Sukses

Jadi Tempat Piknik dan Ngeteh, Nelayan Alih Fungsikan Kapal Karam Saddam Husein

Salah satu kapal pesiar mewah Saddam Husein dibiarkan berkarat di sungai yang ada di Irak Selatan. Daripada tidak terpakai, nelayan alih fungsikan jadi tempat piknik dan minum teh.

Liputan6.com, Qurnah - Sebuah kapal mewah dan besar teronggok di sungai Irak Selatan, terbalik dan dibiarkan berkarat.

Bangkai kapal pesiar milik Saddam Husein itu menjadi pengingat yang gamblang atas berakhirnya kepemimpinan tangan besi Saddam Husein akibat invasi Amerika Serikat sekitar dua dekade yang lalu.

Kapal “al-Mansur” memiliki panjang yang mencapai 121 meter, kapal pesiar tersebut merupakan simbol kekayaan dan kekuasaan dari Presiden Irak kelima itu.  

Dilansir dari CNN, Selasa (21/3/2023), kapal al-Mansur dibuat pada tahun 1980-an, yang 43 tahun kemudian telah menjadi kapal karam yang kini difungsikan sebuah destinasi piknik kecil-kecilan bagi para turis dan nelayan.

Siapa sangka, kapal mewah milik mantan orang nomor satu di Irak ini kini menjadi kapal yang dipanjat oleh para turis dan nelayan demi bisa menikmati secangkir teh di atasnya dengan pemandangan sungai Irak Selatan.

“Ketika masih menjadi milik mantan presiden tersebut, tidak ada satu pun yang bisa mendekatinya (kapal),” kata Hussein Sabahi, salah satu warga yang sering menyempatkan diri bersantai di atas kapal karam tersebut setelah bekerja seharian.

“Saya tidak percaya kapal itu dulunya milik Saddam dan sekarang saya berkegiatan di sekitarnya,” tambahnya.

Semulanya, kapal tersebut akan dikendarai oleh Saddam untuk meninggalkan Umm Qasr menuju Basra dan mengamankan diri dari invasi AS yang mengancam keselamatannya.

Namun, rupanya kapal pesiar tersebut justru menjadi target pasukan AS, kapal al-Mansur diserang dan mengalami kerusakan yang membuatnya berakhir karam di jalur air Shatt al-Arab bahkan sebelum sempat digunakan sama sekali.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kapal Pesiar Al-Mansur Merupakan Peninggalan Bersejarah

Dalam kekacauan setelah jatuhnya kepemimpinan Saddam, kapal pesiar miliknya dijarah habis-habisan. 

Segala sesuatu di dalam kapal itu dirampas, mulai dari lampu gantung, furnitur, hingga bagian terkecil struktur logam semua disingkirkan.

Kapal al-Mansur, yang merupakan salah satu dari tiga kapal pesiar milik Saddam, mampu menampung sebanyak 200 tamu dan dilengkapi oleh helipad.

Pejabat AS pada tahun 2003 memperkirakan bahwa Saddam dan keluarganya mungkin telah mengumpulkan hingga 40 miliar dolar dana haram.

Dua kapal pesiar lainnya juga telah dialih fungsikan, salah satunya yaitu telah menjadi sebuah hotel di Basra.

Sebagian warga Irak merasa bahwa kapal karam tersebut harus dilestarikan. Namun, sampai sekarang pemerintah masih belum mengalokasikan dana untuk hal tersebut.

Zahi Moussa, seorang kapten angkatan laut yang bekerja di kementerian transportasi Irak, merasa bahwa kapal tersebut terlampau berharga untuk dibiarkan berkarat begitu saja.

“Kapal pesiar ini seperti permata berharga, seperti mahakarya langka yang Anda simpan di rumah,” katanya Moussa.

“Kami merasa sedih melihatnya menjadi seperti ini,” tambahnya.

 

 

3 dari 4 halaman

Resensi Film Triangle of Sadness: Granat Meledak di Kapal Pesiar, Nasib Penyintas Tergantung Petugas Kebersihan

Megahnya kapal pesiar memang selalu menarik perhatian, baik itu di dunia nyata maupun di dunia perfilman. Film ini menjadikan kapal pesiar sebagai "tokoh utama" dalam kisahnya.

Triangle of Sadness adalah karya Ruben Ostlund, sineas kaliber festival yang dikenal lewat sejumlah film keren seperti De Ovrilliga, The Square, dan Force Majeure alias Turist.

Judul yang disebut terakhir mengantarnya meraih nominasi BAFTA Awards. Kini, film Triangle of Sadness sekali lagi membawa Ruben Ostlund berkelana ke ajang pernghargaan, termasuk Festival Film Cannes 2022.

Film ini diperkuat Harris Dickinson, Charlbi Dean, dan aktor peraih tiga nominasi Oscar, Woody Harrelson. Sebelum menonton, kami ingatkan Triangle of Sadness terdiri tiga babak. 

Durasi panjang menuntut Anda memiliki konsentrasi tinggi agar memahami alur film. Berikut resensi film Triangle of Sadness yang bisa Anda saksikan secara legal lewat platform streaming KlikFilm.

Baca selengkapnya di sini...

4 dari 4 halaman

6 Fakta Menarik Grenada, Pusat Kapal Pesiar Berlabuh di Karibia Timur

Masih tentang kapal pesiar, kali ini sebuah negara tempat berlabuhnya kapal-kapal raksasa ini sempat menjadi sorotan.

Grenada yang dikenal dengan nama Isle of Spice merupakan negara pulau di Hindia Barat. Negara ini adalah pulau paling selatan dari busur utara-selatan Antilles Kecil, terletak di Laut Karibia timur sekitar 160 km di utara pantai Venezuela.

Mengutip dari Britannica, Minggu 19 Februari 2023, ibu kota Grenada adalah St. George's yang terletak di pantai barat daya yang juga merupakan pelabuhan utama. Negara ini memiliki pelabuhan alami yang bagus, dan rumah-rumah berwarna pastelnya yang indah menjulang di lereng bukit dari tepi pantai. St. George's adalah pusat tempat kapal pesiar dan perahu sewaan di Karibia timur. 

Pada 1974, Grenada memperoleh kemerdekaan dalam Persemakmuran dan keanggotaan di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Grenada menjadi negara yang pertama dari enam Negara Asosiasi Hindia Barat yang melakukannya.

Grenada berasal dari gunung berapi, dengan punggung gunung yang membentang ke utara dan selatan sebagai lereng yang lebih curam ke barat dan kemiringan yang lebih bertahap ke timur dan tenggara. Titik tertinggi Grenada adalah Gunung St. Catherine 2.757 mdpl di bagian utara pedalaman.

Masih banyak hal mengenai Grenada selain letak geografisnya. 

Baca selengkapnya di sini...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.