Sukses

27 April 2012: Jelang Piala Eropa 4 Bom Berturut-turut Meledak di Ukraina, 27 Orang Terluka

Sedikitnya 27 orang terluka oleh empat ledakan berturut-turut yang mengoyak kota timur Dnipropetrovsk, Ukraina pada 27 April 2012.

Liputan6.com, Kyiv - Empat bom meledak di kota Dnipropetrovsk, Ukraina yang menurut pihak berwenang merupakan aksi terorisme. Insiden itu terjadi pada 27 April 2012 dan melukai 27 orang, termasuk sembilan anak.

Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yanukovich, mengatakan bahwa ledakan itu dari bom yang ditanam di tempat sampah merupakan "tantangan bagi seluruh negeri".

Pihak berwenang sedang mempertimbangkan bagaimana menanggapi "dengan tepat".

"Bom pertama sepertinya diletakkan di tempat sampah tepat di sebelah halte trem di dekat gedung opera. Ledakan itu terjadi pada pukul 11.50 ketika sebuah trem lewat," Sue Turton melaporkan dari Moskow, demikian dikutip dari Al Jazeera, Rabu (19/4/2023).

Ledakan kedua terjadi 30 menit kemudian di sebelah bioskop dan melukai 11 orang, sembilan di antaranya anak-anak, kata kementerian darurat dalam sebuah pernyataan.

Ledakan bom ketiga menyusul tidak lama kemudian di sebelah taman, melukai dua orang.

Ledakan keempat juga terdengar di pusat kota, tetapi tidak menimbulkan korban.

"Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata salah satu penduduk, Volodymyr Klitchko. "Dnipropetrovsk dulunya adalah kota yang tenang."

Parlemen mengadakan sesi darurat dan Vitaly Zakharchenko yang saat itu menjabat sebagai menteri dalam negeri segera berangkat ke Dnipropetrovsk untuk memimpin penyelidikan.

Di luar kota, polisi yang mengenakan rompi antipeluru dan bersenjatakan senapan serbu Kalashnikov menghentikan mobil untuk pemeriksaan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Adanya Terorisme di Balik Serangan Bom

Pihak berwenang tidak memberikan penjelasan langsung tentang motif apa pun atau siapa yang mereka pikir berada di balik bom tersebut. Namun, kantor kejaksaan mengatakan bahwa pihaknya telah meluncurkan kasus kriminal yang mengklasifikasikan ledakan itu sebagai "aksi terorisme".

Pihak berwenang membantah laporan media lokal bahwa sebuah kelompok telah mengklaim ledakan tersebut.

"Tidak ada tuntutan atau ancaman dari orang yang teridentifikasi atau tidak teridentifikasi telah dikirim ke polisi," kantor berita Interfax mengutip Vladimir Rakitsky yang saat itu menjabat sebagai wakil kepala dinas keamanan Ukraina Vladimir Rakitsky.

Dnipropetrovsk, 400 km tenggara ibu kota Kiev, adalah salah satu pusat industri terbesar bekas republik Soviet dan merupakan pusat utama industri nuklir, senjata, dan ruang angkasa di zaman Soviet.

Kota itu menjadi batu loncatan bagi mantan Presiden Leonid Kuchma, yang menjabat dari 1994 hingga 2005, untuk naik ke tampuk kekuasaan.

Dnipropetrovsk juga merupakan kota asal lawan sengit Yanukovych, pemimpin Revolusi Oranye 2004 Yulia Tymoshenko, yang menjalani hukuman penjara karena penyalahgunaan kekuasaan yang telah membuat tegang hubungan antara Ukraina dan Uni Eropa.

Tymoshenko telah melakukan mogok makan sejak minggu lalu sebelum insiden bom terjadi, dan mengatakan ia menderita pemukulan di penjara tempat ia menjalani hukuman tujuh tahun yang dipersengketakan.

 

3 dari 4 halaman

Ledakan Bom Terjadi Menjelang Pertandingan Sepak Bola Euro-2012

Dnipropetrovsk bukanlah kota tuan rumah dalam kejuaraan sepak bola Eropa yang akan diselenggarakan Ukraina bersama Polandia pada Juni dan Juli, tetapi berada di jalur tur trofi yang dijadwalkan di sana pada 21 Mei 2012.

Mantan Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan pengeboman itu merupakan kejadian luar biasa.

"Kami harus menangani masalah ini dengan sangat serius," katanya.

"Setiap serangan di wilayah kami adalah sesuatu yang luar biasa,dan saya pikir kita dapat berbicara tentang serangan pada saat ini, sementara konteks Euro-2012 membuat kita sangat sensitif terhadap peristiwa semacam itu."

Serangan bom jarang terjadi di Ukraina. Namun, serangkaian ledakan serupa di bagian timur negara itu pada Januari 2011 dikaitkan oleh para pejabat dengan upaya memeras uang.

Ledakan meledak saat dinas keamanan melakukan latihan anti-teroris di stadion Olimpiade di Kiev, tempat beberapa pertandingan di Euro-2012 termasuk final pada 1 Juli 2012.

"Saya pikir orang-orang yang melakukan kejahatan brutal ini, juga kaki tangan serangan terhadap citra negara kita menjelang Euro-2012," ujar Hryhory Surkis yang kala itu menjadi kepala federasi sepak bola Ukraina.

UEFA, badan pengatur sepak bola Eropa, mengatakan tetap yakin dengan kemampuan otoritas Ukraina untuk menggelar "turnamen yang lancar dan meriah" meskipun terjadi pengeboman.

Tetangga Ukraina, Rusia, juga menawarkan untuk membantu pihak berwenang menyelidiki pengeboman tersebut.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Uni Eropa berhubungan erat dengan Ukraina dan siap memberikan bantuan.

4 dari 4 halaman

Kena Ledakan Bom Mobil, Pejabat Wilayah Ukraina yang Dikuasai Rusia Tewas

Bicara soal serangan bom yang terjadi di Ukraina, seorang pejabat lokal di bagian selatan wilayah Kherson, Ukraina yang dikendalikan oleh pasukan Rusia dilaporkan meninggal karena terkena serangan bom mobil. Insiden itu terjadi pada Kamis, 22 Desember 2022, kata pemerintah lokal yang diutus Rusia.

Pemerintah lokal menyalahkan kematian Andrei Shlepa pada "teroris Ukraina".

Tidak ada komentar segera tentang insiden tersebut dari pihak berwenang Ukraina.

Laporan media Ukraina tentang kematian Shlepa menyebutnya sebagai "penjajah" dan sebagai seseorang yang aktif bekerja sama dengan pasukan Rusia.

Mengutip dari The Straits Times, Kamis (23/12/2022), rekaman video yang tidak diverifikasi dari dugaan serangan yang diunggah online menunjukkan asap abu-abu tebal dan api membumbung ke udara di atas sebuah mobil.

Sementara itu, Kyiv mengatakan pihaknya berencana untuk merebut kembali dengan paksa semua wilayah yang direbut oleh pasukan Rusia sejak mereka menginvasi pada 24 Februari 2022 dalam apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" untuk memastikan keamanannya sendiri.

Shlepa adalah yang terbaru dari sejumlah pejabat Rusia yang meninggal dalam keadaan suram.

Baca selebihnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini