Sukses

26 April 1994: Kecelakaan Pesawat Airbus Tewaskan 261 Orang di Jepang, Penyebab Masih Jadi Misteri

Tepat pada tanggal 26 April, Taiwan Airbus A-300 jatuh di Nagoya Jepang, dan menewaskan 262 tewas. Media melaporkan adanya masalah mesin, tetapi pihak maskapai membantahnya.

Liputan6.com, Nagoya - Tepat tanggal 26 April di tahun 1994, sebuah jet jumbo Taiwan jatuh dan terbakar saat mendarat di bandara Nagoya Jepang.

Pihak China Airlines mengatakan, pesawat jet Airbus A300-600R berbadan lebarnya, membawa 256 penumpang dan 15 awak ketika jatuh pada Selasa malam sekitar pukul 20:16. (07:16 EDT).

Dikabarkan oleh The Washington Post, Rabu (19/4/2023) Rekaman menara kontrol menunjukkan bahwa pilot dari China Air Flight 140 tersebut mengirim pesan radio satu menit sebelum kecelakaan, "Kami akan mengulangi pendekatan kami."

Sementara, saksi mata mengatakan kepada jaringan NHK News Jepang bahwa pesawat itu tampaknya mendarat tanpa roda pendaratan. Hidung pesawat jatuh terlebih dahulu, dan menabrak landasan, kata mereka.

Ada tiga ledakan yang terjadi secara berturut-turut dengan cepat, dan jet itu dengan cepat dilalap api.

Pencarian korban kecelakaan pesawat ini memakan waktu sekitar sembilan jam.

Para penyintas yang ditemukan, dilarikan ke rumah sakit di Nagoya, sebuah pusat industri dan manufaktur otomotif sekitar 170 mil barat daya Tokyo.

Di antara mereka ada seorang anak laki-laki berusia tiga tahun yang selamat, dan ada juga seorang bayi perempuan yang mengalami luka bakar parah, dan kemudian meninggal di rumah sakit.

Menurut laporan pers, peristiwa ini menewaskan 261 orang. Sepuluh orang yang selamat dirawat di rumah sakit.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Korban Pesawat

Hampir semua penumpang yang terdaftar memiliki nama Jepang atau China.

Pejabat melaporkan bahwa 155 penumpang di dalamnya adalah orang Jepang, dan sisanya adalah orang tanpa kewarganegaraan.

Sebuah perusahaan travel di Nagano, Jepang, mengatakan telah memesan 22 kursi di pesawat itu kepada grup wisata Jepang.

Walaupun persitiwa ini sudah menelan banyak korban jiwa, kecelakaan udara di Jepang yang menelan korban jiwa terbesar terjadi pada tahun 1985, ketika sebuah pesawat Japan Air Lines Boeing 747 jatuh di pegunungan timur laut Tokyo dan menewaskan 520 orang.

3 dari 4 halaman

Kronologi Kejadian

Pesawat meninggalkan Taipei dan tiba dengan lancar di wilayah udara Jepang, kata pihak berwenang di sini.

Pada pukul 20:13 malam, pilot mengirimkan pesan standar melalui radio, "China Airlines 140, melewati penanda luar." Ini adalah titik sekitar delapan mil selatan bandara Nagoya.

Menara kontrol menjawab, secara rutin, "Lanjutkan pendekatanmu."

Satu menit kemudian, menara kontrol memberikan izin pendaratan Penerbangan 140. Pilot menjawab, "Roger, CAL 140, siap untuk mendarat."

Kira-kira satu menit setelah itu, pilot mengirimkan pesan terakhirnya, mengatakan dengan tenang bahwa pesawat akan mengulangi pendekatannya.

Tapi bukannya berputar balik, jet itu terus turun, dengan hidungnya lebih dulu, kata para saksi.

4 dari 4 halaman

Penyebab Kecelakaan

Pihak China Airlines mengatakan bahwa penyebab kecelakaan kemungkinan akibat sayap kanan pesawat yang menyentuh tanah ketika mendekati landasan.

Namun, ada laporan media yang mengatakan bahwa pesawat mengalami masalah mesin di Taipei, sehingga menunda jam lepas landas.

Pesawat memang sedikit terlambat dari jadwal saat itu, tetapi maskapai tidak mau mengomentari hal tersebut.

Sementara, Airbus Industrie di Paris, perusahaan yang membangun pesawat tersebut, membantah laporan masalah mesin.

Mereka mengatakan pesawat itu dikirim ke China Airlines pada tahun 1991 dan merupakan model pertama dari tipe itu yang jatuh.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini