Sukses

Gas Bocor di Kolam Renang Italia Picu 25 Orang Keracunan Massal

Liputan6.com, Roma - Dilaporkan 25 orang, termasuk anak usia tiga tahun, menjadi korban usai keracunan massal di sebuah kolam renang di Pusat Olahraga Monti Lessini di Bosco Chiesanuova, Verona, Italia utara.

Korban yang terkena dampak serius pun kemudian dibawa ke rumah sakit di Negrar, Borgo Trento dan Borgo Roma.

Sementara yang lainnya diangkut ke pusat kesehatan dengan dua minibus, menurut media setempat. Sementara itu, penjaga kolam juga dilaporkan berada di rumah sakit.

Dilansir laman Mirror, Selasa (21/3/2023), dari 25 orang yang mengalami insiden, sembilan di antaranya adalah anak-anak berusia tiga hingga enam tahun yang berada di kolam tersebut untuk mengikuti les berenang.

Pasca kejadian, polisi, petugas pemadam kebakaran, paramedis, dan pakar nuklir pun berkumpul di lokasi kejadian untuk menganalisa kondisi kolam renang setelah gas klorin dilepaskan di dalamnya sekitar pukul 10 pagi waktu setempat.

Kementerian Dalam Negeri Italia menyebut mereka adalah "kelompok khusus petugas pemadam kebakaran yang dipanggil untuk menangani situasi besar."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terlalu Banyak Klorin

Tim penyelidik percaya keracunan terjadi ketika pekerja kolam salah menghitung jumlah klorin yang dibutuhkan untuk mensterilkan kolam.

Media lokal menyebut bahwa jumlah gas klorin yang berlebih, menyebabkan awan gas klorin beracun naik dari permukaan air yang kemudian menyebabkan keracunan. 

Gas klorin digunakan oleh Jerman sebagai senjata dalam Perang Dunia I dan bisa berakibat fatal jika terhirup.

Korban dapat mengalami sesak napas, penglihatan kabur, nyeri terbakar di hidung, mata dan tenggorokan serta lecet pada kulit.

Ini bukan kasus keracunan massal pertama di dunia tahun ini. Sebelumnya, ratusan anak perempuan jatuh sakit di sekolah-sekolah di Iran karena "keracunan yang disengaja".

Younes Panahi, wakil menteri kesehatan Iran, mengatakan bahwa "orang-orang tertentu menginginkan penutupan semua sekolah, terutama sekolah perempuan dan sengaja meracuni siswa dengan senyawa kimia". 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.