Sukses

Buntut Reformasi Usia Pensiun Prancis, Emmanuel Macron Dijuluki Presiden Munafik oleh Pendemo

Kedatangan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Belanda mendapat sambutan pedas.

Liputan6.com, Amsterdam - Kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Belanda mendapat sambutan pedas dari warga. Mereka ikut protes terhadap aturan baru pemerintah Prancis soal menambah usia pensiun dari 62 ke 64.

Aturan baru itu itu menuai kontroversi, sebab pihak pemerintah memakai Pasal 49 alinea 3 (49.3) dari Konstitusi Prancis untuk meloloskan aturan itu tanpa voting.

Menurut laporan Le Monde, Kamis (13/4/2023), para pendemo ada yang mendisrupsi pidato Presiden Macron di teater Amare dengan cara menampilkan spanduk yang mengkritik Macron.

Spanduk itu berbunyi: Presiden Kekerasan dan Kemunafikan.

Pendemo juga berteriak bahwa ada "jutaan pendemo di jalanan" Prancis.

Presiden Emmanuel Macron mendebat para pendemo itu. Ia berkata orang-orang yang semaunya menolak aturan justru memberikan risiko kepada demokrasi.

Polisi Tahan Pendemo RusuhDemonstran yang menentang reformasi pensiun Prancis memasang spanduk bertuliskan

Laporan media Belanda, NL Times, menyebut polisi menahan dua orang pendemo karena melakukan disrupsi saat Presiden Macron di University of Amsterdam. Salah satu yang ditahan adalah pendemo perempuan.

Kedua orang itu ditahan karena mengganggu ketertiban publik dan memberikan ancaman. Mereka juga berusaha menjangkau Presiden Macron, namun berhasil dihalau pasukan keamanan.

Kontroversi Usai ke China

Itu adalah hari kedua berturut-turut para pengunjuk rasa menargetkan Macron, yang menghadapi keresahan kemarahan di dalam negeri atas reformasi pensiunnya.  (AP Photo/Peter Dejong)

Presiden Macron berkunjung ke Prancis usai ia bertemu Presiden Xi Jinping di China. Pada pertemuan itu, Macron juga menuai sorotan karena responsnya soal isu Taiwan. 

Pemimpin Prancis itu berkata negaranya tak ingin ikut-ikutan AS atau China.

"Hal terburuk adalah berpikir bahwa kami harus menjadi pengikut dan menyesuaikan diri kami ke ritme Amerika dan over-reaksi China," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Protes Reformasi Pensiun Prancis: Demonstran Serang Restoran Favorit Presiden Emmanuel Macron

Sebelumnya, para pengunjuk rasa di Paris, Prancis, menyerang salah satu restoran favorit Presiden Emmanuel Macron pada Kamis (6/4/2023), di tengah ketegangan atas reformasi pensiun yang terus berlanjut.

Demonstran melemparkan batu, botol, dan cat ke arah polisi di La Rotonde, sebuah restoran terkenal yang sering dikunjungi tokoh terkemuka termasuk seniman Spanyol Pablo Picasso. Macron dan timnya merayakan kemenangan pemilu 2017 di sana. 

Restoran itu dilaporkan sempat mengalami kebakaran kecil sebentar di bagian luar dan berhasil dipadamkan.

Kamis merupakan hari ke-11 kerusuhan sejak Januari 2023, atas undang-undang yang menaikkan batas usia pensiun dua tahun, yaitu dari 62 menjadi 64 tahun. Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan, terdapat 570.000 orang berdemonstrasi di seluruh Prancis, sementara serikat pekerja memperkirakan jumlahnya sekitar 2 juta.

Pemerintah mengatakan 111 orang ditahan dan 154 petugas polisi terluka dalam aksi protes pada Kamis. Bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi tidak hanya terjadi di Paris, namun juga sejumlah kota lain termasuk Nantes, Nancy, dan Rennes.

Dewan Konstitusi pada 14 April akan memutuskan validitas undang-undang reformasi pensiun tersebut dan memiliki kekuatan untuk membatalkan sebagian atau seluruhnya.

Presiden Macron sendiri saat ini tengah melakukan lawatan ke China.

3 dari 3 halaman

Aksi Mogok 13 April

 

Serikat pekerja menyerukan protes dan aksi mogok baru pada 13 April, sehari sebelum putusan reformasi pensiun.

Meskipun aksi protes sebagian besar berjalan damai, unsur kekerasan tidak terhindari sejak pemerintah pada Maret memutuskan untuk memaksakan undang-undang tersebut melalui majelis rendah parlemen tanpa pemungutan suara.

Macron membela langkah itu, dengan mengatakan reformasi pensiun adalah suatu keharusan. Sejumlah ahli mengatakan sebaliknya bahwa sistem pensiun dalam kondisi yang relatif baik dan kemungkinan akan kembali berimbang tanpa perlu reformasi.

Kerusuhan, bersama dengan aksi mogok, telah menyebabkan kekacauan di seluruh Prancis. Para pemimpin serikat pekerja mengharapkan jumlah massa yang besar akan menjaga momentum menjelang keputusan dewan.

"Kami belum menyerah dan kami tidak berniat melakukannya," kata seorang pegawai negeri Davy Chretien (50) di Marseille, seperti dilansir BBC, Jumat 7 April.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini