anak, tetapi dibebaskan dengan jaminan. Kedua kasus tersebut masih dalam proses pengadilan.

Sedikitnya 73 jenazah ditemukan, 27 orang selamat dan dirawat di rumah sakit namun mengalami gizi buruk.

Pencarian masih terus berlangsung, tidak hanya jenazah tetapi juga korban yang selamat dari sekte tersebut, beberapa di antaranya masih menolak makan. Para pengikut mengatakan mereka disuruh kelaparan untuk menghindari kutukan apokaliptik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.